Sakura Tengah Berbunga di Himeji

Setelah mekar bunga sakura hanya dapat bertahan paling lama sepekan atau sering disebut dengan kiasan tujuh hari bunga sakura.

network /MASPRIL ARIES
.
Rep: MASPRIL ARIES Red: Partner

Kastil Himeji dan sakura tengah berbunga. (FOTO : Maspril Aries)

KAKI BUKIT – “Kapan waktu yang tepat berkunjung ke Jepang?” Pertanyaan itu sering dilontakan oleh mereka yang ingin berkunjung ke negara matahari terbit tersebut. Maka jawaban yang banyak terdengar , “Datang ke Jepang saat sakura telah mekar atau berbunga.”

Jawaban lainnya, “Bisa kapan saja jika anda ingin ke Jepang.” Tapi mengapa banyak yang merekomendasikan, datang ke Jepang saat sakura berbunga? Ya karena sakura memang tanaman yang tidak ada di wilayah tropis, dan bunganya datang pada waktu tertentu, tidak setiap waktu.

Musim Semi sakura tengah berbunga

Sakura akan berbunga setelah musim dingin berlalu, saatnya musim semi tiba. Datang ke Jepang pada musim semi berarti itu adalah saat yang tepat menyaksikan pohon sakura berbunga. Bunganya bermekaran dengan indah. Musim semi itu rentang waktunya, ya antara bulan Maret – Juni.

Jepang itu negara kepulauan yang memiliki panorama alam nan sangat indah dan aneka budaya serta adat-istiadat yang khas. Jepang yang kerap disebut negeri matahari terbit memiliki empat musim, yakni musim panas (Natsu), musim gugur (Aki), musim dingin (Fuyu), dan musim semi (Haru).

Pada musim semi bunga sakura mulai bermekaran. Pada pertengahan bulan Maret sampai akhir bulan April orang Jepang menyebutnya musim Hanami. Sakura mulai bermunculan dari ranting-ranting pohon yang tak berdaun, kemudian muncul kuncup-kuncup bunga. Kuncup-kuncup bunga ini mekar hampir bersamaan.

Setelah mekar bunga sakura hanya dapat bertahan paling lama sepekan atau sering disebut dengan kiasan “tujuh hari bunga sakura.” Setelah mekar dengan sempurna, kemudian satu persatu kelopak-kelopak bunganya berguguran dan berganti munculnya daun-daun berwarna hijau di ranting-rantingnya.

Kastil Himeji

Untuk bisa menyaksikan keindahan bunga sakura bisa dijumpai di banyak tempat di Jepang. Salah satu tempat menjadi pilihan melihat mekarnya bunga sakura di komplek istana Himeji atau juga kerap disebut kastil Himeji. Kenapa harus ke sana? Ya karena di sini ada taman bunga sakura yang luas dan menjadi tujuan kunjungan bukan hanya para wisatawan mancanegara, tapi warga Jepang juga memilih datang ke sini saat sakura berbunga.

Sudut Kota Himeji dengan trotoarnya lebar membuat nyaman pejalan kaki.

Berkunjung ke Himeji bisa dari Tokyo, namun jika berkunjung dari Osaka jaraknya lebih dekat. Kami mulai perjalanan menuju Himeji memilih moda transportasi kereta. Bermodal tiket kereta terusan JR Pass yang dibeli sejak di Indonesia, perjalanan dari stasiun Shin Osaka dengan kereta api bisa ditempuh dengan waktu sekitar 40 menit sudah tiba di stasiun Himeji.

Tujuan pertama banyak wisatawan setiba di Himeji adalah adalah kastil Himeji. Apa lagi jika berkunjung pada musim semi saat sakura tengah berbunga. Dari stasiun ke kastil, kami memilih berjalan kaki menyusuri trotoar kota Himeji yang lebar, bersih dan nyaman memanjakan pejalan kaki dengan udara yang sejuk dingin, suhu saat itu 14 derajat celcius. Berjalan kaki dengan santai sekitar 15 menit sudah tiba di gerbang istana.

Dari kejauhan bangunan istana berwarna putih dengan atap yang bertingkat sudah terlihat. Di gerbang istana sudah disambut dengan sakura yang mulai berbunga. Kastil Himeji berada di jantung kota Himeji, kota yang berada di bawah Prefektur Hyogo adalah menjadi destinasi wisata favorit bagi siapa pun yang datang ke sini. Setelah dari sini bisa dilanjutkan berkunjung ke destinasi lainnya.

Kota Himeji dengan latar belakang Kastil Himeji di kejauhan.

Kastil Himeji atau dikenal juga sebagai Kastil White Heron (Shirasagijo), adalah kastil yang memiliki nilai sejarah di Jepang dan masuk ke dalam daftar warisan kekayaan nasional Jepang. Tahun 1993 Unesco memasukkan kastil Himeji ke dalam daftar Situs Warisan Dunia, masuk sebagai kategori obyek wisata budaya.

