Deretan Tokoh Intelektual Muslimah dalam Sejarah Sains

Banyak wanita Muslim yang juga memainkan peran penting dalam dunia Islam pra-modern.

Mgrol120
Ilustrasi Ilmuwan Muslimah. Deretan Tokoh Intelektual Muslimah dalam Sejarah Sains
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telah banyak tokoh muslim terkenal yang muncul dalam lintasan sejarah Islam dan sains. Sedangkan tokoh Muslimah belum banyak dikenal. Padahal, banyak wanita Muslim yang juga memainkan peran penting dalam dunia Islam pra-modern, baik sebagai cendekiawan, penyair, mistikus, penguasa, dan pejuang.

Baca Juga

Dalam sejarah Islam banyak ditemukan wanita muslim yang aktif terlibat dalam bidang kesehatan. Pada masa Nabi Muhammad SAW, mereka juga berlatih di medan perang. Beberapa hanya membantu yang terluka, sementara yang lain juga ikut berperang.

Dikutip dari About Islam, berikut deretan tokoh Muslimah yang beperan penting dalam dunia Islam.

Tokoh Muslimah di Bidang Kesehatan

Tokoh Muslimah pertama yang berkontribusi dalam bidang kesehatan adalah Nusaibah binti Ka'ab Al-Anshariyah. Ia adalah seorang pejuang dan praktisi medis terkenal. Ia juga dijuluki sebagai Ummu Umarah, ibunya para pemimpin. Ia adalah salah satu sahabat yang paling awal masuk Islam.

Nusaibah adalah wanita yang agung lagi pemberani. Ia paling dikenal karena berperang melawan orang-orang kafir Makkah dalam Perang Uhud. Ketika tidak bertempur, ia pun merawat tentara yang terluka. Di luar zona pertempuran, ia juga juga melakukan berbagai aktivitas kesehatan.

Kedua adalah Rufaida binti Saad al-Aslamiyah. Ia adalah tokoh Muslimah yang juga hidup di zaman Nabi Muhammad SAW. Ia juga sering disebut sebagai “perawat pertama dalam Islam”. Ia turut membantu yang terluka selama Pertempuran Badar.

Rufaidah memperoleh sebagian besar pengetahuan medisnya dengan membantu ayahnya dokter Saad al-Aslami. Dia menjadi tabib ahli, sampai-sampai Nabi SAW memerintahkan semua korban dikirim ke tendanya untuk berobat.

Masih banyak perawat dan praktisi medis wanita Muslim lainnya yang memasuki medan perang dan mengabdikan waktu dan keterampilan mereka untuk menyembuhkan luka pada masa Nabi. Di antaranya adalah Ummu Sinan Al-Islami (dikenal juga sebagai Ummu Imara), Ummu Matawe al-Aslamiyya dan Ummu Waraqah binti al-Harits.

 

 

Tokoh Muslimah Intelektual

Dalam sejarah juga banyak ditemukan wanita Muslim abad pertengahan yang berhasil menguasai bidang matematika serta bidang lainnya. Sejarawan seperti Ibnu al-Jawzi, Ibnu al-Khatib Baghdadi dan Ibnu Katsir memuji Sutayta al-Mahamali, yang dididik di bawah pengawasan beberapa ulama.

Sutayta Al Mahamali adalah ilmuwan muslim perempuan dalam bidang matematika khususnya Aritmatika. Ia hidup di paruh kedua abad ke-10 dan berasal dari keluarga terpelajar di Baghdad. Ayahnya adalah seorang sarjana dan hakim yang dihormati.

Sutayta menunjukkan kemampuan hebat dalam matematika, yang melampaui kemampuan sederhana untuk melakukan perhitungan. Dia unggul dalam hisab (aritmatika) dan ilmu faraidh (ilmu mawaris).

Sutayta juga memberikan kontribusi berharga untuk bidang-bidang seperti sastra Arab, hadits, dan yurisprudensi. Ia meninggal dunia pada tahun 377 H/987 M.

