Stafsus Presiden Komentari Aksi Pendukung Timnas Jepang

Stafsus Presiden nilai aksi pendukung timnas Jepang punguti sampah hal wajar

Republika/Fauziah Mursid
Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertandingan antara tim nasional (timnas) Jerman melawan Jepang jadi perbincangan hangat di media sosial. Bukan hanya karena kemenangan yang didapatkan Jepang, tetapi juga oleh aksi pendukung mereka yang memunguti sampah di area penonton agar tetap bersih ketika ditinggalkan.

Baca Juga

Aksi memungut sampah di area penonton itu tak kalah diperbincangkan di media sosial. Tak sedikit masyarakat yang menyanjung dan menyampaikan acungan jempol atas sikap para suporter Jepang tersebut.

Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, lewat akun instagram pribadinya, @diaz.hendropriyono, turut bersuara atas aksi tersebut. Tapi, dia mengutarakan hal yang berbeda dengan mayoritas warganet.

"Tidak ada thumbs up untuk orang-orang Jepang. Mereka hanya menghidupi hidupnya sebagai manusia yang normal. Tapi thumbs down untuk para penyampah. Anda tidak layak menjadi manusia!," tulis Diaz dalam unggahannya, dikutip Kamis (24/11/2022).

Diaz menilai, sikap fans Jepang memang tidak ada yang istimewa atau aneh karena manusia yang sebenarnya memang harus peduli lingkungan. Manusia yang aneh, menurutnya tersebut justru mereka yang kaget melihat fans Jepang memungut sampah.

"Manusia yang sebenar-benarnya adalah memang yang peduli dengan lingkungan. Tidak ada opsi lain," kata Diaz.

Pendapat Diaz senada dengan ungkapan yang disampaikan langsung salah satu fans Jepang terhadap reporter Al Jazeera, Danno. "Apa yang menurut Anda istimewa sebenarnya bukan hal aneh bagi kami. Kami tidak bisa meninggalkan suatu tempat tanpa membuatnya tetap bersih," kata dia.

Hingga artikel ini ditulis terpantau para pengikut Diaz menyampaikan sikap setuju pada opininya yang juga ditambah dorongan bagi masyarakat Indonesia untuk turut menjalankan budaya bersih dan peduli lingkungan.

 

 
Berita Terpopuler