Masuk ke komplek Kastil Himeji sebelum melewati gerbangnya harus menyebrangi sebuah jembatan. Dari luar gerbang istana sudah terlihat rimbunnya bunga Sakura yang mengelilingi kastil yang berada di ketinggian. Kastil Himeji di kelilingi sungai yang dipenuhi dengan perahu yang dirancang dengan disain pada zaman Edo.

Setelah melewati pintu gerbang terlihat sebuah lapangan atau plaza atau alun-alun San no Maru dengan dikelilingi pohon bunga sakura warna putih yang tengah mekar. Menyusuri jalan menuju kastil di kiri-kanan jalan ditutup oleh putihnya bunga sakura. Pemandu wisata di Jepang mengatakan, keindahan pemandangan sakura di Kastel Himeji adalah salah yang terbaik di Jepang.


Kastil Himeji dibangun pertama kali tahun 1346 pada zaman Istana Utara - Istana Selatan oleh putera shogun Akamatsu Norimura (Enshin) yang bernama Akamatsu Sadanori di lokasi gunung Hime yang terdapat di sebelah utara kota Himeji. Awalnya istana yang dibangun berukuran kecil. Kemudian bangunan dalam skala besar yang bisa disebut sebagai “kastil” mulai dibangun pada abad ke-16 oleh Kuroda Shigetaka dari klan Kodera yang berkuasa di daerah dataran rendah Harima.

Kastil Himeji pada senja menjelang malam.

Mahakarya Konstruksi Kayu

Kastil Himeji menurut ceritanya kerap luput dari bahaya api, perang dan gempa bumi, kastil ini juga tak pernah jatuh ke tangan musuh. Di kawasan ini masih berdiri menara utama dan bangunan-bangunan kastil lainnya masih banyak yang tersisa.

Pemerintah Jepang menetapkan delapan bangunan, antara lain menara utama, menara kecil, dan Watari-yagura yang ada di dalam komplek istana sebagai warisan kekayaan negara. Ada total 74 bangunan di dalam kompleks istana, terdiri dari 27 bangunan Yagura/Watari-yagura, 15 bangunan pintu gerbang, 32 bangunan tembok.

Kastil Himeji dengan sungai yang mengelilinginya.

Kastil Himeji atau Himeji-joo adalah kastil yang dibangun di tengah-tengah daratan. Model kastil ini disebut hirayamajiro. Pusat kastil berada di gunung Hime dengan menara utama yang di dirikan persis berada di tengah-tengah.

Kastil Himeji-joo menggunakan susunan bangunan model Teikaku yang berbentuk spiral yang berlawanan dengan arah jarum jam sebanyak tiga kali, dengan titik awal berada di utara gunung Hime. Putaran pertama dinamakan uchikuruwa (zona dalam), putaran kedua dinamakan nakakuruwa (zona tengah) dan putaran yang ketiga dinamakan sotokuruwa (zona luar)

Selain menikmati keindahan sakura, mereka yang datang juga bisa masuk ke dalam kastil dengan membayar tiket masuk untuk orang dewasa 1.000 Yen dan 300 Yen untuk anak. Di dalam kastil yang terbuat dari kayu yang kokoh wisatawan bisa mencapai puncak kastil dengan menaiki tangga kayu ke lantai enam. Tidak ada lift atau eskalator di sini. Di puncak kastil bisa melihat kota Himeji dari ketinggian.

Sakura tengah berbunga di Himeji pada musim semi.

Di Kastil Himeji setiap tahun ada festival. Seperti Festival Oshiromatsuri, yaitu festival musim panas terbesar di Himeji. Festival ini biasanya berlangsung pada tanggal 1 Agustus – 3 Agustus. Acaranya, ada parade, TarianSo dan atraksi-atraksi dan tarian tradisional yang telah diturunkan dari zaman dahulu kala.

Kemudian ada Festival Pegelaran Noh Kastil Himeji yaitu festival yang berpusat di reruntuhan peninggalan pasca perang Tahun 1948. Dengan menggelar pertunjukan Noh, festival ini menjadi sebuah landasan bagi para warga lokal dan menjadi simbol kebangkitan pasca perang. Festival diselenggarakan tanggal 20 Mei, yang berlokasi di alun-alun San no Maru Kastil Himeji.

Esok harinya, 21 Mei ada Festival Benteng Himeji yang mulai berlangsung dimulai berlangsun setelah Perang Dunia II pada tahun 1948, sebagai ungkapan rasa syukur warga Himeji atas selamatnya bangunan Benteng Himeji di antara reruntuhan kota yang hancur karena perang, sekaligus memperingati kebangkitan kembali kota Himeji sendiri.

Kastil Himeji-joo merupakan kastil yang dibangun di tengah-tengah daratan. Model kastil ini disebut hirayamajiro. Pusat kastil berada di gunung Hime dengan menara utama yang di dirikan persis berada di tengah-tengah. Daerah sekelilingnya yang merupakan tanah datar juga ikut dimasukkan ke dalam wilayah kastil.

