Cara Memahami Alquran dengan Benar

Jangan memahami Alquran hanya secara tekstual.

Dok Republika
Ilustrasi Alquran
Rep: Imas Damayanti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penulis Muslim asal Pakistan Sadaf Farooqi memberikan pemahaman singkat bagaimana baiknya umat Islam untuk memahami Alquran dengan baik dan benar.

Baca Juga

Dilansir di About Islam, Sabtu (11/3/2023), dia bercerita bahwa jika memahami ayat Alquran hanya secara tekstual, maka dikhawatirkan akan ada kesalahpahaman makna yang akan terjadi. Misalnya, dalam Alquran ada perintah untuk "Jangan mendekati shalat,". Padahal, itu bukan kalimat lengkap. Yang lengkap adalah "Jangan mendekati shalat dalam keadaan mabuk,".

"Itu pernah diucapkan seorang guru. Saya menemukan leluconnya dalam selera yang sangat buruk, tetapi apa yang dia katakan sebenarnya benar. Ia merujuk pada ayat Alquran yang melarang shalat dalam keadaan mabuk yang hukumnya telah lama dibatalkan. Sejak itu, saya menempuh jalan yang panjang dan menyedihkan. Saya memiliki pengalaman yang menyedihkan ketika mendengarkan dan membaca opini-opini yang menghina dari banyak orang yang mengaku “kritikus” agama dan Islam, dan kebanyakan dari mereka mengatakan hal-hal yang sangat tidak sopan dan menghujat tentang Alquran," ujarnya.

Maka timbul pertanyaan, bahwa meskipun Alquran tidak diragukan lagi adalah kitab petunjuk, rahmat, penyembuhan, dan spiritualitas yang mulia dan tak tertandingi, mengapa begitu banyak orang, baik Muslim maupun non-Muslim, salah menafsirkan ayat-ayatnya dan tidak mendapatkan petunjuk?

Islam, kata dia, merupakan agama yang meyakini bahwa seseorang menuju penyerahan diri dengan rendah hati kepada Allah, bahkan setelah membacanya dan membacanya secara mendalam dan analitis berkali-kali.

Mengapa Alquran tidak membimbing mereka?

Pengaruh niat, keadaan dan kemurnian hati seseorang sangat menentukan seberapa cepat dan seberapa banyak mereka akan menerima petunjuk dari Alquran begitu mereka mulai membaca, mempelajari dan merenungkannya. Ini adalah niat di dalam hati mereka yang dengannya mereka mendekati Alquran yang menjadi faktor penentu penting apakah kitab Agung ini menjadi sumber petunjuk Ilahi bagi mereka, atau hanya mewujudkan sepotong teks tertulis yang mereka baca untuk mendapatkan informasi tentang Islam serta Nabi Muhammad, dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah Islam.

Di dalam Alquran sendiri, Allah telah menjelaskan bagaimana Alquran hanya membimbing mereka yang rendah hati, tunduk, dan menerima untuk dibimbing, Allah berfirman, "Sesungguhnya di dalam ini ada risalah bagi siapa saja yang memiliki hati, atau yang membuka telinga, dan dengan sungguh-sungguh menyaksikan (kebenaran),". (50:37)

 

Bacaan teks Alquran

Alquran menjadi sumber kedamaian, bimbingan dan rahmat bagi siapa saja yang berusaha untuk menjadi lebih dekat dengan Allah, tetapi terlebih lagi bagi mereka yang jiwanya hancur dan keinginan yang hancur yang ingin kembali kepada Allah dalam pertobatan dan ketundukan setelahnya. Mereka telah mengalami kesulitan, kehilangan, kesedihan atau malapetaka dalam hidup.

Meskipun mereka adalah kontribusi besar terhadap dakwah kepada non-Muslim, dan merupakan batu loncatan yang monumental dalam sejarah Islam yang membantu menyebarkan pesan Alquran jauh dan luas, terjemahan Alquran tidak dapat memberikan yang tak tertandingi, menjangkau jiwa.

Efek mengharukan yang dimiliki kalam (kata-kata yang terdengar) dari pelafalan Alquran dalam bahasa Arab di hati orang beriman. Pada titik inilah para penuntut ilmu yang rajin, yang berusaha untuk menafsirkan dan merenungkan Alquran lebih dalam, mulai mencari cara untuk dapat memahami bahasa Arab secara langsung. Dan ini hanya dapat dia lakukan ketika mereka mendaftar di kursus yang tepat di bawah seorang guru, yaitu menghadiri kelas tatap muka, satu-satu di bawah orang atau cendekiawan yang lebih terpelajar, yang menyampaikan pengetahuan Islam melalui instruksi formal dan terstruktur.

Metode tradisional untuk mencari ilmu yaitu taklim, adalah salah satu rute yang paling dapat diandalkan, efektif, dan pasti yang dapat diperoleh oleh seorang pelajar Alquran yang tulus dalam pencarian mereka untuk menjadi lebih dekat dengan Allah melalui refleksi mendalam dari Kitab-Nya, Alquran.

Tetap bersih dari kejahatan iblis

Hal terakhir yang ia ingin tekankan sebagai faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan ketika berusaha untuk merenungkan dan memahami Alquran adalah kebutuhan mutlak untuk sepenuhnya menghindari salah tafsir atas ayat-ayatnya dan makna yang menyimpang yang berasal darinya.

Seseorang harus mengakui dan waspada terhadap setan, jin, dan manusia yang bekerja siang dan malam untuk menyesatkan manusia dari Jalan yang Benar. Mereka tidak pernah lelah dalam upaya mereka untuk membuat manusia tersesat dan kehilangan bimbingan Ilahi. Namun, mudah bagi setan-setan ini untuk menyesatkan manusia yang masih jauh dari Alquran. Dengan Muslim yang religius, setan menggunakan lebih banyak kejahatan licik untuk menyimpangkan mereka.

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler