Mengenal Ebru, Seni Corak pada Kertas

Kata ebru sendiri memiliki arti awan atau mendung.

Wordpress
Seni Lukis Ebru
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Ebru, seni membuat corak pada kertas, berkembang pesat di dunia Islam. Banyak para sufi bahkan menggunakan hasil seni sebagai sampul untuk menutup manuskrip atau kitab suci.

Baca Juga

Kata ebru sendiri memiliki arti awan atau mendung. Istilah tersebut berasal dari kata ebre yang termasuk salah satu bahasa Asia Tengah tua. Artinya, kain atau kertas yang digunakan untuk membalut manuskrip maupun kitab suci.

Seni ini, bisa jadi memiliki akar di Cina. Hal itu terungkap melalui dokumen-dokumen dari Dinasti Tang (618-907), yang menyebutkan tentang proses pewarnaan kertas dengan air dan lima warna. Melalui Jalur Sutra, seni ini pertama kali masuk ke Iran dengan nama ebru.

Selanjutnya, seni ini bergerak menuju ke Anatolia. Sejumlah contoh ebru yang dibuat pada abad ke-15, masih tersimpan di Museum Turki. Namun, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan kapan seni ini masuk pertama ke Anatolia.

 

Pada akhir abad ke-16, para pedagang, diplomat, dan wisatawan datang ke Anatolia. Saat mereka melihat ebru di Anatolia, mereka menyukainya lalu membawa seni tersebut sebagi suvenir yang dibawanya ke negaranya di Eropa.

Di Eropa, para pencinta ebru menyebut ebru sebagai Turkish Paper atau Kertas Turki. Beberapa abad berikutnya, saat memasuki zaman modern negara-negara Eropa seperti Italia, Jerman, Prancis, dan Inggris juga mulai mengembangkan seni ini.

Saat pemerintahan Islam, Turki Usmani, berkembang, seni ini juga mengalami perkembangan yang pesat. Pemerintahan Turki Usmani, memiliki semangat menjalankan Islam yang sangat tinggi. Mereka berupaya untuk menuangkan keindahan ilahiyah ke dalam semua cabang seni.

Mereka juga berupaya mengungkapkan keindahan mistis dalam arsitektur, musik, dan ornamen. Selama masa Pemerintahan Turki Usmani sejak abad ke-14 hingga ke-19, banyak sekolah agama, terutama sekolah-sekolah sufi, mewujud menjadi sebuah bengkel kerja seni.

Banyak karya seni yang mereka lahirkan. Namun, banyak karya itu yang tak dibubuhi tanda tangan para pembuatnya. Turki Usmani juga mengembangkan seni ebru ini. Banyak hasil karya seni ini yang bertebaran saat itu.

Biasanya, hasil seni ebru ini digunakan sebagai hiasan yang membalut sejumlah manuskrip atau tulisan. Biasanya, juga digunakan sebagai latar atau ditempatkan di halaman-halaman kosong bagian kiri pada empat bagian sudut dari sebuah halaman manuskrip.

Dengan demikian, selama masa Turki Usmani, ebru menjadi sebuah kegiatan seni yang dikembangkan oleh Muslim. Dalam penjilidan, konsep pembuatan corak berwarna pada kertas ini digunakan sebagai aksesori pada jilid buku atau manuskrip.

 
Berita Terpopuler