Imam Ghazali Jelaskan Bahaya Menunda Taubat

Sebagian orang shaleh mengatakan sesungguhnya hitam di hati adalah bagian dari dosa.

Republika/Mardiah
Ilustrasi Taubat. Imam Ghazali Jelaskan Bahaya Menunda Taubat
Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al-Ghazali menilai bahaya seorang yang beriman menunda-nunda taubatnya. Alasannya, karena menunda taubat yang pertama bahwa dosa itu akan mengeruhkan hati.

Baca Juga

"Sementara bahaya terakhir dosa membawa kesengsaraan," tulis Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Minhajul Abidin tentang tahapan taubat.

Imam Al-Ghazali mengingatkan kita agar berhati-hatilah dan tidak melupakan persoalan iblis dan Bal'am bin Ba'ura. Di mana awal mula persoalan yang mereka hadapi adalah dosa kemudian berakhir dengan kekufuran. Maka, keduanya binasa bersama orang-orang yang binasa untuk selamanya. 

Maka, mudah-mudahan Allah merahmatimu untuk sadar dan bersungguh-sungguh waspada agar urat seperti ini hilang. Karena urat yang membahayakan ini agar dicabut dari hatimu dan membebaskan tanggunganmu dari dosa-dosa ini dan jangan engkau merasa aman jika terjadi kekerasan di dalam hati, pikirkanlah keadaanmu.

Imam Al-Ghazali menjelaskan Bal'am bin Baura adalab dia memiliki rahasia Al-Ismu Al-Adzam (nama keagungan Allah yang hanya diketahui orang-orang tertentu), ia ingin mendoakan keburukan kepada Nabi Musa, maka Allah mencabut rahasia tersebut darinya, sebagaimana Firman-Nya dalam surat Al-A'raf ayat 175 yang artinya.

 

 

"Dan bacakan kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami pengetahuan tentang isi Al-kitab, kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu, lalu dia ikut oleh setan sampai dia tergoda, maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat."

Sebagian orang shaleh mengatakan sesungguhnya hitam di hati adalah bagian dari dosa. Tanda-tanda hitamnya hati adalah ketika engkau tidak merasa gusar dan kaget serta tidak merasa syok dengan dosa yang engkau lakukan. Engkau juga tidak mendapatkan ketenangan dan kelezatan pada saat melakukan ketaatan.

Engkau juga tidak merasa mendapatkan hal yang mengasuh di dalam dirimu ketika dinasehati. Engkau jangan menganggap remeh dosa-dosa itu sekalipun ketika mengira dirimu telah bertaubat sementara engkau masih terus-menerus melakukan dosa besar.

Imam Al-Ghazali mengutip syair dari Al-Kamil. "Jangan engkau remehkan dosa-dosa meskipun sangat sedikit, sesungguhnya yang sedikit itu apabila dilakukan terus-menerus akan menjadi banyak."

 

Imam Ghazali mengatakan kebenaran perkataan ini dibuktikan di dalam hadis Abu Hurairah Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. "Sesungguhnya seorang mukmin apabila melakukan dosa maka terdapat titik hitam di dalam hatinya. Apabila ia bertaubat dan minta ampun, maka hatinya akan kembali putih jika ia menambah dosa maka hitam yang akan bertambah." 

 
Berita Terpopuler