Makanan yang Dibeli tak Selalu Higienis, Bagaimana Kalau Ada Belatungnya?

Merupakan larva lalat, belatung bisa timbulkan masalah kesehatan jika termakan.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Nasi bungkus (Ilustrasi). Seorang warganet membagikan video temuan belatung di nasi bungkus yang dibelinya di warung padang.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan yang dibeli di luar tak selalu higienis. Bisa saja, lalat menghinggapinya kemudian bertelur dan sehari kemudian telurnya menetas menjadi larva yang populer disebut belatung.

Selain lalat, makanan juga bisa tercemar oleh tikus atau kecoak. Menurut dokter spesialis gizi klinis Nurul Ratna Mutu Manikam, tentu ada risiko megonsumsi makanan yang tercemar binatang. Paparan binatang pada makanan bisa menimbulkan penyakit.

Baca Juga

"Jika tercemar kotoran binatang, misalnya tikus, akan menimbulkan penyakit pes, sedangkan secara umum menimbulkan keracunan dengan gejala diare, misalnya," kata dr Nurul, Jumat (13/1/2023).

Penyakit pes umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Penyakit pes tergolong sebagai zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia.

Bagaimana kalau belatung yang ada pada makanan tercemar itu kemudian tanpa sadar tertelan saat makan? Belatung adalah larva lalat biasa. Belatung memiliki tubuh yang lunak dan tidak memiliki kaki, sehingga terlihat seperti cacing.

Beberapa orang memilih untuk memakan belatung dengan sengaja. Tetapi ada pula yang tidak sengaja memakannya karena belatung sering ditemukan di sekitar makanan atau akibat terkontaminasi.

Memakan belatung menimbulkan beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti dikutip dari laman Healthline.

Risiko makan belatung

Mungkin aman-aman saja untuk mengonsumsi belatung, tetapi Anda mungkin rentan terhadap apa pun yang mereka makan atau terpapar, entah itu kotoran atau daging busuk. Buah yang terserang belatung kemungkinan akan membusuk dan penuh dengan bakteri.

Risiko lainnya termasuk seperti berikut:

Myiasis

Myiasis adalah infeksi yang terjadi ketika belatung menyerang dan memakan jaringan hidup hewan atau manusia. Ini paling umum di daerah tropis dan subtropis.

Orang yang mengalami kesulitan menjaga kebersihan mulut yang baik sangat berisiko. Larva dapat menetap di daerah mulut yang kebersihannya buruk.

Myiasis tidak menular. Gejala myiasis di saluran pencernaan Anda termasuk sakit perut, muntah, dan diare. Di mulut, larva biasanya terlihat.

Keracunan bakteri

Memakan belatung atau makanan yang dipenuhi belatung dapat menyebabkan keracunan bakteri. Sebagian besar makanan yang mengandung belatung tidak aman untuk disantap, terutama jika larva tersebut telah bersentuhan dengan kotoran.

Beberapa lalat menggunakan kotoran hewan dan manusia sebagai tempat berkembang biak. Hewan itu juga berkembang biak di atas sampah atau bahan organik yang membusuk.

Mungkin saja belatung terkontaminasi bakteri Salmonella enteritidis dan Escherichia coli. Gejala infeksi E. coli meliputi demam, diare, mual atau muntah, dan kram, serupa dengan gejala salmonella. Kedua kondisi tersebut juga dapat menyebabkan tinja berdarah dan kelelahan.

Reaksi alergi

Beberapa orang mungkin alergi terhadap belatung. Jenis larva tertentu telah terbukti menyebabkan gejala pernapasan dan asma pada orang yang menangani larva untuk digunakan sebagai umpan ikan hidup atau yang terpapar di tempat kerja.

Dermatitis kontak juga telah dilaporkan. Kemungkinan, Anda akan mengalami reaksi alergi jika memakan larva yang sudah terpapar atau mengonsumsi makanan pencetus alergi. Penelitian ilmiah diperlukan untuk mengklarifikasi pandangan ini.

Berita aslinya dapat dibaca di https://www.healthline.com/health/eating-maggots

 
Berita Terpopuler