Sentuhan Kubik dan Mozaik Islam di Masjid Sentral Lisbon

Diresmikan pada 1985, masjid ini mampu menampung 950 jamaah.

Blogspot
Masjid Agung Lisabon
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Masjid Sentral Lisbon (dalam bahasa Portugal: Mesquita Central de Lisboa) terletak strategis di Jalan Raya Jose Malhoa, di ibu kota sekaligus kota terbesar di Portugal, Lisbon. Diresmikan pada 1985, masjid ini mampu menampung 950 jamaah.

Baca Juga

Berada tidak jauh dari jembatan legendaris Lisbon, Masjid Sentral Lisbon kerap menjadi tujuan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. Ia terletak di antara perkantoran, hotel, dan apartemen di kota seluas 84,3 km2 yang dihuni 545,245 jiwa itu.

Dari Lisbon Portela Airport, perlu dua kali berganti bus untuk bisa sampai di masjid cantik ini, atau bisa juga dengan kereta metro jika ingin sampai lebih cepat. Saat tiba di halte bus terdekat, masjid ini tidak segera terlihat. Orang baru akan mengetahui posisinya setelah melihat kubah dan menaranya yang menyembul di antara bangunan-bangunan tinggi yang mengelilinginya. Untuk menuju ke sana, perjalanan sedikit menanjak karena Lisbon adalah kota di atas bukit.

Kompleks masjid yang terdiri dari empat lantai dan satu basementini didesain oleh dua arsitek: Antonio Braga dan Joao Conceicao, yang proses pembangunannya dibantu beberapa negara Islam. Masjid dibagi menjadi empat bagian, yakni pintu masuk dan ruang resepsionis, ruang shalat, madrasah dan perpustakaan, serta menara masjid di mana terdapat tangga utama yang menjadi akses ke setiap lantai. Selain itu, menurut situs archnet.org, terdapat pula ruang olahraga dan auditorium.

Dilihat dari luar bangunan, susunan batu bata yang menjulang tanpa lapisan semen di luarnya memunculkan efek kubik. Sedangkan, kubah dan ornamen yang menyambut di pintu masuk utama memamerkan keindahan elemen-elemen Islam tradisional.

 

 

Kompleks Masjid Sentral Lisbon secara keseluruhan memiliki tiga kubah berwarna hijau kebiruan. Satu kubah utama yang menjadi kubah masjid (berukuran paling besar) dan satu kubah di atas bangunan perpustakaan masjid yang terletak di bagian timur, dekat menara. Satu kubah lainnya yang berukuran kecil menjadi penyambut jamaah di pintu masuk utama.

Ruang utama shalat utama yang diperuntukkan bagi jamaah pria terletak di lantai tiga. Ruang ini berukuran luas 1.393 m2. Sedangkan, ruang shalat jamaah wanita seluas 1.053 m2 berada di lantai empat, dengan bagian tengah yang terbuka sehingga cekungan besar kubah dapat dilihat dari ruang shalat utama.

Meski berada selantai lebih atas, ruang shalat wanita terlihat sederhana namun elegan dengan pagar kayu yang membatasinya. Dinding dan pilar-pilar di ruang shalat utama diberi sentuhan akhir beberapa material seperti marmer, ubin, dan batu bata. Sedangkan beberapa bagian lainnya, termasuk langit-langit masjid, dilapisi turap yang dicat. Lantainya nyaman karena diselimuti oleh karpet tebal yang sekaligus berfungsi sebagai sajadah saat shalat.

Salah satu bagian tembok ruang ini menghadap langsung ke arah kiblat. Di bagian tengahnya terdapat sebuah ceruk (bagian dinding yang menjorok ke dalam) yang berfungsi sebagai mihrab. Bagian ini terlihat indah dengan ketiga sisi dinding ceruk yang dilapisi keramik bermotif ornamen dengan kombinasi warna hijau dan emas yang mendominasi serta sedikit sentuhan hitam yang mempertegas bentuk ornamen.

Ceruk tersebut dipagari dua ornamen berkaligrafi di kedua sisinya. Masingmasing dengan lebar kurang lebih satu meter. Senada dengan warna bagian dalam ceruk, bagian luar mihrab ini tampak elegan dengan tambahan warna biru muda yang teduh sebagai latar kaligrafi. Sentuhan warna kuning di bagian bawah ornamen membuatnya serasi dengan dinding bata masjid yang juga berwarna kuning.

Di sisi kanan dalam mihrab ditempatkan sebuah mimbar tempat khatib menyampaikan khutbah Jumat. Tepat di pusat ceruk, tertempel kaligrafi dengan bingkai kayu persegi. Tepat di bawahnya terdapat sebuah jam digital yang menjadi satusatunya penunjuk waktu di sana. Di atasnya terdapat satu lagi kaligrafi yang tampak atraktif karena menampilkan huruf-huruf Arab geometris (paduan garis dan kotak) yang mengutip penggalan sebuah ayat Alquran.

 

 

Rangkaian huruf Arab berwarna kuning itu tampak tegas namun teduh dengan latar kayu berwarna cokelat gelap yang terjalin serupa jaring-jaring. Kaligrafi ini dipasang menjorok ke depan, nyaris sejajar dengan batas terluar ceruk mihrab. Letaknya yang menggantung itu membuatnya seolah tampil sebagai tirai mihrab.

Kaligrafi tersebut mengutip penggalan ayat 39 dari surah Ali Imran: “ Fanaadathul malaaikatu wahuwa qaaimu yushallii fil mihraabi. Yang artinya: Kemudian Malaikat (Jibril) memanggilnya (Zakariya), sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab.

Selain itu, suasana teduh juga terpancar dari sejumlah kaligrafi lain yang dapat ditemukan di beberapa titik. Di antaranya, pada ornamen yang terpasang di beberapa bagian dinding dalam masjid serta di sekeliling kubah bagian dalam.

Pada malam hari, saat lampu-lampu di dalam masjid dinyalakan, kemegahan ruang shalat yang lapang itu semakin jelas terlihat. Terlebih, lampu yang tergantung dekat ornamen pembingkai mihrab menyulap warna kuning tembok menjadi warna emas yang benderang. Dinding-dinding itu seolah disusun dari ribuan batang emas. Beberapa lampu dapat menyala secara otomatis saat jamaah memasuki ruangan shalat.

Jendela-jendela masjid ini memiliki bukaan yang kecil sehingga membatasi kebisingan dari luar, tanpa pendingin ruangan ataupun ventilasi mekanis. Terdapat 16 pengeras suara di dalam ruang shalat. Empat di antaranya diletakkan di sudut ruangan bagian belakang dan delapan pengeras suara berukuran kecil tersebar di area kubah. Sedang empat sisanya dapat ditemukan di dekat tiangtiang masjid yang juga menyangga lantai empat. Semua pengeras suara tersebut mengarah pada ruang shalat utama. 

 

Luas area masjid secara keseluruhan adalah 2760 m2. Volume ruang shalat dua lantai tersebut mencapai 6040 m3 dengan tinggi maksimum 15,4 m. Masjid Sentral Lisbon adalah satu-satunya masjid di Lisbon.

 
Berita Terpopuler