WHO: Vaksin Covid-19 tak Diperlukan Lagi untuk Anak dan Remaja yang Sehat

Anak-anak usia enam bulan hingga 17 tahun tidak diprioritaskan dapat vaksin Covid-19.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seorang anak di Lobby Langit 23 Paskal, Kota Bandung, Kamis (28/7/2022). Menurut panduan terbaru WHO, anak-anak usia enam bulan hingga 17 tahun yang sehat masuk prioritas rendah untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak dan remaja yang sehat kemungkinan besar tidak memerlukan vaksinasi Covid-19. Hal ini merujuk pada panduan terbaru yang diunggah di situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (29/3/2023).

Pekan lalu, Strategic Advisory Group of Expert on Immunization (SAGE), divisi WHO yang bertanggung jawab atas vaksin telah melakukan pertemuan untuk merevisi roadmap vaksinasi Covid-19. Roadmap yang baru mendefinisikan tiga kelompok prioritas, yakni tinggi, sedang, dan rendah, berdasarkan risiko keparahan penyakit dan kematian ketika tertular virus.

Anak-anak berusia antara enam bulan hingga 17 tahun yang sehat sekarang dianggap sebagai prioritas rendah. Badan tersebut mengatakan bahwa untuk kelompok ini, vaksin essensial untuk penyakit, seperti rotavirus, campak, polio, dan pneumokokus memiliki dampak yang lebih besar.

Dalam roadmap baru, badan tersebut juga merilis panduan terbaru tentang dosis booster Covid-19. Ketua SAGE Dr Hanna Nohynek menjelaskan bahwa peta jalan ini diperbarui untuk mencerminkan bahwa sebagian besar populasi telah divaksinasi, pernah terinfeksi Covid-19, atau keduanya.

"Roadmap yang direvisi menekankan pentingnya vaksin Covid-19, termasuk booster tambahan bagi mereka yang masih berisiko terkena penyakit parah, sebagian besar orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang memiliki komorbid," kata Dr Nohynek, seperti dilansir Fox News, Kamis (30/3/2023).

Dr Nohynek juga meminta negara-negara untuk mempertimbangkan konteks spesifik dalam memutuskan apakah akan terus memvaksinasi kelompok berisiko rendah, seperti anak-anak dan remaja yang sehat, tanpa mengorbankan vaksin rutin yang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan kelompok usia ini.

Dalam pernyataan resminya, SAGE juga mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan faktor-faktor termasuk beban penyakit, efektivitas biaya, dan prioritas kesehatan atau program lainnya, serta biaya peluang, ketika membuat keputusan tentang persyaratan vaksin untuk anak-anak dan remaja yang sehat.

"Tapi, untuk anak-anak yang memiliki gangguan pada sistem imun atau kondisi kesehatan yang sudah ada harus tetap mendapatkan vaksin Covid-19 karena risiko penyakit yang lebih parah," kata Dr Nohynek.

Baca Juga

Selain itu, bayi di bawah enam bulan juga direkomendasikan untuk menerima vaksin karena berisiko terdampak Covid-19 yang parah. Panduan ini juga menyerukan agar perempuan hamil divaksinasi secara lengkap untuk perlindungan penuh bagi ibu dan janin.

Marc Siegel, profesor kedokteran klinis di NYU Langone Medical Center di Amerika Serikat, setuju bahwa anak-anak dan remaja memiliki prioritas yang lebih rendah untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Lain halnya jika mereka memiliki obesitas atau penyakit kronis lainnya atau secara khusus berisiko.

"Manfaat kekebalan dari vaksin yang didapat dua tahun lalu mungkin saat ini sudah hampir habis. Namun, perubahan prioritas ini tidak sama dengan mengatakan bahwa mereka tidak boleh mendapatkan vaksin Covid-19," kata dia.

Prof Siegel mengatakan bahwa vaksinasi yang sudah dijalani belakangan ini terbukti mengurangi risiko gejala Covid-19 yang berkepanjangan pada semua usia. "Ini berarti vaksin tetap menjadi alat yang berharga," jelas Siegel.

 
Berita Terpopuler