Mengapa Banyak Generasi Muda Memilih Memeluk Islam?

Ketertarikan kepada Islam adalah fitrah karena manusia menginginkan kebenaran.

Reuters/Olivia Harris
Muslim muda Inggris. Ilustrasi Muslimah. Mengapa Banyak Generasi Muda Memilih Memeluk Islam?
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, PENNSYLVANIA -- Perkembangan pemeluk agama Islam di negara-negara Barat telah meningkat cukup signifikan. Banyak yang ingin mengenal agama ini meskipun banyak stigma buruk yang dibuat oleh segelintir orang. Ketertarikan ini tidak hanya bagi orang dewasa, tapi juga dari generasi muda.

Baca Juga

Seorang penulis lulusan Universitas Waynesburg, Sumayyah Meehan menjelaskan beberapa alasan banyak generasi muda turut tertarik pada Islam. Dia yang memutuskan menjadi mualaf 23 tahun silam itu menyebut beberapa faktor yang membuat ketertarikan generasi muda. Alasan-alasan itu meliputi:

Fitrah mencari kebenaran

Dilansir dari About Islam, Rabu (7/9/2022), ketertarikan kepada Islam adalah fitrah karena manusia menginginkan kebenaran. Fitrah manusialah yang menariknya kembali kepada Tuhannya.

Ini bagaikan sebuah kompas batin, panggilan lembut yang menyebabkan seseorang tidak hanya menyadari mereka telah jatuh ke dalam ketidakpercayaan, tetapi juga secara aktif mencari jalan keluar darinya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Alquran:

إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Artinya: "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. Al Qasash: 56).

Menurutnya, tidak akan ada yang berpikir bahwa seorang anak, pada usia 8 tahun, akan selaras dengan fitrahnya. Sebagian besar anak-anak di usia ini sibuk dengan teman-teman mereka atau menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain video gim.

Tapi bagi Suster Jennie Fenn dari Inggris, putranya yang masih kecillah yang membawa agama Islam ke dalam rumah dan hatinya.

“Dia datang kepada saya dengan pertanyaan tentang Islam setelah membuat pernyataan memalukan di sekolah bahwa Yesus tidak bisa menjadi anak Tuhan. Kemudian suatu hari dia pulang dan mengatakan kepada saya bahwa dia adalah Muslim. Dia telah mendengar adzan (panggilan untuk sholat) dan itu sudah cukup baginya," katanya.

Kebenaran, disebut Meehan, akan selalu menjadi kekuatan tak tertahankan yang membimbing umat manusia kembali kepada Pencipta kita, seperti semburan sinar matahari setelah hari-hari langit kelabu dan suram.

 

Agama yang memudahkan

Agama Islam itu mudah sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Alquran yang Mulia:

يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al Baqarah:185).

Bagi banyak mualaf, agama nenek moyang mereka begitu penuh dengan ambiguitas. Sehingga tidak ada cara yang jelas atau langsung untuk berhubungan dengan Tuhan.

Seperti yang terjadi pada Yusuf dari Kenya, pada usia 17 tahun, ia mulai meneliti agama Islam setelah kecewa dengan keyakinannya sendiri. Dan apa yang dia temukan bahkan mengejutkannya dan membuatnya memeluk agama Islam.

“Saya belajar bahwa Muslim di seluruh dunia semuanya sama dan tidak ada perbedaan bahkan dalam cara kita berdoa," katanya.

Memiliki jalur dan panduan yang pasti sangat penting bagi siapa pun yang ingin terhubung dengan Pencipta mereka. Agama Islam membimbing orang percaya ke Jalan Lurus yang mengarah kembali kepada Allah.

 

Kejadian tak Terduga

Terkadang sebuah peristiwa, kejadian tak terduga atau bahkan pertemuan kebetulan adalah semua yang diperlukan untuk membimbing manusia menuju Islam. Bagi Meehan, perjalanan Islam-nya dimulai ketika seorang anak berusia 10 tahun menggantung hiasan di pohon Natal dan mempertanyakan tujuan dari semua itu.

Tindakan sederhana mengangkat perhiasan kaca berkilau ke cabang cemara yang tinggi sudah cukup untuk memicu perjalanannya ke Islam. Bagi Bruder Thomas, yang tinggal di Zambia, ia memiliki mimpi pada usia 25 tahun yang akan menerangi hatinya dan mengirimnya dalam perjalanannya sendiri ke iman Islam.

“Saya bermimpi bahwa saya mendengar adzan (panggilan untuk sholat) dan saya mengikuti peneleponnya ke dalam masjid. Saya menjadi Muslim dan, sejak itu, tidak pernah melihat ke belakang," ujarnya.

Melalui kejadian kecil, seperti mimpi atau bahkan tradisi keluarga yang tidak masuk akal, Allah SWT dapat membuka hati kita dengan begitu mudah dan membuat kita mempertanyakan tujuan hidup kita. Menetapkan jalan untuk menjadi seorang Muslim hanya membutuhkan satu langkah kaki ke arah yang benar.

 
Berita Terpopuler