Jadi Duta United24 Ukraina, Mark Hamill Kumpulkan 500 Drone Buat Pasukan Ukraina

Mark Hamill menggalang dana untuk pengadaan drone bagi Ukriana.

AP
Aktor Mark Hamill yang memerankan Luke Skywalker hadir di premier Star Wars: The Rise of Skywalker pada Senin (16/12/2019), di Los Angeles, AS. Hamill menjadi duta proyek Ary of Drones, United 24 Ukraina.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Star Wars Mark Hamill menyumbangkan 500 pesawat tanpa awak (drone) untuk membantu Ukraina dalam upayanya menekan pasukan Rusia melalui amal. Mengapa ia melakukannya?

"Sangat sederhana, Ukraina membutuhkan drone," kata Hamill kepada pembawa acara Joe Mathieu saat tampil di "Sound On" Radio Bloomberg, dilansir Fox News, Ahad (23/10/2022).

Baca Juga

Hamill meyakini pesawat tanpa awat bisa membantu pasukan Ukraina menentukan hasil perang, melindungi tanah dan orang-orang mereka, memantau perbatasan, serta memantau dari ketinggian. Hamill mengatakan dirinya merasa terhormat untuk mendukung misi yang akan mencakup penggalangan dana untuk mendukung proyek "Army of Drones" United24 Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan peluncuran program itu pada tahun lalu sekaligus mendapuk Hamill sebagai duta program. Sejauh ini, donasi melalui UNITED24 telah mencapai lebih dari 210 juta dolar AS (sekitar Rp 3,2 triliun).

"Saya sangat terkejut karena mereka memberi saya pembaruan ini setidaknya dua atau tiga kali sepekan tentang apa yang terjadi, dan mereka mengatakan telah menerima lebih dari 500 drone sejak saya memulai ini," kata aktor itu.

Pesawat tanpa awak membuktikan dirinya sebagai alat penting dari konflik Ukraina. Rusia telah mulai menggunakan drone Shahed-136 Iran yang dikenal sebagai drone "kamikaze".

Sementara itu, Ukraina telah bekerja memerangi penggunaan drone Rusia melalui cara alternatif, termasuk peluncuran aplikasi belum lama ini untuk membantu warga berkoordinasi dengan militer menembak jatuh drone dan rudal Rusia yang masuk.

Warga Ukraina yang mengunduh aplikasi dapat mengetikkan nama target, seperti rudal atau drone bunuh diri, mengarahkan ponsel mereka ke arah target yang masuk dan menekan tombol merah. Militer Ukraina kemudian akan melihat penanda itu di peta dan menggunakan lokasinya bersama dengan teknologi radar untuk melacak dan menembak ancaman secara lebih efektif.

Sebuah perusahaan AS juga telah mengembangkan senjata anti-drone berbasis gelombang mikro, yang akan segera diuji coba di lapangan. Perusahaan teknologi Epirus mengatakan senjata itu memiliki jangkauan tiga kilometer, tetapi kenyataannya bisa mencapai sejauh 48 km.

 
Berita Terpopuler