Secara keseluruhan kastil Himeji-joo menggunakan susunan bangunan model Teikaku yang berbentuk spiral yang berlawanan dengan arah jarum jam sebanyak tiga kali, dengan titik awal berada di utara gunung Hime.

Putaran pertama dinamakan uchikuruwa (zona dalam), putaran kedua dinamakan nakakuruwa (zona tengah) dan putaran yang ketiga dinamakan sotokuruwa (zona luar) Kastil Himeji-joo merupakan kastil yang dibangun di tengah-tengah daratan.

Model kastil ini disebut hirayamajiro. Pusat kastil berada di gunung Hime dengan menara utama yang di dirikan persis berada di tengah-tengah. Daerah sekelilingnya yang merupakan tanah datar juga ikut dimasukkan ke dalam wilayah kastil.


Kastil Himeji menjadi salah satu bukti masyarakat Jepang juga dikenal sebagai masyarakat yang peduli melestarikan dan menjaga kebudayaannya. Dalam The World Heritage in Japan (2006) menyebutkan bahwa Himeji-joo adalah contoh terbaik yang masih ada dari arsitek istana Jepang abad 17. Ini adalah mahakarya konstruksi kayu, memadukan fungsi dengan daya tarik estetik, baik dalam penampilannya yang elegan yang dibatasi oleh dinding tanah liat bercat putih dan dalam kehalusan hubungan antara massa bangunan dan lapisan atap ganda.

Muslim Friendly

Setelah puas berkeliling komplek istana Himeji dengan keindahan bunga sakura perjalanan bisa dilanjutkan menuju destinasi lainnya. Destinasi yang ada di Himeji bisa dijangkau dengan transportasi sepeda. Sepeda bisa disewa di stasiun sepeda Harima yang berlokasi di terminal bus Shinki yang berada satu kawasan dengan stasiun Himeji. Bagi wisatawan yang ingin menyewa sepeda cukup dengan menunjukkan paspor. Sewa sepedanya gratis. Setelah menggunakan sepeda seharian, sepeda harus dikembalikan ke stasiun sepeda.

Trotoar Kota Himeji.

Dari Kastil Himeji perjalanan bisa menuju ke beberapa destinasi wisata yang ada. Seperti ke Kuil Engyoji yang berada di Gunung Shosha. Butuh waktu sekitar 30 menit dengan bus untuk tiba di kuli yang pernah menjadi lokasi pembuatan film “The Last Samurai.” Untuk sampai ke Kuil Engyoji yang berada di ketinggian harus naik kereta gantung lalu dilanjutkan berjalan kaki sekitar sekitar 20 menit.

Lalu ada juga Taman Koko-en yang tak jauh dari stasiun Himeji bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 15 menit. Di taman ini pengunjung akan dijamu dengan seremoni minum teh. Di taman ini ada rumah tinggal keluarga bangsawan Nishi yang dihiasi air terjun, aneka tanaman dan bunga diantaranya bunga sakura.

Juga ada destinasi lainnya, Rumah Monster Kappa. Monster Kappa ada dalam cerita rakyat setempat. Dalam ceritanya, monster ini menyerang dan menangkap anak-anak nakal. Namun kemudian monster ini menyesal karena tidak ada lagi anak-anak bermain. Rumah monster ini bisa dijangkau dengan menggunakan bus sekitar 20-30 menit.

Jika ingin membeli suvenir atau tanda mata bisa mendatangi Toko Bansankan. Toko ini menjual berbagai produk kerajinan lokal di Himeji. Ada berbagai jenis suvenir yang dijual, seperti ada sumpit dari besi.

Himeji saat ini dikenal sebagai destinasi wisata yang ramah bagi wisatawan muslim. Sejak 2018 Pemerintah daerah setempat sudah berkampanye dan mempromosikan wisata halal. Himeji mengincar wisatawan muslim dari Indonesia dan Malaysia.

Untuk urusan kuliner, di kota ini banyak dijumpai restoran halal. Restoran di kota ini memasang tulisan “Muslim Friendly” dan “Halal” di depan pintu masuk. Juga ada foto-foto makanan halal yang ditawarkan. Jika ragu bisa ditanya kepada pelayan restoran apakah menu makanan yang disajikan halal atau tidak?

Selain restoran halal di beberapa tempat juga tersedia musala untuk salat. Seperti di gedung Shinki, selain ada restoran halal juga ada musala berukuran sekitar 3x4 meter yang dilengkapi dengan Alquran dan perlengkapan salat bagi perempuan ada mukena. Untuk tempat salat, di Himeji sangat mudah ditemukan. Ruang salat pertama dibangun berada dalam Harima Cycle Station yang terletak tepat di depan stasiun JR Himeji. (maspril aries)

 
Berita Terpopuler