Ciri-Ciri Diabetes Anak: Leher dan Ketiak Hitam, Segera Periksakan Kadar Gula Darahnya

Waspada diabetes jika leher dan ketiak anak tampak hitam.

www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Hampir 75 persen anak dengan diabetes tipe 2 memiliki akantosis nigrikans, yakni area kulit yang gelap di leher atau ketiak.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda melihat tanda hitam di leher dan ketiak anak? Waspadalah, bisa jadi itu tanda diabetes melitus pada anak. Segera periksa kadar gula darah dan kontrol ke dokter.

President of Indonesian Pediatric Society, Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, mengatakan diabetes melitus juga dapat menyerang anak-anak. Kasus diabetes tipe 1 pada anak pun telah meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.

Baca Juga

Pada tahun 2010, prevalensi kasus diabetes pada anak di Indonesia hanya 0,028 per 100 ribu jiwa. Kemudian, pada tahun 2023 prevalensi kasus diabetes menjadi 2 per 100 ribu jiwa.

Prof Aman mengatakan banyak orang tua tidak menyadari bahwa pemeriksaan kesehatan dibutuhkan untuk mencegah terjadinya risiko kesehatan anak, termasuk diabetes. Ia menyebut masih banyak orang tua yang belum sadar bahwa diabetes juga dapat menyerang anak-anak.

Berdasarkan data global, rata-rata usia anak yang terkena diabetes melitus, yaitu sekitar lima hingga sembilan tahun dan 10 hingga 14 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada usia di luar itu.

"Untuk menghindari risiko terburuk, gejalanya perlu dideteksi sejak dini," jelasnya dalam media workshop bertema "Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja" di Jakarta, Selasa (27/3/2023).

Selain tipe 1, anak juga bisa mengalami diabetes tipe 2 dimana pankreas memproduksi insulin dalam kadar yang cukup, tapi tubuh tidak dapat menggunakannya secara efektif (resistensi insulin). Hasilnya area kulit yang gelap di leher atau ketiak (akantosis nigrikans).

"Hampir 75 persen anak dengan diabetes tipe 2 memiliki akantosis nigrikans," ungkap Prof Aman.

Prof Aman mengatakan jika ada anak tidak gemuk dengan akantosis nigrikans dan tumbuh bulu dan lain-lain, jangan dianggap diabetes. Cari pengobatan ke dokter endokrin anak.

"Jika dia anak perempuan, bisa jadi sindrom ovarium polikistik (PCOS), bila anak laki-laki bisa lain-lain, bisa juga ada masalah dengan paru-paru," ujarnya.

Namun, lanjut Prof Aman, bila anak gemuk dengan akantosis nigrikans, dia berarti resistensi insulin. Sebaiknya, lakukan sejumlah pemeriksaan, yaitu gula darah puasa, gula darah dua jam setelah konsumsi glukosa 75 gram, dan HbA1c.

"Kalau dia ternyata sudah mulai insulin resisten dan OGGT-nya terganggu, tapi dia belum diabetes, ini sudah harus diterapi, namanya pradiabetes pada dewasa, bisa dikasih metformin ini, jadi jangan jadi diabetes, tapi dengan syarat berat badannya diturunkan," ungkapnya.

Prof Aman menyerukan agar orang tua lebih peka mengenai kesehatan anaknya. Jangan sampai anak jatuh sakit baru memeriksakannya ke dokter.

"Periksakan kesehatan anak walaupun gejalanya ringan serta sediakan lingkungan dan makanan sehat untuk anak. Perhatikan kandungan gula yang dikonsumsi, jangan melebihi anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," ujarnya.

 
Berita Terpopuler