Inggris Peringatkan Adanya Kelompok Peretas Iran-Rusia Nyamar Sebagai Jurnalis

Kelompok peretas Rusia dikenal sebagai Seaborgium atau Cold River.

Google
Peretas (ilustrasi). Direktur Operasi Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris Paul Chichester memperingatkan bahwa terdapat kelompok peretas terkait Rusia dan Iran yang menyamar sebagai jurnalis serta pakar.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Direktur Operasi Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris Paul Chichester memperingatkan, terdapat kelompok peretas terkait Rusia dan Iran yang menyamar sebagai jurnalis serta pakar. Mereka mengelabui orang untuk mengklik tautan 'jahat' dengan maksud mengambil data rahasia.

Baca Juga

Chichester mengatakan, kelompok peretas tersebut bekerja secara terpisah tapi memiliki tujuan sama. Mereka berusaha mencuri surel dari orang-orang yang bekerja di bidang akademisi, pertahanan, media, dan pemerintah termasuk aktivis serta organisasi non-pemerintah.

“Kampanye oleh aktor mengancam yang berbasis di Rusia dan Iran ini terus dengan ganas mengejar target mereka dalam upaya mencuri kredensial daring serta menjebol sistem yang berpotensi sensitif,” kata Chichester, Kamis (26/1/2023), dilaporkan Bloomberg.

“Kami sangat mendorong organisasi-organisasi dan individu untuk tetap waspada terhadap pendekatan potensial serta mengikuti saran mitigasi dalam penasehat untuk melindungi diri mereka sendiri secara daring,” kata Chichester menambahkan.

Menurut Reuters, kelompok peretas Rusia, yang dikenal 'Seaborgium' atau 'Cold River', ditautkan para peneliti dari Google Alphabet Inc pada Mei ke situs web yang telah menerbitkan surel pribadi dari mantan kepala badan intelijen MI6 Inggris. Tahun lalu kelompok itu juga menargetkan para ilmuwan di tiga laboratorium penelitian nuklir di Amerika Serikat.

Sementara itu, kelompok peretas Iran terkadang disebut 'TA453' atau 'Charming Kitten' telah diamati menargetkan pejabat di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan cendekiawan yang berspesialisasi dalam masalah Timur Tengah. Menurut Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, kelompok-kelompok peretas itu mempelajari minat target mereka dan mengidentifikasi kontak sosial atau profesional dunia nyata mereka.

Anggota kelompok-kelompok peretas itu pun telah membuat profil media sosial atau jaringan palsu dan memperdaya para korban dengan mengirimkan tautan berbahaya yang dibungkus lewat undangan konferensi atau acara yang relevan.

 
Berita Terpopuler