UEA Pastikan Pekerja Rumah Tangga Non-Muslim Bisa Beribadah Akhir Pekan

Majikan Muslim mengantar pekerja rumah tangga Kristen menjadi pemandangan biasa.

Reuters
Bendera Uni Emirat Arab (UEA) berkibar di Dubai Marina, Dubai, UEA. UEA Pastikan Pekerja Rumah Tangga Non-Muslim Bisa Beribadah Akhir Pekan
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Seorang pendeta Ethiopia mengingat pengalaman mengejutkan pertamanya setelah bergabung dengan sebuah gereja Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) satu dekade lalu. Ia menerima panggilan telepon dari keluarga Muslim yang mempekerjakan pekerja rumah tangga wanita Ethiopia.

Baca Juga

"Seorang wanita menanyakan waktu ibadah dan lokasi gereja. Ia mengatakan ingin mengantarkan pekerja rumah tangganya ke gereja untuk ibadah," ucap Pastor Dereje Jimma, Administrator Gereja St Michael dan St Arsema di Dubai.

Ia menyebut sebagian besar majikan perempuan itu adalah warga Emirat atau warga negara Arab lainnya seperti Mesir, Lebanon, Suriah, Yordania dan lain-lain. Pastor yang juga merangkap sebagai General Manager Gereja Tewahido Ortodoks Ethiopia di Timur Tengah tersebut menyebut sampai saat ini ia masih menerima panggilan serupa.

Libur mingguan dan ibadah di gereja adalah berkat bagi sekitar 200 ribu orang Etiopia yang tinggal di UEA. Dari angka tersebut, sekitar 50 persen di antaranya adalah orang Kristen.

Ia menyebut kebanyakan dari orang Kristen ini adalah wanita lajang dan bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Libur mingguan menjadi kesempatannya menghadiri ibadah gereja dan berkat besar bagi para wanita yang meninggalkan keluarga mereka di rumah.

Tentu saja, fakta yang diketahui bahwa kepemimpinan UEA sangat tertarik dengan undang-undang progresif untuk kesejahteraan semua karyawan di negara itu terutama pekerja rumah tangga yang berhak mendapatkan hari libur mingguan.

"Dimulai dengan Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, bapak pendiri UEA, semua pemimpin juga telah mendukung toleransi beragama," kata pastor itu dikutip di Khaleej Times, Kamis (10/11/2022).

Namun, tantangan sebenarnya adalah seberapa efektif undang-undang tersebut diterapkan dan apakah cita-cita toleransi dan koeksistensi seperti itu tertanam di tingkat akar rumput, ke dalam hati dan pikiran masyarakat. Karena itu, panggilan telepon dari seorang majikan Muslim telah meyakinkan Pastor Jimma UEA telah berhasil mengatasi tantangan ini.

"Jika Anda mengunjungi gereja saya selama akhir pekan dan melihat majikan Muslim dan pekerja rumah tangga Kristen berkumpul di mobil mereka, Anda juga akan diyakinkan. Ini adalah pemandangan indah yang dapat Anda saksikan di gereja mana pun di UEA," lanjutnya.

Di gereja-gereja di seluruh emirat, ketika seorang pekerja rumah tangga Kristen mendapat libur mingguan, dia menghabiskan paginya untuk doa di gereja dan malam hari untuk interaksi pribadi dan sosial. Ia menyebut kondisi ini penting untuk kehidupan spiritual dan pribadi atau sosial seseorang.

Gereja Tewahido Ortodoks Ethiopia tidak memiliki gedung sendiri di UEA, tetapi melakukan doa di gereja-gereja lain di semua emirat, kecuali di Ajman. Ia pun menyebut gedung gereja pertama mereka akan dibangun di Abu Dhabi dalam waktu dekat. Ia lantas mengatakan merupakan impian masyarakat untuk memiliki gedung gereja sendiri di semua emirat.

 
Berita Terpopuler