Terabaikan 5 Dokter, Oprah Winfrey Ungkap Gejala Perimenopause yang Pengaruhi Jantungnya

Oprah Winfrey tak mengalami gejala umum perimenopause.

EPA
Oprah Winfrey tak mengalami gejala umum perimenopause.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oprah Winfrey belum lama ini bicara terbuka mengenai kebingungan yang pernah dia alami menjelang masa menopause atau perimenopause. Kala itu, Winfrey mengalami gejala perimenopause yang tak bisa dijelaskan oleh lima dokter berbeda.

Pembawa acara dan produser televisi tersebut mengungkapkan bahwa dia tak mengalami gejala umum perimenopause, seperti hot flashes atau sensasi panas pada tubuh bagian atas. Akan tetapi, dia mulai merasakan jantungnya kerap berdebar lebih cepat ketika memasuki penghujung usia 40-an.

Ketika menyadari bahwa jantungnya kerap berdebar kencang, Winfrey mencoba untuk berkonsultasi dengan dokter. Tak hanya dengan satu dokter, Winfrey bahkan menemui lima orang dokter untuk mendapatkan jawaban mengenai keluhan tersebut. Satu orang dokter bahkan meresepkannya obat-obatan jantung untuk mengatasi keluhan jantung berdebar atau palpitasi jantung yang Winfrey alami.

"Dia tak pernah sekali pun menyebut bahwa (keluhan palpitasi jantung) ini mungkin disebabkan oleh menopause atau perimenopause," jelas Winfrey, seperti dilansir Today, Kamis (6/4/2023).

Winfrey justru menemukan hubungan antara palpitasi jantung dengan perimenopause secara tak sengaja melalui sebuah buku. Buku tersebut membahas soal palpitasi jantung sebagai salah satu gejala dari perimenopause.

Selain palpitasi jantung, Winfrey juga mengalami gejala klasik perimenopause berupa brain fog. Winfrey mengatakan gejala ini sempat membuatnya tidak bisa berkonsentrasi saat membaca. Padahal, membaca merupakan salah satu aktivitas yang sangat dia sukai.

"Saya tak bisa berkonsentrasi dalam waktu lama," ujar Winfrey.

Keluhan serupa ternyata juga dirasakan oleh teman Winfrey. Keduanya merasa gejala brain fog ini membuat mereka menjadi sulit berkonsentrasi dan ketajaman berpikir mereka menjadi lebih tumpul.

Dalam kesempatan yang sama, kontributor NBC News Maria Shriver turut membagikan informasi yang dia peroleh selama meriset dan memberitakan persoalan menopause. menurut Shriver, ada banyak dokter yang salah mendiagnosis gejala perimenopause sebagai gejala depresi atau gangguan kecemasan usia paruh baya.

Baca Juga

Apa itu perimenopause?
Menurut Dr Sharon Malone, perimenopause merupakan periode transisi yang dilalui oleh wanita sebelum mengalami menopause. Perimenopause bisa memunculkan gejala seperti hot flashes, vagina kering, gangguan tidur, serta brain fog.

"Gejala ini bisa muncul lebih awal di periode menstruasi akhir Anda," ujar Dr Malone.

Perimenopause memiliki periode yang tidak bisa dipastikan. Periode perimenopause bisa terjadi sekitar empat hingga 10 tahun sebelum menopause.

Berbeda dengan perimenopause, menopause memiliki titik waktu kemunculan yang pasti. Menopause, lanjut Dr Malone, dimulai setelah menstruasi terakhir dilalui oleh wanita.

"Ini dikonfirmasi dengan 12 bulan berikutnya tanpa mengalami menstruasi," ujar Dr Malone.

 
Berita Terpopuler