Tokoh muslim lainnya yang juga memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa adalah Lubna dari Kordoba. Ia termasuk bangsawan Istana Bani Umayyah di Andalusia dikenal karena kecintaannya pada akademisi. Keahliannya dalam menulis, tata bahasa, puisi, matematika, dan ilmu lainnya tidak tertandingi.

Tidak hanya sebagai sosok intelek, Lubna juga naik menjadi sekretaris istana khalifah Abdurrahman III dan putranya al-Hakam bin Abdurrahman. Lubna juga dikenal karena kecintaannya pada buku dan mengumpulkan sebuah perpustakaan yang terdiri dari lebih dari setengah juta buku (Ibnu Bashkuwal. Kitab al-Silla. Kairo, 2008, Vol. 2: 324).

Tiga muslimah maestro kaligrafi. - (republika)

 

Tokoh Muslimah di Bidang Pembangunan

Banyak wanita Muslim dari latar belakang kaya yang juga memainkan peran utama dalam mengembangkan peradaban dan ilmu pengetahuan di Dunia Islam abad pertengahan. Di antaranya adalah Zubaidah binti Abu Ja'far al-Manshur.

Namanya diabadikan dalam Bendungan Zubaidah atau lebih dikenal sebagai mata air Zubaidah yang terkenal di pinggiran Makkah. Mata air itu adalah bagian dari proyek besar yang dipimpinnya. Ia membangun stasiun layanan air di sepanjang rute haji dari Baghdad ke Makkah.

Zubaidah adalah istri khalifah Harun ar-Rasyid. Ia merupakan wanita terkaya dan terkuat di dunia pada masanya, dan merupakan wanita bangsawan yang sangat murah hati dan penuh kasih sayang.

Ada juga sosok wanita muslimah bernama Fatimah al-Fihri. Ia juga termasuk wanita muslim yang mengabdikan diri pada proyek sains dan pembangunan. Dia membangun kompleks masjid di Fes, Maroko, yang kemudian berkembang menjadi Universitas Al-Qarawiyyin, salah satu universitas pertama di dunia dan perpustakaan terlama di dunia.

Masjid Qarawiyyin juga memiliki menara yang sangat khas dengan denah berbentuk bujur sangkar. Tempat tersebut digunakan oleh para astronom yang bertugas menghitung ketepatan waktu dan pengaturan serta pemeliharaan jam.

Astronom Muwaqqit harus mengkomunikasikan waktu shalat yang benar kepada muadzin. Di dalam Darul Muwaqqit terdapat jam air Al-Lajai. Jam air tersebut dipakai untuk menghitung waktu shalat. Selain itu, masjid ini pun dilengkapi dengan jam matahari dan jam pasir. Itu dibuat oleh astronom Abu Zaid Abdurrahman Ibnu Sulaiman al-Lajai atas perintah Marinid Sultan Abu Salim Ali II.

Selain itu, ada pula tokoh muslimah bernama Dhayfa Khatun. Ia adalah Ratu Aleppo (sekarang Suriah) selama enam tahun di mana dia mendirikan dua sekolah terkenal. Yang pertama adalah Sekolah al-Firdaus, yang didedikasikan untuk studi Islam dan syariah Islam, khususnya doktrin Syafi`i.

Sedangkan sekolah kedua terletak di Mahalat al-Frafera, dikenal sebagai Sekolah Khahkah, yang berspesialisasi dalam bidang syariah dan ilmu lainnya.

 

Tokoh muslimah yang terakhir adalah Hurrem Sultan. Dialah yang membangun kompleks masjid di Istanbul dan kompleks Haseki Kulliye yang terdiri dari masjid, sekolah, dan dapur umum. Dia juga membangun pemandian dengan bagian terpisah untuk pria dan wanita, dua sekolah dan rumah sakit wanita. Tidak hanya itu, dia juga mendirikan empat sekolah di Makkah dan sebuah masjid di Yerusalem.

 
Berita Terpopuler