Korut Diduga Kembali Tembakan Rudal ICBM

Rudal ICBM Korut mendarat hanya 200 kilometer dari perbatasan laut Jepang.

AP/KCNA via KNS
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Jepang mengatakan Korea Utara (Korut) menembakan apa yang dicurigai sebagai rudal antar-benua (ICBM). Rudal yang dapat mencapai Amerika Serikat (AS) itu mendarat hanya 200 kilometer dari perbatasan laut Jepang.

Peluncuran yang dilaporkan pemerintah Korea Selatan (Korsel) dan Jepang ini dilakukan satu hari setelah Korut menembakan rudal yang lebih kecil. Sebagai peringatan "respon militer keras" atas langkah AS meningkatkan kehadirannya di kawasan.

Gedung Putih mengatakan Wakil Presiden AS Kamala Harris akan bertemu pejabat Jepang, Korsel, Kanada, Australia dan Selandia Baru di sela pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada Jumat (18/11/2022). Mereka akan membahas peluncuran rudal terbaru Korut ini.

Harris sedang di Thailand untuk menghadiri pertemuan APEC yang digelar saat situasi geopolitik tengah memanas akibat perang di Ukraina dan ketegangan-ketegangan di Taiwan dan Semenanjung Korea.

Peluncuran terbaru menambah jumlah tembakan rudal Korut tahun ini yang sudah tembus rekor. Tahun ini Pyongyang juga menguji ICBM untuk pertama kalinya sejak 2017. Korut mengakhiri moratorium peluncuran rudal jarak jauhnya ketika perundingan denuklirisasi mengalami kebuntuan.  

Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan rudal itu dapat terbang sejauh 15 ribu kilometer. Sementara Kepala Sekretaris Kabinet  Hirokazu Matsuno mengatakan rudal tersebut terbang dengan ketinggian sekitar 6 ribu kilometer dengan jangkauan 1.000 kilometer sebelum mendarat sekitar 200 kilometer dari pulau Oshima-Oshima di Hokkaido.

Militer Korsel memproyeksikan ketinggian rudal itu mencapai 6.100 kilometer dan terbang sejauh 1.000 kilometer dengan kecepatan maksimal 22 Mach.

Korut kerap menggelar uji coba dengan menggunakan lintasan "tinggi" di mana rudal dapat terbang lebih tinggi ke angkasa tapi jaraknya lebih pendek dibandingkan dengan lintasan normal.

Pangkalan Militer Misawa yang menjadi pangkalan pasukan AS dan Jepang sempat mengeluarkan perintah untuk mencari perlindungan. Perintah itu terlihat dalam unggahan pangkalan tersebut di Facebook.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan belum ada laporan kerusakan. Tapi peluncuran berulang Korut tidak bisa ditoleransi.

 

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mengecam peluncuran tersebut dan mendesak agar kesiagaan pertahanan dan kerja sama keamanan dengan AS dan Jepang diperkuat. Terakhir kali Korut diduga meluncurkan ICBM pada 3 November lalu.

Ketika itu Pyongyang melepaskan sejumlah rudal ke laut sebagai bentuk protes atas latihan militer gabungan AS dan Korsel. Berdasarkan perhitungan Departemen Luar Negeri AS peluncuran Jumat ini menjadi tembakan ICBM kedelapan Korut tahun ini.  

ICBM merupakan senjata dengan jangkauan paling jauh Korut dan dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir sejauh ke lokasi mana pun di benua Amerika Serikat.

Pada Kamis (17/11/2022) kemarin Korut menembakan rudal balistik jarak pendek. Ketika Menteri Luar Negerinya Choe Son Hui memperingatkan "respon militer keras" pada langkah AS meningkatkan kehadiran militernya di kawasan. Ia mengatakan Washington "berjudi dengan penyesalan."

Dalam pernyataan yang dirilis media pemerintah Korut, Choe mengecam pertemuan trilateral antara AS, Jepang, dan Korsel. Ketiga negara itu mengkritik uji coba senjata Korut dan berjanji untuk memperluas kerjasama keamanan.

Di pertemuan itu Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali ke Yoon dan Kishida komitmen AS pada pertahanan dua sekutunya di Asia. Termasuk dengan "kemampuan penuh" seperti senjata nuklir.

Di rapat Dewan Keamanan Nasional, Yoon mendorong sanksi tambahan terhadap Korut dan langkah untuk pencegahan. Tapi ia tidak memberikan detail sanksi atau kebijakannya.

 
Berita Terpopuler