Ukraina Siapkan Skenario Rusia Tinggalkan Krimea

Ukraina akan membongkar jembatan strategis yang menghubungkan Laut Hitam dan Rusia.

AP/Maxar Technologies
Gambar satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan kerusakan pada Jembatan Kerch, yang menghubungkan Semenanjung Krimea, kanan atas, dengan Rusia, kiri bawah, melintasi selat antara Laut Hitam dan Laut Azov, dan gerbong terbakar, kanan atas , pada hari Sabtu, 8 Oktober 2022.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov menguraikan serangkaian langkah yang akan diambil pemerintah  setelah negara itu merebut kembali kendali Krimea. Mereka akan membongkar jembatan strategis yang menghubungkan semenanjung Laut Hitam dengan Rusia.

Baca Juga

Danilov menerbitkan rencana tersebut saat militer Ukraina bersiap untuk serangan balasan musim semi. Aksi tersebut diharapankan membuat keuntungan baru yang menentukan akhir dari lebih dari 13 bulan perang bersama Rusia.

Dalam saran Danilov itu menuntut orang Ukraina yang bekerja untuk pemerintahan yang ditunjuk Rusia di Krimea. Beberapa akan menghadapi tuntutan pidana dan yang lainnya akan kehilangan pensiun pemerintah yang dilarang dari pekerjaan publik.

Semua warga negara Rusia yang pindah ke Krimea setelah 2014 harus diusir. Semua kesepakatan real estat yang dibuat di bawah pemerintahan Rusia dibatalkan. 

Sebagai bagian dari rencana masa depan, Danilov juga menyerukan pembongkaran jembatan sepanjang 19 kilometer yang dibangun Rusia ke Krimea. Sebuah bom truk merusak  jembatan yang terpanjang di Eropa pada Oktober. Moskow menyalahkan intelijen militer Kiev atas serangan itu.

Rusia telah memperbaiki bagian jembatan yang rusak dan memulihkan aliran pasokan ke Krimea, yang berfungsi sebagai pusat utama militer Rusia selama perang. Ukraina tidak mengklaim bertanggung jawab atas bom tersebut, tetapi pejabat Ukraina telah berulang kali mengancam akan menyerang jembatan tersebut di masa lalu.

Danilov juga berpendapat untuk mengganti nama kota Sevastopol yang telah menjadi pangkalan utama Armada Laut Hitam Rusia sejak abad ke-19. Dia mengatakan, itu bisa disebut Objek No. 6 sebelum parlemen Ukraina memilih nama lain, menyarankan nama Akhtiar yang merupakan sebuah desa yang pernah berdiri di kota itu sekarang.

Kepala Sevastopol yang ditunjuk Rusia Mikhail Razvozhayev mengabaikan rencana Danilov sebagai ucapan orang sakit. “Salah jika memperlakukan komentar orang sakit dengan serius. Mereka harus disembuhkan, dan itulah yang dilakukan militer kita sekarang,” kata Razvozhayev kepada kantor berita milik pemerintah Rusia Tass.

 

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014. Namun sebagian besar dunia tidak mengakuinya sebagai wilayah Rusia. Status semenanjung di masa depan akan menjadi pembahasan utama dalam setiap negosiasi untuk mengakhiri pertempuran saat ini.

Istana Kremlin telah menuntut agar Ukraina mengakui kedaulatan Rusia atas Krimea. Moskow juga meminta Kiev mengakui tanah lain yang dicaplok sebagai syarat untuk perdamaian. Kiev telah mengesampingkan pembicaraan damai dengan Moskow sampai pasukan yang menginvasi meninggalkan semua wilayah yang diduduki, termasuk Krimea.

Danilov menerbitkan rencananya saat pasukan Ukraina bersiap untuk menggunakan senjata baru yang dipasok Barat. Lusinan tank tempur, bersiap untuk menerobos pertahanan Rusia dan merebut kembali wilayah yang diduduki dalam serangan balasan yang diharapkan paling cepat bulan ini.

Pasukan Rusia berusaha merebut benteng utama Ukraina di Bakhmut. Pergerakan itu sebagai bagian dari upaya pasukan Ukraina untuk merebut seluruh provinsi Donetsk yang merupakan bagian dari jantung industri timur Ukraina di Donbas. Pergerakan delapan bulan untuk Bakhmut adalah pertempuran perang terpanjang dan berpotensi paling mematikan.

Menurut militer Ukraina, serangan roket dan artileri terbaru Rusia menewaskan empat warga sipil dan melukai 15 lainnya sejak Sabtu (1/4/2023). Otoritas Ukraina melaporkan bahwa penembakan Rusia menewaskan enam warga sipil lainnya  di Kostiantynivka, sebuah kota kecil di provinsi Donetsk, pada Ahad (2/4/2023). Rentetan tembakan Rusia juga merusak banyak bangunan tempat tinggal dan melukai delapan orang. 

 
Berita Terpopuler