Jaga Keberlangsungan Bisnis, Bank Syariah Perlu Waspadai Ini

Rezim suku bunga tinggi masih akan membayangi perbankan syariah ke depan.

Antara/Aditya Pradana Putra
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunadi (kiri) berbincang dengan Komisaris Independen Eko Suwardi (tengah) dan Direktur Compliance and Human Capital Tribuana Tunggadewi (kanan) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Selasa (24/8/2021). RUPSLB tersebut memutuskan mengangkat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen BSI dan Muhammad Zainul Majdi sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen BSI.
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi mengatakan industri perbankan syariah perlu mewaspadai sejumlah hal untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Dia menuturkan sejumlah isu perlu menjadi perhatian agar industri perbankan syariah tetap tumbuh dengan baik di tengah persaingan ketat.

Baca Juga

"Ada beberapa hal besar yang menjadi tantangan pengembangan perkembangan syariah. Pertama itu konsolidasi, ini tentunya penting karena kita tahu bank syariah ini dari sisi aset sangat kecil," kata Hery dalam Webinar OJK Institute Tren perbankan Tahun 2023, Selasa (17/1/2023).

Hery menuturkan, jika melihat market ranking terdahulu dan saat ini, sebelum BSI hadir belum ada yang masuk 10 terbaik perbankan nasional. Menurutnya, kemampuan pembiayaan yang besar dan ekspansi membangun kapabilitas perbankannya akan terbatas.

"Jadi konsolidasi menjadi salah satu tantangan yang harus dilakukan sehingga perbankan syariah akan menjadi lebih kuat," ujar Hery.

Kemudian rezim suku bunga tinggi atau likuiditas ketat, juga menurut Hery akan membayangi perbankan syariah ke depan. Dia mengatakan, pengetatan yang dilakukan The Fed yang terus meningkat akan direspons oleh Bank Indonesia yang juga akan meningkatkan suku bunga di antara perbankan nasional dan termasuk perbankan syariah.

"Kalau tidak ya nanti perbankan syariah juga tidak bisa mendapatkan dana yang diinginkan dari masyarakat," tutur Hery.

Hery juga melihat adanya tantangan digitalisasi yang perlu diatasi. Dia menilai, digitalisasi perbankan syariah selama ini belum terlalu maju.

 

Meskipun begitu, Hery memastikan BSI sudha mempersiapkan platform digitalisasi sejak 2020 dengan baik dengan BSI Mobile. Dia menambahkan, saat ini BSI juga tengah mengembangkan super app.

"Harapannya dalam tahun ini bisa meluncurkan (SUper App) dan memberikan user experience yang lebih baik dibandingkan sistem yang ada sebelumnya," jelas Hery.

Hery mengakui, perbankan syariah juga diminta untuk inovatif dalam hal mendapatkan dana masyarakat. Menurutnya, inovasi tersebut, tidak hanya membuat produk kompetitif namun juga dilengkapi dengan channel digital.

 

"Dari sisi digital ini harus bisa memberikan benefit dan kenyamanan nasabah," tutur Hery.

 
Berita Terpopuler