Makanan Ultra Proses Bikin Pria Berisiko Tinggi Idap Kanker Kolorektal
Makanan ultra proses terkenal tinggi gula tambahan dan minim serat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Pria yang secara teratur mengonsumsi makanan ultra proses seperti soda, es krim, sosis, dan ayam goreng berisiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal. Hal ini merujuk pada sebuah studi yang diterbitkan pada Rabu (31/8/2022) di British Medical Journal.
Studi ini menunjukkan bahwa pria AS memiliki risiko 29 persen lebih besar untuk didiagnosis menderita kanker kolorektal jika mereka mengonsumsi makanan olahan dalam jumlah besar. Sementara itu, wanita tidak mengikuti pola yang sama.
Salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di dunia adalah kanker kolorektal. Selain itu, lebih dari setengah kalori harian yang dikonsumsi oleh orang dewasa AS berasal dari makanan ultra proses.
Penulis studi Lu Wang menjelaskan bahwa daging olahan yang sebagian besar termasuk dalam kategori makanan ultra proses merupakan faktor risiko terbesar untuk kanker kolorektal. Makanan ultra proses juga tinggi gula tambahan dan rendah serat sehingga berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan obesitas.
"Obesitas merupakan faktor risiko yang mapan untuk kanker kolorektal," kata Wang, seperti dilansir Fox News, Jumat (2/9/2022).
Para peneliti menganalisis data dari tiga penelitian lain yang melibatkan 200 ribu pria dan wanita di AS. Setiap empat tahun, para peserta mengisi kuesioner yang menanyakan seberapa sering mereka akan makan makanan tertentu.
Sekitar 46.341 pria dan 159.907 wanita dilibatkan dalam penelitian ini. Sebanyak 1.294 kasus kanker kolorektal terjadi pada pria dibandingkan dengan 1.922 pada wanita antara 24 hingga 28 tahun.
Setelah mempertimbangkan indeks massa tubuh, peneliti menentukan bahwa pria yang mengonsumsi makanan ultra proses dalam jumlah tertinggi memiliki risiko lebih tinggi untuk didiagnosis dengan kanker tertentu. Risiko terbesar bagi pria adalah peningkatan konsumsi minuman yang diperkaya gula seperti teh manis dan soda, bersama dengan daging, unggas, dan makanan laut.
Studi ini tidak dapat menentukan kurangnya hubungan antara kanker dan konsumsi makanan olahan yang tinggi pada wanita.