Hugh Jackman Anggap Wajar Bagi Australia untuk Tinggalkan Monarki

Hugh Jackman merupakan aktor kelahiran Australia.

EPA-EFE/ETTORE FERRARI
Aktor asal Australia Hugh Jackman tiba di pemutaran film The Son di Venice International Film Festival di Venisia, Italia, 7 September 2022. Jackman mendukung berdirinya Australia sebagai republik.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Hugh Jackman mendukung negara asalnya, Australia, untuk menjadi republik. Pemeran tokoh Wolverine itu berpendapat wajar bagi Australia untuk meninggalkan monarki setelah wafatnya Ratu Elizabeth II pada September 2022.

"Saya pikir Australia akan menjadi republik pada suatu saat. Rasanya alami. Rasanya seperti sesuatu yang, menurut saya tak terelakkan, dan saya kira akan menjadi bagian alami dari evolusi suatu negara," ujar aktor berusia 54 tahun itu saat menjadi bintang tamu di acara "Laura Kuenssberg on Sunday".

Jackman lahir di Australia dari orang tua asal Inggris. Bintang Hollywood itu menegaskan bahwa dia sama sekali tidak memiliki prasangka buruk terhadap keluarga Kerajaan Inggris. Sebaliknya, Jackman dan keluarganya justru mengagumi Ratu Elizabeth II dan penerusnya, Raja Charles III.

Baca Juga

Jackman mengenang dahulu ayahnya mengajak seluruh keluarga menghentikan aktivitas untuk menonton acara pernikahan Lady Diana dan Pangeran Charles pada 1981. Bahkan, keluarga Jackman ikut menganggapnya perayaan spesial dan patut dirayakan dengan minum sampanye.

"Jadi saya tumbuh dengan banyak hal itu. Saya sama sekali tidak memiliki pikiran buruk dan saya hanya mengharapkan yang terbaik untuk Raja Charles," ungkap bintang film The Greatest Showman itu, dikutip dari laman AceShowbiz, Ahad (19/2/2023).

Pendapat Jackman hadir setelah Australia mengumumkan pada awal 2022 bahwa monarki Inggris telah dihapus dari uang kertas negara tersebut. Bank sentral Australia mengonfirmasi bahwa desain asli, bukan gambar Charles, akan ditampilkan pada uang kertas pecahan lima dolar Australia yang baru.

"Raja akan tetap ada di koin, tetapi uang kertas lima dolar akan menggambarkan lebih banyak tentang sejarah, warisan, dan negara kita, dan saya melihat itu sebagai hal yang baik," ujar Bendahara Bank Sentral Australia, Jim Chalmers, kala itu.

Bank mengambil keputusan setelah berkonsultasi dengan pemerintah Australia, yang mendukung gagasan tersebut.

 
Berita Terpopuler