Indonesia Bersiap Akhiri Pandemi

Presiden meminta Menteri Kesehatan berkonsultasi ke WHO untuk akhiri status pandemi.

Republika/Putra M. Akbar
Cosplayer berfoto pada acara Indonesia Comic Con 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (1/10/2022). Acara tersebut kembali digelar setelah dua tahun akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga Ahad (2/10/2022). Republika/Putra M. Akbar
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Antara

Baca Juga

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan terdapat kemungkinan dalam waktu dekat pemerintah akan menyatakan pandemi Covid-19 berakhir. Jokowi pun meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk berkonsultasi kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Pandemi memang sudah mulai mereda. Mungkin sebentar lagi juga akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir," kata Presiden Jokowi dalam Peluncuran Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Meski demikian, kata Presiden, tekanan terhadap negara-negara di dunia termasuk Indonesia tidak serta merta berakhir. Hal itu karena situasi ekonomi di dunia tidak berada dalam kondisi baik.

Jokowi mengatakan, ketidakpastian ekonomi saat ini sangat tinggi. Hal itu menyebabkan seluruh negara, bahkan negara-negara maju berada pada posisi yang sulit.

Yang kita lihat ini dunia, pemulihan ekonomi pascapandemi memang belum pada kembali normal, tetapi justeru semakin tidak baik," ujar dia.

Keberlanjutan situasi sulit pascapandemi itu, kata Jokowi, karena instabilitas geopolitik setelah terjadinya perang di Ukraina. Berbagai dinamika ekonomi global yang terjadi menyebabkan timbulnya ancaman krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial.

Namun, kata Jokowi, Indonesia masih mencatatkan laju perekonomian yang baik. Hal itu ditandai dengan realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2022 yang sebesar 5,44 persen (year on year/yoy).

Untuk menghadapi situasi sulit pascapandemi, Jokowi menekankan seluruh pihak harus kompak dan bersinergi.

"Kita harus memiliki perasaan yang sama karena yang kita hadapi adalah tantangan yang tak mudah," kata Jokowi.

Pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi sejak Maret 2020. Hingga Ahad (2/10), menurut data BNPB, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia sebanyak 6,4 juta kasus, dengan 6,2 juta sembuh dan 158 ribu meninggal dunia. Menurut data BNPB, hingga 2 Oktober 2022, kasus aktif Covid-19 di Indonesia sebanyak 17.434 kasus.

 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, Presiden Jokowi memintanya untuk berkonsultasi dengan Dirjen WHO terkait kemungkinan pandemi Covid-19 segera berakhir. Meskipun belum dinyatakan berakhir, ia mengatakan, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan pelonggaran pengetatan protokol kesehatan.  

“Pak Presiden meminta saya untuk berkonsultasi dengan Dirjen WHO. Kalau ada kebijakan-kebijakan lokal mengenai pengurangan pengetatan dari prokes bisa dilakukan,” kata Menkes di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Namun, ia menyampaikan, keputusan mengenai berakhirnya pandemi Covid-19 tetap berada di tangan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia. WHO nantinya akan memberikan pengumuman secara resmi jika pandemi memang sudah dicabut.

“Khusus mengenai pandemi karena ini sifatnya dunia, nanti WHO yang akan memberikan timingnya kapan. Itu kan pandemi itu di WHO ada namanya public health emergency of international concern. Itu nanti biasanya kapan dicabutnya dia akan resmikan, di-publish resmi,” jelas Menkes Budi.

Saat ditanya terkait kebijakan lepas masker, Menkes Budi hanya menjawab hal itu merupakan keputusan dari Presiden.

 

In Picture: Penumpang Pesawat Ini Kenakan Pakaian APD Saat Mengudara

Sejumlah penumpang yang mengenakan alat pelindung diri (APD) turun dari pesawat rute Samarinda-Jakarta di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (2/10/2022). Kementerian Kesehatan menyatakan Indonesia sedang bersiap menuju endemi berdasarkan parameter penilaian COVID-19 yang terus melandai. - (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

 

 

 

Salah satu indikator berakhirnya pandemi adalah sektor pariwisata yang terus bergeliat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai 1,73 juta kunjungan sepanjang Januari hingga Agustus 2022, naik 2.028,65 persen dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono dalam paparan di Jakarta, Senin, menjelaskan, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama pada periode Januari hingga Agustus 2022 hanya 81.292 kunjungan.

"Ini mudah dipahami karena pada tahun lalu masih pandemi sehingga jumlah wisman pada periode yang sama tahun lalu hanya 81.292 kunjungan," katanya.

Sementara itu, menurut dia, jumlah kunjungan wisman pada Agustus 2022 mencapai 510,25 ribu kunjungan. Angka tersebut naik 6,98 persen dibandingkan Juli 2022, namun tumbuh signifikan 28.727,46 persen dibandingkan dengan kondisi Agustus 2021.

"Ini mudah dipahami karena di bulan Agustus (2021) masih kondisi pandemi, di mana jumlah wisman masih terbatas. Tapi sejalan dengan membaiknya mobilitas karena kesehatan semakin bagus, di bulan Agustus ini perkembangan jumlah wisman semakin meningkat," katanya.

Meski meningkat signifikan, Margo menyebut angka tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi pada 2019.

"Pada 2019, periode yang sama, Januari-Agustus ini jumlah kunjungan wisman itu mencapai 8,56 juta kunjungan," katanya.

BPS juga mencatat Australia, Singapura dan Malaysia adalah tiga besar negara asal wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Agustus 2022. Ketiganya juga mencatatkan hal yang sama untuk periode Januari-Agustus 2022.

Pada Agustus 2022, Australia berkontribusi hingga 16,5 persen atau 84,1 ribu kunjungan, Singapura sebanyak 62,5 ribu kunjungan (12,3 persen) dan Malaysia 46,8 ribu (9,2 persen). Pada periode Januari-Agustus 2022, jumlah kunjungan wisman asal Australia mencapai 286,9 ribu kunjungan (16,6 persen), Singapura 215,5 ribu kunjungan (12,4 persen) dan Malaysia 154,2 ribu kunjungan (3,9 persen).

Margo berharap kunjungan wisman bisa kembali pulih seperti sebelum pandemi lantaran sektor pariwisata memberikan dampak gada yang tinggi bagi ekonomi.

"Maka penanganan kesehatan dan macam-macam itu menjadi bagian penting agar wisman harapannya bisa kembali seperti tahun-tahun sebelum pandemi dan mendorong pertumbuhan ekonomi kita lebih tinggi lagi," katanya.

 

Tiga Skenario Pandemi Menuju Endemi - (infografis republika)

 
Berita Terpopuler