Hasil Serosurvei: Antibodi Penerima Vaksin Booster Naik Tiga Kali Lipat

Hasil serosurvei tunjukkan kadar antibodi penduduk Indonesia 99 persen pada Januari.

Republika/Putra M. Akbar
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga di Balai Kota Jakarta, Selasa (24/1/2023). Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyediakan 60.000 dosis vaksin Covid-19 per hari di 300 lokasi untuk mendukung pelaksanaan vaksinansi dosis keempat atau booster kedua bagi masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda sudah menerima vaksin booster Covid-19? Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Syarifah Liza Munira mengungkapkan masyarakat penerima vaksinasi lengkap berikut dosis penguat (booster) terbukti secara Serologi Survei (Serosurvei) mengalami peningkatan kadar antibodi hampir tiga kali lipat.

"Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi booster terbukti memiliki kadar antibodi tertinggi," kata Syarifah di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Syarifah menyebut masyarakat yang dalam satu tahun belakangan melengkapi status vaksinasinya, kadar antibodinya meningkat hampir tiga kali lipat. Ia mengatakan dari hasil Serosurvei pada Januari 2023 terlihat hal utama, yaitu proporsi penduduk yang memiliki imunitas SARS CoV-2 bertambah tinggi menjadi 99 persen.

"Proporsi masyarakat waktu Juli terakhir itu sekitar 98,5 persen. Jadi masih tetap tinggi," katanya.

Peningkatan pun terjadi pada kadar antibodi penduduk, yaitu pada Desember 2021 sebesar 448, Juli 2022 meningkat jadi 2.095, sedangkan Januari 2023 meningkat menjadi 3.207. Merujuk pada temuan tersebut, Syarifah mengigatkan pentingnya melengkapi vaksinasi.

Baca Juga

"Walaupun hasil dari survei ini menunjukkan kondisi imunitas penduduk Indonesia baik, kita tetap perlu menekankan dan melengkapi status vaksinasi kita," ujarnya.

Kementerian Kesehatan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) melakukan studi Serologi Survei ketiga untuk mengetahui status imunitas dari masyarakat. Studi dilakukan terhadap 16.286 responden di 34 provinsi dan 99 kabupaten/kota.

Responden yang dipilih merupakan responden yang sama dengan studi serosurvei Juli 2022 dan Desember 2021. Tujuan pemilihan responden yang sama ialah untuk melihat perubahan kadar antibodi dari Desember 2021 sampai Januari 2023.

Tujuan Serosurvei

Ahli epidemiolog FKM UI Iwan Ariawan mengatakan serosurvei bertujuan untuk mengetahui persentase penduduk Indonesia yang sudah punya antibodi terhadap SARS-CoV-2. Metodologi itu berhasil mengumpulkan darah dari 16.286 responden yang kemudian diperiksa antibodinya.

"Hasilnya, pada Desember 2021 pada orang yang sama itu 88 persen, dapat dikatakan penduduk Indonesia sudah memiliki imunitas terhadap Covid-19, di Juli 2022 naik jadi 98,5 persen, kemudian di Januari 2023 naik menjadi 99 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi," ungkap Iwan.

Peningkatan kadar antibodi tersebut, lanjut Iwan, disebabkan karena vaksinasi atau pernah terinfeksi virus penyebab Covid-19. Ia menjelaskan jika dilihat faktor usia, semakin tinggi umur, semakin tinggi kadar antibodi.

Itu karena lansia menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19. Prioritas diberikan mengingat risiko lansia mengalami gejala Covid-19 berat atau meninggal paling tinggi.

"Sementara pada anak-anak kadar antibodi paling rendah pada balita karena mereka belum mendapatkan vaksinasi," katanya.

 
Berita Terpopuler