Mengkaji Hikmah Tawaf, Proses Mengelilingi Ka'bah Tujuh Putaran

Jamaah haji dan umroh akan melakukan tawaf.

EPA/SAUDI MINISTRY OF MEDIA
Mengkaji Hikmah Tawaf, Proses Mengelilingi Ka'bah Tujuh Putaran. Foto: Tawaf Qudum. Ilustrasi
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji dan umroh akan melakukan tawaf yakni mengelilingi Kabah sebanyak tujuh putaran. Jika dikaji lebih dalam, proses tawaf mengandung banyak hikmah.

Tawaf artinya mengitari atau mengelilingi. Secara istilah tawaf berarti mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad.

Tawaf dimulai dengan mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar. Kalimat takbir menandakan bahwa dalam memulai aktivitas apapun, setiap manusia harus punya kesadaran dalam dirinya bahwa hanya Tuhan yang Maha Besar. Manusia tak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Kesadaran mendalam ini harus tertanam dalam sanubari sehingga tidak ada kesombongan dan kezaliman dalam menjalani proses kehidupan.

ثُمَّ لْيَقْضُوا۟ تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا۟ نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا۟ بِٱلْبَيْتِ ٱلْعَتِيقِ

Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). (QS Al-Hajj: 29)

Tawaf membawa pesan maknawi berputar pada poros bumi yang paling awal dan paling dasar. Tujuh putaran melambangkan tujuh langit yang mengelilingi Arsy. Tujuh putaran juga mengingatkan kita semua bahwa langit dan bumi diciptakan oleh Allah sebanyak tujuh lapis. Tujuh putaran juga mengingatkan bahwa ada tujuh hari dalam seminggu.

Bahkan surat Al-Fatihah yang dilantunkan umat Islam saat sholat juga terdiri atas tujuh ayat (as-sab’u al-matsani). Pada hari ketujuh juga, umat Islam disunahkan memotong rambut bayi yang baru lahir dan menyembelih kambing dalam ritual akikah.

Ini tentu bukan kebetulan, pasti ada hikmah dan rahasia mengapa angka tujuh menjadi pilihan Tuhan di dalam hukum alam-Nya. Ada sebagian ulama berpendapat, angka tujuh adalah simbol dari pentingnya konsistensi dalam menjalani aktivitas. Manusia tidak boleh menyerah hanya karena gagal dalam aktivitas pertama dan kedua. Ia harus terus mencoba dan mencoba, bangkit tidak kenal lelah, untuk mencapai tujuan hidupnya.

Sedangkan lingkaran pelataran Kabah merupakan gambaran arena pertemuan manusia dengan Allah. Selama pertemuan itu berlangsung, hanya kalimat thayyibah yang layak untuk dilantunkan. Misalnya zikir, ayat-ayat Alquran, shalawat dan doa. Kalimat thayyibah ini dibaca dengan penuh penghayatan, agar kita menyadari hakikat manusia sebagai makhluk-Nya, hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta dan ketergantungan manusia terhadap Tuhannya.

Baca Juga

Infografis Rukun Haji - (Republika)


Tawaf mengajak untuk mengikuti perputaran waktu dan peredaran peristiwa, namun tetap berdekatan dengan Allah SWT dengan menempatkan Tuhan Maha Rahman itu pada tempat yang semestinya dan menjadikan diri sebagai hamba-Nya yang taat dan tunduk pada-Nya.

Di sisi lain, Kabah merupakan simbol berkumpul (matsabatan). Ketika orang-orang berkumpul di sekeliling Kabah untuk melakukan thawaf, mereka bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga bersama ruh dan jiwa, semuanya menghadap dan menuju Allah SWT. Jadi, setiap orang yang sedang thawaf diharapkan tidak hanya mengelilingi Kabah secara fisik, tapi hatinya juga selalu ingat kepada Allah dan menghayati apa yang dia baca.

Dari Ali Ibn Abu Talib berkata, aku mendengar Nabi Muhammad SAW berkata kepada Abu Hurairah: Engkau akan menemukan orang yang lupa dan lalai ketika melaksanakan thawaf, thawaf mereka tidak diterima Allah dan amal mereka tidak sampai kepada Allah. Hai Abu Hurairah: Jika kamu melihat mereka berbaris-baris (tawaf), maka bubarkanlah barisannya dan katakanlah kepada mereka: tawaf ini tidak diterima oleh Allah dan amal mereka tidak sampai kepada Allah." (HR Al-Fakihi dari Ali Radhiallahu anhu)

Saat seseorang menjalankan tawaf, kadang tempat berputar terlihat sepi dan lengang, kadang berdesak-desakan. Kendati demikian, orang yang menjalankan tawaf tidak boleh marah, tidak boleh mengeluh, ia harus terus fokus mengitari Kabah hingga selesai tujuh kali putaran.

Saat selesai berputar tujuh kali, ia bergembira dan wujud dari kegembiraan itu ia ekspresikan dengan lantunan doa dan sholat sunnah di belakang maqam Ibrahim.

Kondisi perputaran tawaf ini menggambarkan proses seseorang menjalani kehidupan dunia. Dalam menjalani hidup, manusia pasti mengalami rintangan dan ujian, senang atau susah. Maka jika manusia ingin sukses menjalani kehidupan ini, kuncinya adalah tetap fokus dan tulus menjalaninya dengan terus berusaha dan mematuhi aturan yang ada. Dia harus fokus menjalankan perintah Tuhan. Fokus mengarungi kehidupan dengan penuh kesabaran dan kesyukuran adalah kunci keberhasilan menjalani kehidupan.

Secara spiritual, tawaf mengajari manusia tentang siklus kehidupan. Mereka lahir di dunia atas kehendak Allah, hidup selalu bersama Allah (ahya wa amut), dan pada akhirnya kembali kepada Allah.

Berputar atau mengelilingi berarti bergerak sebagai tanda adanya kehidupan. Kondisi kehidupan terus berputar di antara manusia, jatuh bangun, kaya miskin, terkenal dan terlupakan, semuanya silih berganti menghiasi kehidupan manusia.

Secara historis, tawaf juga mengingatkan manusia kepada orang yang membangun Kabah, yaitu Nabi Ibrahim Alaihissalam bersama putranya Ismail Alaihissalam, yang menguatkan keyakinan bahwa Islam yang kita anut ini merupakan kelanjutan dari risalah yang pernah diajarkan oleh Nabi Ibrahim.

Sholat sunat dua rakaat di belakang Maqam Nabi Ibrahim (tempat berdiri Nabi Ibrahim ketika membangun Kabah) setelah thawaf, yang dilakukan sebelum berdoa di Multazam, juga mengingatkan umat Islam akan adanya hubungan agama yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dengan agama yang disampaikan Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Semua prosesi yang dilakukan dalam tawaf semakin mengukuhkan seorang Muslim akan keimanan, ketauhidan, serta keislamannya. Penjelasan hikmah thawaf ini dijelaskan dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umroh yang dipublis Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama, 2020.

Infografis Penyebab Haji Mardud - (Dok Republika)

 
Berita Terpopuler