Pilihan Investasi Aman di Tengah Ancaman Resesi Global 2023

Salah satu investasi aman saat resesi adalah reksa dana pasar uang

ANTARA/Muhammad Adimaja
Seorang karyawan berjalan usai bekerja di Jakarta,. Direktur PT Insight Investments Management (INSIGHT) Ria Meristika Warganda menyarankan agar para investor tetap melakukan diversifikasi investasi dengan memilih instrumen investasi yang tepat. Salah satu produk investasi yang direkomendasikan adalah Reksa Dana Pasar Uang
Rep: Retno Wulandhari Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh baik pada 2023 dan memiliki risiko rendah untuk terjerumus dalam resesi.

Meski begitu, Indonesia diperkirakan akan mengalami perlambatan ekonomi. Menurut IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diprediksi 5,0 persen, melambat dibandingkan proyeksi di tahun 2022 yang sebesar 5,3 persen.

Chief Investments Officer PT Insight Investments Management (INSIGHT), Camar Remoa menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat kondisi perekonomian Indonesia masih lebih kuat dibandingkan negara-negara lain. Pertama, kinerja neraca dagang Indonesia hingga Agustus 2022 tercatat selalu positif, ditopang peningkatan ekspor komoditas batu bara, kelapa sawit, dan nikel yang solid. 

"Bahkan total nilai surplus neraca dagang sepanjang delapan bulan di tahun 2022 sudah hampir menyamai pencapaian neraca dagang Indonesia sepanjang tahun 2021," kata Camar dalam keterangannya, Rabu (9/11).

Kedua, kinerja neraca dagang Indonesia yang kuat pada tahun 2022 ini mampu menyokong nilai tukar rupiah, sehingga depresiasi rupiah saat ini tidak separah mata uang negara-negara lain. Ketiga, pada sepanjang 2022 pergerakan yield Surat Berharga Negara (SBN) tidak setinggi negara lain. Hal ini disebabkan oleh outflow terjadi pada porsi kepemilikan investor asing di SBN yang terus menurun sejak periode pandemi Covid-19. 

"Dengan porsi kepemilikan investor asing yang sudah mulai terbatas yaitu hanya sebesar 14,7 persen per 23 September 2022, harapannya capital outflow pada pasar obligasi sudah mulai mereda," jelas Camar.

Keempat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tumbuh positif per 26 September 2022 dan mampu membukukan net inflow dibandingkan 2021. Hal ini sejalan dengan realisasi pertumbuhan laba bersih emiten IHSG sepanjang 2022 sebesar 24 persen YoY dan tahun depan diprediksi masih akan tumbuh 6 persen YoY.

Kelima, rasio net ekspor-impor Indonesia terhadap real GDP Indonesia saat ini memiliki nilai yang tidak signifikan, yaitu 5,66 persen. Angka ini mencerminkan eksposur Indonesia terhadap aktivitas ekonomi dunia relatif terbatas, sehingga apabila dunia mengalami tekanan atau resesi global, dampaknya terhadap ekonomi Indonesia akan relatif terbatas. 

"Kondisi ini berbeda jauh dengan negara yang memiliki rasio net ekspor-impor terhadap Real GDP jauh lebih tinggi, misalnya Singapura yang bisa mencapai angka 29 persen," terangnya.

Keenam, aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang tetap mendukung pertumbuhan. Nilai Consumer Confidence Index (CCI) dan Retail Sales Index (RSI) Indonesia naik signifikan sepanjang tahun 2022. Nilai indeks tersebut pada September 2022 masih di atas pre-pandemic level, yakni angka CCI di atas 110 dan angka RSI di atas 200, menunjukkan aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang kuat. 

 

Angka CCI di atas 110 tersebut juga didukung oleh optimisme tinggi masyarakat di sektor konsumsi, yang direpresentasikan oleh angka-angka Economic Expectation Index di atas 100 dan Current Economic Index di atas 100, serta Income Expectation 6 Month Index, Business Activities Expectation 6 Month Index, dan Job Availability Expectation 6 Month Index yang semuanya masih di atas 100.

Dengan outlook optimisme masyarakat pada aktivitas konsumsi yang tetap tinggi, maka ekspektasi angka konsumsi ke depan juga akan tetap tinggi. Sejalan dengan sektor konsumsi masih menjadi kontributor GDP Indonesia terbesar, maka pertumbuhan GDP Indonesia ke depan pun diproyeksikan tetap tinggi.

Camar juga menyampaikan sangat penting bagi para investor untuk mengetahui kondisi perekonomian Indonesia di tengah adanya proyeksi resesi 2023. Berbagai kondisi, mulai dari kinerja neraca dagang Indonesia yang tetap positif, rupiah yang masih mampu bertahan, hingga aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang masih terbilang cukup baik, tentunya membuat para investor bisa sedikit lebih tenang di tengah adanya kabar proyeksi resesi pada 2023 mendatang.

Meski begitu dengan adanya proyeksi perlambatan ekonomi Indonesia pada tahun depan, Direktur PT Insight Investments Management (INSIGHT) Ria Meristika Warganda menyarankan agar para investor tetap melakukan diversifikasi investasi dengan memilih instrumen investasi yang tepat. Salah satu produk investasi yang direkomendasikan adalah Reksa Dana Pasar Uang Insight Money (Reksa Dana I-Money).

Secara historis pertumbuhan return (imbal hasil) Reksa Dana Insight Money sejak diluncurkan tujuh tahun lalu jauh mengungguli benchmarknya yaitu Infovesta Money Market Fund Index dan Infovesta 90 Money Market Fund Index, sehingga Reksa Dana Pasar Uang Insight Money memiliki kinerja yang relatif stabil dan tahan banting saat pasar mengalami berbagai ketidakpastian dan volatilitas tinggi.

Tercatat sejak Agustus 2015 hingga 30 September 2022, Reksa Dana Pasar Uang Insight Money mampu membukukan keuntungan 57,46 persen, jauh di atas Infovesta Money Market Fund Index (39,96 persen) dan Infovesta 90 Money Market Fund Index (34,97 persen).

Menurut Ria, kinerja imbal hasil Reksa Dana I-Money mampu bertahan dari berbagai volatilitas pasar sejak peluncuran. Sebab mayoritas underlying asset Reksa Dana I-Money berupa efek utang yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Durasi yang rendah ini menyebabkan sensitivitas harga terhadap perubahan suku bunga juga lebih rendah dan membuatnya cenderung lebih stabil.

 

Sebagai catatan, Ria menambahkan, Reksa Dana Insight Money juga memiliki fitur Corporate Social Responsibility (CSR) pada produknya, sehingga para Investor yang berinvestasi pada produk Reksa Dana Insight Money secara langsung sudah dapat berpartisipasi dalam memberikan dampak sosial kepada sesama, melalui beragam program sosial kemanusiaan, sosial keagamaan, pendidikan, budaya, kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.

 
Berita Terpopuler