Xi Jinping ke Rusia Promosikan Pembicaraan Damai

Cina sebut AS tak netral dan mengipasi konflik dengan memberi senjata ke Ukraina

Pavel Byrkin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden China Xi Jinping bersulang saat makan malam mereka di The Palace of the Facets adalah sebuah bangunan di Kremlin Moskow, Rusia, Selasa (21/3/2023).
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengatakan pada Rabu (22/3/2023), bahwa kunjungan Presiden Xi Jinping yang baru saja selesai ke Rusia adalah perjalanan persahabatan, kerja sama, dan perdamaian. Beijing sekali lagi mengkritik Washington karena memberikan dukungan militer ke Kiev.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin menegaskan kembali bahwa pihaknya tetap netral dalam konflik tersebut. "Tidak memiliki motif egois dalam masalah Ukraina, tidak berpangku tangan ... atau mengambil kesempatan untuk mendapatkan keuntungan sendiri," ujar Wang.

"Apa yang telah dilakukan Cina bermuara pada satu kata, yaitu mempromosikan pembicaraan damai," kata Wang pada pengarahan harian.

Wang menuduh Amerika Serikat (AS) tidak memiliki kenetralan dan malah mengipasi api konflik dengan memberikan senjata pertahanan ke Ukraina untuk keuntungannya sendiri.

AS, aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan negara-negara mitra telah secara terbuka mendukung Ukraina sejak awal konflik pada Februari tahun lalu. Sedangkan Cina secara luas dipandang memberikan dukungan ekonomi untuk rezim Putin sambil menghindari keterlibatan langsung.

“Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Rusia merupakan perjalanan persahabatan, kerja sama, dan perdamaian, yang telah menimbulkan tanggapan positif di komunitas internasional,” kata Wang.

Menurung Wang, Beijing akan terus memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian politik masalah Ukraina.  Dia merujuk pada proposal perdamaian 12 poin yang diajukan oleh Cina yang menyerukan gencatan senjata dan negosiasi.

Dokumen tersebut telah ditolak oleh Barat, sebagian besar karena Beijing memiliki hubungan "tanpa batas" dengan Moskow tidak dilihat sebagai perantara yang tidak memihak. Proposal itu juga tidak menyinggung sedikit pun tentang penarikan Rusia dari wilayah Ukraina yang diduduki secara paksa.

Kunjungan Xi sangat dipromosikan oleh Cina dan Rusia tetapi dibayangi oleh kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Ukraina pada Selasa (21/3/2023). Sekutu dekat AS dan saingan utama Cina di Asia Timur ini melakukan perjalanan pada hari kedua kunjungan kenegaraan Xi di Rusia.

AS dan sekutu terus mengungkapkan kekhawatiran bahwa Cina dapat menyediakan peralatan militer untuk melengkapi pembelian sumber daya energi Rusia dan penyediaan chip komputer untuk menjaga ekonomi Rusia tetap bertahan.

Baca Juga

Laporan New York Times pada Selasa menyatakan, Rusia telah membeli lebih dari 12 juta dolar AS drone dan suku cadang drone dari Cina pada tahun sejak invasi dimulai. Laporan tersebut mengutip data bea cukai resmi Rusia yang diberikan dari sumber yang tidak disebutkan.

Surat kabar itu mengatakan, sulit untuk menilai tentang drone itu mengandung teknologi AS. Dikatakan pengiriman termasuk produk dari DJI, yang merupakan salah satu pembuat drone komersial terkemuka dunia, serta perusahaan kecil, dan sering disalurkan melalui jaringan broker dan perusahaan ekspor yang lebih kecil.

Dalam komentar lain tentang Ukraina, Wang mengatakan, Rusia dan Cina sepakat bahwa Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus dipatuhi dan hukum internasional dihormati. Mereka menentang sanksi sepihak yang diberlakukan oleh AS dan lainnya untuk menghukum ekonomi dan pendukung keuangan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kedua belah pihak menunjukkan bahwa solusi untuk krisis Ukraina harus menghormati masalah keamanan yang sah dari semua negara dan mencegah pembentukan konfrontasi blok dan mengipasi api," kata Wang.

Wang tidak mengatakan sama sekali tentang surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuk presiden Rusia oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas tuduhan keterlibatan dalam penculikan ribuan anak dari Ukraina. Dalam pernyataan bersama yang ditandatangani di Moskow, Rusia dan Cina menekankan perlunya menghormati masalah keamanan yang sah dari semua negara untuk menyelesaikan konflik, menggemakan argumen bahwa mengirim pasukan untuk mencegah AS dan NATO mengubah negara menjadi benteng anti-Rusia.

“Kedua belah pihak menekankan bahwa dialog yang bertanggung jawab adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini dengan mantap,” kata Wang.

Menurut Wang, untuk mencapai tujuan itu, masyarakat internasional harus mendukung upaya konstruktif yang relevan. "Kedua belah pihak menyerukan penghentian semua tindakan yang dapat menyebabkan situasi tegang dan perang yang berkepanjangan, untuk menghindari kerusakan lebih lanjut atau bahkan hilangnya kendali krisis," ujarnya.

 
Berita Terpopuler