Rhenald Kasali Ungkap 10 Ciri Orang yang Menjadi Tempat Pencucian Uang

Usaha yang tiba-tiba besar bisa jadi salah satu tempat pencucian uang.

Freepik
Ilustrasi crazy rich. Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali mengungkapkan ada 10 tanda yang bisa dilihat bila kekayaan dimiliki seorang crazy rich merupakan titipan atau dana pencucian uang
Rep: Dian Fath Risalah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena crazy rich sangat menarik untuk dibahas. Istilah crazy rich ramai di Indonesia dan disematkan kepada mereka yang suka menunjukkan kemewahan di media sosial. Mirisnya, dua crazy rich di Indonesia ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan investasi opsi biner alias binary option

Baca Juga

Mereka adalah Indra Kenz dan Doni Salmanan. Keduanya kerap memamerkan kekayaan di media sosial sebelum menjadi tersangka dugaan penipuan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Menanggapi fenomena ini, Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali mengungkapkan ada 10 tanda yang bisa dilihat bila kekayaan dimiliki seorang crazy rich merupakan titipan atau dana pencucian uang dari seseorang yang sebenarnya lebih besar. Ciri pertama, adalah usaha yang tiba-tiba menjadi sangat besar dengan jumlah nominal yang tidak masuk akal.

"Ciri kedua, uangnya didapatkan dengan cara yang sangat mudah. Namanya juga easy money, yang penting tujuannya memang adalah menitipkan dan yang terpenting asetnya masih kelihatan ada di situ dan akhirnya orang-orang yang mendapatkan easy money kemudian berharta jadi uangnya dipakai untuk membeli Ferrari dan sebagiannya," katanya dalam saluran Youtube milik Rhenald Khasali dikutip, Selasa (4/3/2023)

Ciri ketiga, mereka yang dititipkan uang selalu memiliki alibi bahwa kekayaannya merupakan hasil dari usaha. Padahal, sangat mustahil hasil usahanya yang tak seberapa itu bisa membeli sebuah ferari ataupun pesawat jet.

"Ini kan lucu-lucuan namanya, dan mereka juga bilang (kekayaan) ini didapat dari investasi baru dan pekerjaan yang kita tahu tak mungkin menghasilkan uang sebesar itu," kata Rhenald.

Ciri keempat, mereka yang dititipkan uang tersebut tidak membangun usaha, tetapi membangun new empire atau kerajaan baru yang sangat besar. Penyebabnya adalah setelah ada satu orang yang menitipkan uang untuk pencucuian uang, maka akan ada orang lain dengan DNA yang sama menitipkan uangnya karena merasa percaya dan bisa dengan mudah memantau uangnya.

Ciri berikutnya, mereka akan lebih memilih meninggalkan bisnis konvensional dan beralih pada bisnis baru. Mereka akan mengaku mendapatkan modalnya dari warisan atau kepintaran-kepintaran yang orang lain tidak paham dan sulit dianalisis.

"Misalnya mereka mengatakan trading, saya pikirkan trading itu ekspor-impor nyatanya trading itu pakai judi online pakai algoritma crypto, bisnis properti dan sebagainya yang tidak mudah untuk dipahami dan orang tidak tahu value-nya seperti apa," ucap Rhenald.

Biasanya, bisnis yang digeluti pun merupakan bisnis yang sudah ditinggalkan. Padahal, seorang pengusaha selalu memilih bisnis yang bersinar, tetapi anehnya ketika diramu oleh mereka yang dititipkan uang, usaha yang mulai meredup tersebut tiba-tiba akan menjadi bersinar.

Ciri keenam, mereka selalu ingin menarik perhatian dengan selalu memamerkan kekayaannya. Karena, mendapatkan uang dengan mudah, mereka selalu ingin menunjukkan bahwa mereka adalah orang kaya dan terpandang.

Ciri ketujuh, usahanya bisa tumbuh menjadi besar tanpa keahlian bisnis yang mumpuni. Hal ini karena ada orang lain yang tentunya pandai dalam mengatur bisnis di belakang layar.

"Jadi mereka yang dititipkan uang atau para crazy rich ini tidak mengerti strategi bisnis, tidak mengerti planning financial, tidak mengerti management, tidak mengerti marketing dan sebagainya. Pokoknya dia tahunya ngomong saja dan tampil di publik," kata dia.

Ciri kedelapan, mereka yang dititipi sangat aktif dalam bermedia sosial dan selalu membuat konten di setiap aktivitasnya. Ciri kesembilan, para crazy rich tak pernah ragu untuk membagikan uang.

Ciri terakhir adalah mereka serta orang sekitar yang dititipi uang sering terjerat masalah hukum. Misal ada karyawanya yang terlibat pembunuhan narkoba, kekerasan atau apa sajalah perbuatan-perbuatan tidak pantas.

"Karena orang-orang yang punya banyak duit itu cenderung tidak menaruh perhatian pada anak-anaknya (yang dititipkan uang), akhirnya uang itu tumpah dan menimbulkan persoalan," tuturnya.

 
Berita Terpopuler