Kesepakatan Minyak India-Rusia Ancam Dominasi Dolar AS

Kesepakatan jual-beli minyak antara Rusia dan India menggunakan dirham dan rubel.

EPA/MAXIM SHIPENKOV
Simbol mata uang rubel Rusia terlihat di trotoar di samping kantor Bank Lanta di Moskow, Rusia, 16 Agustus 2017. Sanksi internasional yang dipimpin AS terhadap Rusia telah mulai mengikis dominasi dolar AS selama puluhan tahun dalam perdagangan minyak internasional.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sanksi internasional yang dipimpin AS terhadap Rusia telah mulai mengikis dominasi dolar AS selama puluhan tahun dalam perdagangan minyak internasional. Pasalnya, karena sebagian besar kesepakatan minyak Rudia dan India, outlet utama Rusia untuk minyak mentah lintas laut, telah diselesaikan dalam mata uang lain.

Baca Juga

Keunggulan dolar secara berkala dipertanyakan. Namun terus berlanjut karena keuntungan luar biasa menggunakan mata uang yang paling banyak diterima untuk bisnis.

Perdagangan minyak India, sebagai tanggapan atas gejolak sanksi dan perang Ukraina, memberikan bukti terkuat sejauh ini tentang peralihan ke mata uang lain yang dapat bertahan lama. Negara ini adalah importir minyak nomor tiga dunia dan Rusia menjadi pemasok utamanya setelah Eropa menghindari pasokan Moskow menyusul invasi ke Ukraina yang dimulai pada Februari tahun lalu.

Setelah koalisi yang menentang perang memberlakukan batas harga minyak di Rusia pada 5 Desember, pelanggan India telah membayar sebagian besar minyak Rusia dalam mata uang non-dolar AS, termasuk dirham Uni Emirat Arab dan baru-baru ini rubel Rusia. Sumber menyebutkan, transaksi dalam tiga bulan terakhir totalnya setara dengan beberapa ratus juta dolar AS.

Ekonomi Kelompok Tujuh (G7), Uni Eropa dan Australia, menyetujui batas harga akhir tahun lalu untuk melarang layanan dan pengiriman Barat dari perdagangan minyak Rusia kecuali dijual dengan harga rendah yang dipaksakan untuk menghilangkan dana Moskow untuk perangnya.

 

Beberapa pedagang yang berbasis di Dubai, dan perusahaan energi Rusia Gazprom dan Rosneft mencari pembayaran non-dolar AS untuk tingkat tertentu minyak Rusia. Dalam beberapa pekan terakhir, minyak Rusia telah dijual di atas batas harga 60 dolar AS per barel, kata tiga sumber dengan pengetahuan langsung.

Akan tetapi, pembayaran lanjutan dalam dirham untuk minyak Rusia bisa menjadi lebih sulit. Amerika Serikat dan Inggris bulan lalu menambahkan MTS bank Rusia yang berbasis di Moskow dan Abu Dhabi ke lembaga keuangan Rusia dalam daftar sanksi.

MTS telah memfasilitasi beberapa pembayaran non-dolar AS minyak India, kata sumber perdagangan. Baik MTS maupun Departemen Keuangan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Sumber penyulingan India mengatakan sebagian besar bank Rusia menghadapi sanksi sejak perang, tetapi pelanggan India dan pemasok Rusia bertekad untuk tetap memperdagangkan minyak Rusia.

 

"Pemasok Rusia akan mencari beberapa bank lain untuk menerima pembayaran," kata sumber itu kepada Reuters.

 
Berita Terpopuler