Jamaah Haji Minta Penyampaian Informasi Saat Manasik Lebih Lengkap

Ekspektasi yang dimiliki jamaah dan kenyataan yang mereka terima harus disamakan.

Republika/Syahruddin El-Fikri
Kepala Pos Terminal Syib Amir, Makkah, Sugandi memberikan informasi dan pengumuman kepada jamaah akan layanan operasional bus shalawat, Senin (5/8). Mulai Selasa (6/8) hingga 16 Agustus, operasional bus shalawat akan dihentikan selama kegiatan di Armuzna. Jamaah Haji Minta Penyampaian Informasi Saat Manasik Lebih Lengkap
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) 1443 H/2022 M yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai kriteria sangat memuaskan, 90,45 poin. Meski begitu, Kepala BPS Margo Yuwono menyebut masih ada beberapa catatan dari jamaah terkait pelayanan yang mereka terima.

Baca Juga

"Ada pendalaman dari petugas, melalui wawancara langsung dengan jamaah maupun pengamatan dari proses layanan yang diterima jamaah. Berbagai masukan ini bagus, mengingat ini respons yang bisa dijadikan peningkatan dalam penyelenggaraan haji ke depan," ucap dia saat pemaparan Rilis Hasil Survei Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (SKJHI) 1443 H/2022 M, Senin (19/12/2022).

Salah satu hal yang menjadi masukan bagi pemerintah adalah perlunya mengintensifkan penyampaian informasi saat manasik haji. Berdasarkan temuan di lapangan, saat manasik haji di Indonesia bisa disampaikan informasi selengkap mungkin sehingga jamaah lebih paham terkait rangkaian ibadah haji.

Beberapa informasi yang dinilai perlu disampaikan adalah penekanan kembali hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama menginap di Madinah. Terkait hal ini, Margo Yuwono meyakini pemerintah Indonesia sudah sering menyampaikan, namun tidak ada salahnya untuk mengintensifkan informasi ini.

Hal lainnya yang bisa disampaikan kepada jamaah selama manasik terkait dengan fasilitas yang mereka terima saat berada di Madinah. Antara ekspektasi yang dimiliki jamaah dan kenyataan yang mereka terima harus disamakan sehingga bisa dipahami kondisi selama di lokasi.

"Kemudian terkait mekanisme pelayanan angkutan Masyair saat puncak haji kepada jamaah. Ini juga perlu disampaikan bagaimana angkutan itu saat puncak haji, agar jelas dan jamaah memahami kondisi puncak seperti apa dan situasinya bisa dibayangkan, sehingga mengurangi keluhan saat di Arab Saudi," lanjutnya.

 

Mengingat pelaksanaan ibadah haji tidak sepenuhnya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, melainkan masih ada campur tangan dari Kerajaan Arab Saudi selaku tuan rumah, ada beberapa masukan dari jamaah terkait penguatan kerja sama dengan Kerajaan dalam menyempurnakan pelayanan.

Matgo menyebut ada masukan dari jamaah terkait penomoran maktab dan peta di wilayan Mina sebaiknya dibuat lebih detail dan jelas. Diharapkan pula ada tanda arah (signed board) menuju terminal bus sholawat di setiap pintu keluar Masjidil Haram, agar memudahkan jamaah.

Catatan terakhir yang disampaikan jamaah berkaitan dengan penyempurnaan pelayanan oleh penyelenggara ibadah haji. Salah satunya adalah perlu diupayakan perekrutan tenaga kerja (sopir bus) dan menambah juru masak dari Indonesia melalui kerja sama lintas kementerian.

"Kemudian, diperlukan petugas pos kesehatan di Mina yang selalu siaga di pos yang tersedia. Terakhir, mengoptimalkan sarana  dan prasarana yang tersedia di sekitar tempat menginap jamaah," katanya.

Ia menyebut kondisi penyelenggaraan haji 2022 berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini terlihat jelas dari jumlah dan karakteristik jamaah, menyusul pembatasan yang ditentukan Arab Saudi sebagai akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan kondisi dan karakteristik itu, nilai IKJHI sebesar 90,45. Tingkat kepuasan tertinggi dicapai oleh daerah kerja/satuan operasi Makkah dengan 91,57 poin. Sementara jenis layanan dengan nilai tertinggi adalah pelayanan transportasi bus antarkota (non-Armuzna) yang mencapai 91,93. 

 
Berita Terpopuler