Harga CPO di Riau Turun, Ini Penyebabnya

China merupakan konsumen CPO dunia terbesar setelah India.

Minyak kelapa sawit (CPO).
Rep: Febrian Fachri Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja, mengatakan harga komoditas minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) amblas 6,16 persen dalam sepekan. Penurunan terbesar terjadi pada dua hari perdagangan terakhir minggu ini, setelah China melakukan lockdown di beberapa wilayahnya.

Baca Juga

Ia menyebut jika mengacu pada Refinitiv, harga CPO dalam dua hari awal pekan ini relatif stabil dan hanya mengalami penurunan sedikit, sedangkan dalam dua hari perdagangan terakhir secara kumulatif ambles 5,52 persen.

"Harga CPO telah turun hingga 45 persen dari level tertinggi yang dicatatkan akhir April tahun ini atau tepat sehari setelah larangan ekspor CPO diberlakukan oleh pemerintah Indonesia. Pada 29 April 2022, harga CPO sempat menembus 7.104 ringgit per ton," kata Defris, Selasa (6/9/2022).

Sementara, dari sisi permintaan berpotensi menurun ketika China kembali melakukan lockdown untuk melawan penyebaran virus covid-19. Seperti diketahui, China masih memberlakukan zero Covid, sehingga ketika ada kasus baru maka mereka akan langsung lockdown wilayahnya.

China merupakan konsumen CPO dunia terbesar setelah India. Bahkan, jika melansir data dari UN Comtrade, China merupakan konsumen terbesar kedua untuk CPO Indonesia pada periode 2016-2020. Saat ini, harga CPO diketahui Rp 11.185,29 per kg dan harga Kernel Rp 6.439,83 per kg.

 

 
Berita Terpopuler