Waktu Kian Tipis, Thailand Lanjutkan Pencarian 30 Marinir yang Hilang

Marinir yang hilang mesti ditemukan setidaknya 48 jam setelah dinyatakan hilang.

AP/Sakchai Lalit
Thailand masih melanjutkan proses pencarian 30 anggota marinir negara tersebut yang hilang sejak Ahad (18/12/2022).
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Thailand masih melanjutkan proses pencarian 30 anggota marinir negara tersebut yang hilang sejak Ahad (18/12/2022). Berdasarkan penghitungan, mereka mesti ditemukan setidaknya 48 jam setelah dinyatakan hilang.

Kapal Angkatan Laut Thailand dan tim penyelamat dikerahkan ke perairan lepas pantai Thailand tengah pada Selasa (20/12/2022). Wakil Laksamana Pichai Lorchusakul mengatakan, penemuan 30 marinir yang hilang sangat penting mengingat keterbatasan waktu yang mereka miliki.

“Jaket pelampung, pelampung, dan teknik terapungnya memberi kami waktu 48 jam untuk menyelamatkan nyawa mereka. Kami akan berusaha melakukan sebanyak yang kami bisa untuk menyelamatkan mereka,” kata Pichai Lorchusakhul pada Senin (19/12/2022) malam.

Salah satu pria ditemukan pada Senin malam di perairan Prachuap Khiri Khan di Teluk Thailand. Ketika ditemukan, dia tengah berpegangan erat pada sebuah pelampung. “Dia mengambang di air selama 10 jam. Dia masih sadar, jadi kami bisa mengeluarkannya dari air dengan aman,” kata Kapten Kraipich Korawee-Paparwit, komandan HTMS Kranburi, salah satu kapal perang yang terlibat dalam misi pencarian.

Kapal perang HTMS Sukhothai, korvet buatan Amerika Serikat yang digunakan sejak 1987, mengalami kerusakan mesin dan tenggelam sebelum tengah malam pada Ahad pekan lalu, sekitar 20 mil laut lepas pantai. Kapal yang membawa 105 personel militer itu terbalik setelah dihantam ombak besar saat air membanjiri mesinnya.

Terdapat 75 pelaut yang diselamatkan dari kapal tersebut. Namun puluhan lainnya harus meninggalkan kapal dengan perahu karet dan mengenakan jaket pelampung. Kecelakaan militer yang melibatkan kapal angkatan laut jarang dialami Thailand.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler