Ukuran Janin dan Ibu Anemia Pengaruhi Terjadinya Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Risiko ketuban pecah dini akan semakin besar bila janin besar-ibu mengidap anemia.

Pixabay
Ibu hamil (Ilustrasi). Perempuan yang hamil terlalu muda, anemia, dan janin berukuran besar dapat membuat calon ibu rentan mengalami ketuban pecah dini.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian ketuban pecah sebelum masa melahirkan dapat membahayakan ibu dan bayinya. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dwiana Ocviyanti mengatakan anemia hingga besar ukuran tubuh bayi dapat memengaruhi terjadinya kasus tersebut.

"Ketuban pecah dini itu salah satu penyebabnya bayi terlalu besar itu salah satu penyebabnya sehingga kepala itu tidak bisa masuk rongga panggul," kata dr Dwiana dalam webinar "Kenali Metode Persalinan: Nyaman dan Aman Menjelang Kelahiran" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (1/9/2022).

Menurut dr Dwiana yang juga Ketua Pokja Angka Kematian Ibu Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu, penyebab terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil salah satunya adalah besarnya ukuran tubuh bayi. Bayi bertubuh besar, cederung akan memakan waktu lebih lama untuk dapat keluar, karena bagian seperti kepala akan sulit memasuki rongga panggul.

Risiko terjadinya ketuban pecah dini akan semakin terbuka lebar bila ibu yang memiliki janin berukuran besar terkena anemia. Anemia akan menyebabkan ibu mudah terkena infeksi pada selaput ketuban atau yang dikenal dengan korioamnionitis.

Adapun penyebab lain terjadinya ketuban pecah dini, menurut dia, adalah kehamilan pada usia yang terlalu muda. Daya tahan tubuh seorang perempuan untuk melahirkan belum bisa dikatakan kuat dan sempurna.

"Ini sering terjadi pada mereka yang hamil terlalu muda, jadi kalau ada yang bilang hamil muda siapa takut, yang takut itu dokternya karena kalau hamil pada usia remaja itu daya tahan tubuh biasanya tidak baik sehingga kerap terjadi pecah ketuban dan persalinannya menjadi prematur," katanya.

Baca Juga

Dr Dwiana mengatakan kejadian pecah ketuban semakin banyak. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang tidak sehat pada remaja saat ini. Contohnya adalah para remaja cenderung memilih makanan yang digoreng berupa cireng atau cilok yang menyebabkan obesitas, dibandingkan dengan makanan bergizi yang mengandung protein hewani.

"Kalau dari awal sudah gemuk sekali, terjadi kelembapan pada daerah vagina dan kelembaban ini mengubah keasaman vagina sehingga mudah terjadi infeksi infeksi inilah yang bisa menyebabkan ketuban pecah," katanya.

Dengan demikian, dr Dwiana menyarankan agar setiap ibu hamil mulai membiasakan diri melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau senam ringan yang dapat melenturkan badan. Ia juga meminta agar asupan gizi seimbang harus diperhatikan, termasuk memilih pelayanan kesehatan yang sesuai dan mendukung persiapan persalinan yang aman dan nyaman bagi ibu hamil.

"Jangan lupa untuk membuat persiapan persalinan, jadi cari tempat yang menyediakan pelayanan yang baik sekalian supaya aman dan nyaman waktu persalinan," ujar konsultan obstertik ginekologi sosial ini.

 
Berita Terpopuler