Sentralisasi Pemasaran Dongkrak Kinerja Pupuk Indonesia 

Sentralisasi memperkuat kemampuan Pupuk Indonesia dalam amankan pasokan.

Republika/Mursalin Yasland
Gudang Pupuk Subsidi Lini II Lampung. Sentralisasi pemasaran yang dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai bagian dari transformasi bisnis di Pupuk Indonesia yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir terbukti berhasil meningkatkan kinerja perusahaan.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sentralisasi pemasaran yang dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai bagian dari transformasi bisnis di Pupuk Indonesia yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir terbukti berhasil meningkatkan kinerja perusahaan. Upaya sentralisasi ini, semakin memperkuat kemampuan Pupuk Indonesia beserta anak perusahaannya dalam melayani dan mengamankan pasokan pupuk dalam negeri, khususnya pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi.

Baca Juga

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Bakir Pasaman mengatakan sentralisasi ini juga berhasil meningkatkan penetrasi pasar baik dalam dan luar negeri untuk produk-produk komersil perusahaan, baik pupuk maupun nonpupuk serta mengoptimalkan pendapatan perusahaan dari sektor tersebut. Menurut Bakir, setelah perusahaan melakukan sentralisasi pemasaran di tahun 2021, terjadi peningkatan signifikan terhadap kinerja perusahaan. 

"Kami masih menunggu hasil audit, namun pendapatan dan laba perusahaan alhamdulillah meningkat secara signifikan. Pada 2022, kami berhasil mencapai pendapatan sekitar Rp 103 triliun dengan laba kurang lebih Rp19 triliun (unaudited), yang mana 65 persen pendapatan berasal dari produk komersil dan nonpupuk," ujar Bakir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Dengan sentralisasi pemasaran ini, lanjut Bakir, perusahaan bisa mengoptimalkan penjualan perusahaan ke sektor komersil, terutama untuk penjualan amoniak dan urea baik itu dari segi tonase maupun mengoptimalkan harga jual. Bakir menyebut penjualan pupuk ke sektor nonsubsidi, khususnya ke konsumen retail dan korporasi pada tahun lalu mencapai 4,08 juta ton atau 101 persen dari target dan penjualan produk nonpupuk mencapai 1,45 juta ton atau 130 persen dari target. 

"Perlu kami tekankan, hal ini bisa kami lakukan dengan tetap memprioritaskan pasokan dalam negeri, baik kebutuhan pupuk bersubsidi maupun pupuk nonsubsidi atau produk-produk komersil," ucap Bakir. 

Bakir mengatakan Pupuk Indonesia mampu mengembangkan program 1.000 kios pupuk untuk produk komersil dan nonsubsidi melalui sentralisasi. Hal ini mempermudah akses petani terhadap produk-produk Pupuk Indonesia Grup.

"Kami berharap dengan program kios komersil Toko Pe-I, petani dan konsumen lainnya dapat lebih mudah mencari produk kami. Target kami saat ini adalah pembangunan 1000 kios dan nantinya kami ingin agar Toko Pe-I ini bisa ada di semua kecamatan sehingga tidak ada lagi keluhan kesulitan mencari pupuk," sambung Bakir.  

 

Keberhasilan sentralisasi pemasaran, menurut Bakir, lantang menghilangkan kompetisi antaranak perusahaan yang selama ini saling bersaing. Di samping itu, sentralisasi juga dapat mengurangi biaya distribusi dan mengoptimalkan kecepatan distribusi produk. 

"Selain itu juga meningkatkan daya tawar untuk sektor korporasi dan pelanggan luar negeri sehingga kita dapat memperoleh harga jual yang baik," kata Bakir. 

Bakir mengatakan fungsi marketing, promosi dan penetrasi pasar, baik dalam dan luar negeri juga diambil alih oleh holding sehingga anak-anak perusahaan dapat fokus dan berkinerja optimal sebagai unit-unit produksi yang efisien. Saat ini, ucap dia, holding yang bergerak mencari pasar dan pelanggan, melakukan kegiatan marketing termasuk dengan membuka kantor luar negeri Dubai.

Sementara itu, Komisaris Utama Pupuk Indonesia, Darmin Nasution, menyatakan sentralisasi di Pupuk Indonesia sudah berjalan hampir 2,5 tahun, yang mana fungsi holding yang sebelumnya telah berubah menjadi activist holding. Dewan Komisaris menilai sentralisasi yang dilaksanakan telah sejalan dengan masterplan perusahaan yang diamanatkan pemegang saham. 

"Sentralisasi telah membawa kemajuan yang signifikan bagi Pupuk Indonesia sebagai perusahaan nasional, tidak hanya bertujuan memberikan solusi pertanian dan nutrisi tanaman, namun sentralisasi juga telah mendorong transformasi perusahaan dalam rangka restrukturisasi subsidi industri pupuk," ujar Darmin. 

Dalam implementasi sentralisasi, lanjut Darmin, salah satu fungsi yang dioptimalisasi adalah pemasaran dan pengadaan, dimana holding mengambil peranan dalam pelaksanaan operasional perusahaan. Hal ini berdampak kepada peningkatan kinerja perusahaan khususnya kinerja penjualan retail dan komersial pada 2022.

"Anak-anak perusahaan, dapat fokus menjalankan fungsi sebagai produsen karena fungsi marketing sudah dilakukan oleh holding," kata Darmin.

 

Saat ini, Pupuk Indonesia sebagai holding, mempunyai lima anak perusahaan yang bergerak sebagai produsen pupuk, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan PT Pupuk Iskandar Muda. Jaringan pemasaran dan distribusi Pupuk Indonesia meliputi seluruh wilayah Indonesia. 

 
Berita Terpopuler