Di Manakah Kota al-Madain itu Berada?

Sejatinya, al-Madain adalah sebuah kota metropolitan kuno yang dibentuk oleh Sasania

art.co.uk
Salah satu reruntuhan bangunan kuno di Al-Madain.
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Suatu hari, Hudzaifah Ibnul Yaman ditugaskan di al-Madain. Dalam sebuah kesempatan, ia meminta minum. Dihqaan datang dengan membawa air dalam gelas yang terbuat dari perak. Hudzaifah melempar Dihqaan dengan gelas perak tersebut.

Baca Juga

" Sesungguhnya, aku melemparnya karena ia sudah pernah aku larang (menggunakan gelas perak), namun masih saja melakukannya," ujar Hudzaifah.

Ia lalu berkata, Sesungguhnya, Rasulullah SAW bersabda: 'Emas, perak, sutra, dan sutra dibaaj untuk mereka orang kafir di dunia dan untuk kalian nanti di akhirat'.

Dalam kisah yang tercantum dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari [5632] dan Muslim [2067] itu tercantum nama Al-Madain. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith al-Nabawi, al-Madain adalah nama sebuah kota yang dibangun Raja Anu Syirwan bin Qabadz.

Dia adalah raja Persia yang bijaksana, pandai, cerdas, dan berbaik budi, ujar Dr Syauqi. Menurut dia, Raja Anu Syirwan beserta raja-raja Sasan tinggal di kota itu hingga ditaklukkan pasukan tentara Islam pada era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 16 H.

Pada tahun itu, tentara Muslim di bawah komando Sad bin Abi Waqas menaklukkan al-Ahwaz dan al-Madain di Perang Jawala. Dalam pertempuran itu, Kaisar Persia kalah dan melarikan diri di Perang Yazidiger.

Lalu, di manakah kota al-Madain itu berada?

 

"Al-Madain terletak di tepi Sungai Tigris sebelah timur, sekitar 30 kilometer dari Baghdad," ungkap Dr Syauqi. 

Sejatinya, al-Madain adalah sebuah kota metropolitan kuno yang dibentuk oleh Dinasti Sasan. Al-Madain berarti ‘kota-kota’. Menurut Wikipedia, al-Madain merupakan salah satu kota di Babilonia yang didirikan oleh seorang Rabbi Yahudi yang dikenal dengan nama Rava.

Dalam bahasa Persia, al-Madain dikenal dengan sebutan Tespon atau Tesiphon. Kota ini pernah menjadi  ibu kota Kekaisaran Parthian Arsacids dan Sasan Persia. Al-Madain merupakan kota besar di Mesopotamia kuno. Reruntuhan kota ini dapat dilihat di bagian timur Sungai Tigris, berseberangan dengan kota Hellenistik, Seleucia. Kota ini berjarak sekitar 30 km di sebelah selatan Baghdad, Irak.

Al-Madain sangat menonjol selama Kekaisaran Parthian pada abad ke-1 Sebelum Masehi (SM). Kota tersebut sempat menjadi pusat pemerintahan. Al-Madain menjadi sangat penting karena  kota itu menjadi pusat sasaran militer bagi pemimpin Kekaisaran Romawi pada perang timur mereka.

Sejarah mencatat, kota tersebut sempat lima kali direbut Roma, tiga kali di antaranya pada abad ke-2 M. Kaisar Trajan menguasai Ctesiphon pada 116, namun penerusnya, Hadrian, memutuskan untuk mengembalikan Ctesiphon tahun berikutnya sebagai bagian dari penyelesaian damai.

Jenderal Romawi, Avidius Cassius, merebut kota ini pada 164 M, selama Perang Parthia, namun ditinggalkan ketika perang berakhir. Pada 197 M, Kaisar Septimius Severus menguasai al-Madain dan membawa ribuan penduduk yang kemudian dijual sebagai budak.

Pada akhir abad ke-3 M, setelah Parthia digantikan oleh Sassanis, kota ini kembali menjadi sumber konflik dengan Roma. Pada 283 M,  Kaisar Galerius dikalahkan di luar kota tersebut. Setahun kemudian, ia kembali lagi dan meraih kemenangan pada pengepungan kelima. Al-Madain pun dikuasai oleh bangsa Romawi pada 299. Ia mengembalikan kota tersebut kepada Raja Persia Narses dan menukarnya dengan Armenia serta Mesopotamia Barat.

 
Berita Terpopuler