Para Pelajar Harus Diajarkan Etika dalam Dunia Digital

Mengapa harus menggunakannya dengan etis? Karena dalam ruang digital kita akan berinteraksi dengan berbagai macam orang dari latar belakang budaya yang berbeda-beda.

network /yayan
.
Rep: yayan Red: Partner

Eko Pamuji, Sekretaris PWI Jatim.

ruzka.republika.co.id - Seiring perkembangan teknologi, akses digital semakin mudah diperoleh. Tapi, tantangan selanjutnya berupa bagaimana pemanfaatan akses digital secara bertanggung jawab.

Tentu hal ini tak lepas dari peran orang tua dan guru dalam mendidik anak-anaknya ketika mengakses dunia digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan SiberKreasi menggelar program webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema: Etika Pelajar di Dunia Digital.

Webinar yang digelar, Selasa 30 Agustus 2022 di Jawa Timur, diikuti oleh ribuan siswa dan guru sebagai peserta secara daring.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skill, digital culture, digital ethic, dan digital safety.

Eko Pamuji, Sekretaris PWI Jatim, mengawali sebagai pembicara. Dia mengatakan mengapa para pelajar harus diajarkan etika dalam dunia digital.

Mengapa harus menggunakannya dengan etis? Karena dalam ruang digital kita akan berinteraksi dengan berbagai macam orang dari latar belakang budaya yang berbeda-beda.

“Dalam dunia digital juga akan ada semua rekam jejak yang telah kita perbuat. Jika kita menggunakannya dengan tidak baik, hal ini akan menjadi bom waktu dan bisa merugikan diri sendiri. Begitupun sebaliknya, jika kita menggunakannya dengan hal-hal yang bermanfaat akan memberikan timbal balik yang baik juga kepada kita,” papar Eko Pamuji.

Nara sumber lainnya, Desra selaku Key Opinion Leader menambahkan, bahwa sahnya kita dalam berbudaya di ruang digital harus menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital.

"Menjadi warga digital yang menerapkan pancasila sebagai landasannya berarti siap untuk berhadapan dengan pengguna internet yang memiliki latar belakang yang beragam," ujar Desra.

Lebih lanjut dikatakan tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama atau berpihak pada isu yang sama.

"Mulailah belajar memberanikan dan membuka diri untuk berkolaborasi di dunia digital," ujar Desra.

Meithiana Indrasari, Rektor STIKOSA AWS, juga ikut menyampaikan bahwa etika kita harus sangat dijaga pada ruang digital, karena kita akan bertemu dengan berbagai macam orang didalamnya.

“Ada saatnya dikala orang tersebut tidak suka kepada kita, malah mereka yang bisa mengganggu privasi kita," kata Meithiana.

"Bisa saja mereka mencuri data kita dari dunia digital, bahkan kalau kita memiliki jejak digital yang kurang baik, mereka akan menyebarkannya kembali dan menjelek-jelekan kita,” Meithiana menambahkan.

Tidak ada yang aman 100% di dunia digital. Menurutnya yang bisa dilakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin.

Terakhir ada kutipan dari Alm. BJ Habibie, “Manusia mesti kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus berpendidikan dan berbudaya”.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jawa Timur. Kegiatan ini terbuka untuk para pelajar mulai dari kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA dan para Guru.

Untuk info kegiatan Literasi Digital lainnya, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo, atau ke website info.literasidigital.id.* (yayan)

 
Berita Terpopuler