Efek Samping Mematikan Ini Intai Penyintas Covid-19

Penyintas Covid-19 berisiko alami masalah kesehatan yang mematikan.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Penyintas Covid-19 memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami masalah kesehatan parah--seperti tromboemboli vena-- dibandingkan orang yang tak pernah kena Covid-19.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak Covid-19 tampaknya tak benar-benar usai meski pasien sudah dinyatakan sembuh. Menurut studi terbaru, riwayat infeksi Covid-19 memicu peningkatan risiko terhadap sejumlah masalah jantung dan bahkan kematian.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Health ini mengungkapkan bahwa orang yang pernah dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 memiliki risiko 27 kali lipat lebih besar untuk mengalami tromboemboli vena (VTE) dibandingkan orang yang tak pernah terkena Covid-19.

Risiko VTE juga dimiliki oleh penyintas Covid-19 yang tak dirawat di rumah sakit. Mereka memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi terhadap VTE dibandingkan orang yang tak pernah terpapar Covid-19.

VTE adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika bekuan atau gumpalan darah terbentuk di dalam vena. Bila berukuran besar atau dibiarkan tanpa diobati, bekuan darah ini bisa memicu kematian.

Selain VTE, orang yang pernah dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 memiliki risiko 21 kali lebih besar untuk terdiagnosis dengan gagal jantung. Kelompok ini juga berisiko 17 kali lebih besar untuk mengalami strok menurut tim peneliti dari Queen Mary University of London.

Baca Juga

Tak hanya itu, para penyintas Covid-19 ini juga lebih berisiko untuk terdiagnosis dengan fibrilasi atrium, perikarditis atau peradangan perikardium, serta serangan jantung. Risiko kematian juga tampak lebih besar pada orang-orang yang pernah terkena Covid-19.

Pada orang-orang yang pernah dirawat di rumah sakit akibat Covid-19, risiko kematian yang mereka miliki 118 kali lebih tinggi dibandingkan penyintas Covid-19 yang tak memerlukan perawatan rumah sakit. Selain itu, penyintas Covid-19 yang tak dirawat di rumah sakit berisiko 10 kali lebih besar terhadap kematian dibandingkan orang yang tak pernah terkena Covid-19.

Risiko masalah jantung dan kematian yang paling besar terjadi dalam kurun waktu 30 hari pertama setelah infeksi. Namun, setelahnya, risiko-risiko masalah jantung dan kematian ini masih tetap besar.

"Gejala sisa jangka panjang dari paparan Covid-19 di masa lalu kini menjadi kekhawatiran masalah kesehatan yang dominan," ujar tim peneliti, seperti dikutip dari The Sun, Ahad (6/11/2022).

Tim peneliti mengungkapkan bahwa studi mereka menyoroti adanya peningkatan risiko kardiovaskular pada individu yang pernah terkena Covid-19. Menurut tim peneliti, risiko ini mungkin akan menjadi lebih besar di negara-negara dengan keterbatasan akses terhadap vaksin.

Studi ini melibatkan lebih dari 50 ribu data warga Inggris yang termuat di Biobank. Sebanyak 17.871 di antaranya merupakan warga Inggris penyintas Covid-19. Seluruh paritisipan dipantau sampai mereka terkena masalah kardiovaskular atau mengalami kematian.

Di tengah mendominasinya varian Omicron, Zoe Symptom Tracker App menemukan ada beberapa gejala yang umum ditemukan saat ini. Lima gejala Covid-19 yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri tenggorokan, hidung beringus, sakit kepala, hidung tersumbat, dan batuk kering.

Selain itu, ada beberapa gejala lain yang juga kerap dikeluhkan pasien Covid-19 saat ini. Gejala tersebut adalah bersin, batuk berdahak, suara serak, nyeri otot, lelah, perasaan seperti akan pingsan, perubahan indra penciuman, pembengakakn kelenjar leher, sakit pada mata, nyeri dada, sesak napas, kehilangan indra penciuman, sakit telinga, menggigil, dan nyeri sendi bahu.

 
Berita Terpopuler