Jamaah Haji Kelelahan Meningkat, PPIH Tegur Sejumlah KBIHU

KBIHU bermasalah akan dievaluasi di Tanah Air.

Ali Yusuf/Republika
Petugas kesehatan haji Indonesia yang berjaga di sektor khusus Masjid Nabawi. Jamaah Haji Kelelahan Meningkat, PPIH Tegur Sejumlah KBIHU
Rep: Achmad Syalaby Ichsan Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memberikan teguran kepada beberapa Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU). Ketua PPIH Arab Saudi Arsad Hidayat menjelaskan, KBIHU-KBIHU tersebut bahkan sudah diminta untuk mengisi berkas acara pemeriksaan (BAP) dan akan menjalani evaluasi di Tanah Air.

Baca Juga

Menurut dia, ada kurang dari 10 KBIHU yang akan dievaluasi setelah semua prosesi haji selesai. “Evaluasi dilakukan di Tanah Air berdasarkan tingkat kesalahan bahkan bisa teguran keras. Kalau perlu ditutup ya ditutup sesuai dengan kesalahan yang mereka lakukan,” ujar dia usai menyelenggarakan pertemuan dengan KBIHU di Kantor Daker Madinah, Madinah, Arab Saudi, Selasa (9/8/2022). 

Dia mencontohkan, ada KBIHU yang membawa jamaah dari Makkah. Sesampainya di Jeddah, jamaah tersebut meninggal dunia.

Atas adanya peristiwa tersebut, Arsad mengaku sudah melakukan teguran kepada mereka. Arsad pun mengungkapkan, ada peningkatan angka kelelahan jamaah haji gelombang dua yang saat ini berada di Madinah, Arab Saudi.

Menurut Arsad, laporan tersebut disebabkan adanya pemahaman dari jamaah jika mereka wajib melakukan ibadah sholat arbain atau sholat 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi tanpa memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing. 

“Tidak ada masalah dengan arbain sementara kondisi kesehatannya memungkinkan. Tetapi kalau tidak memungkinkan akan jauh lebih bagus jika mereka sholatnya di hotel masing-masing,” ujar Arsad.

Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) menunjukkan jika ada 17 jamaah yang dirawat hingga Selasa (10/8/2022). Lima orang diantaranya dirawat di Madinah — tiga di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan dua di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).

Sementara itu, sebanyak 12 jamaah dirawat di Makkah dan Jeddah. Masih ada sekitar 10 ribu jamaah haji di Madinah yang sedang menunggu penerbangan pulang ke Tanah Air. Jadwal terakhir pemulangan jamaah tercatat pada 13 Agustus.

Menurut Arsad, imbauan tersebut dilakukan agar jamaah bisa kembali bugar saat akan pulang ke Tanah Air. Dengan demikian, mereka bisa terbang bersama kloternya masing-masing sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan.

Arsad pun mengimbau KBIHU ikut mempertimbangkan kondisi masing-masing jamaah haji dalam memberikan pembimbingan ibadah. Dia meminta KBIHU tidak menyamaratakan kesehatan jamaah yang berada dalam kelompoknya. 

Arsad mencontohkan, masih ada program dari KBIHU agar jamaah ziarah wada atau ziarah perpisahan terlebih dahulu sebelum pulang ke Tanah Air. Padahal, ujar dia, istilah wada hanya ada dalam tawaf wada saat jamaah haji hendak meninggalkan Masjidil Haram di Makkah.

“Itu mungkin membuat jamaah haji lelah. Ini mungkin yang perlu menjadi catatan karena terlalu bersemangat,” jelas dia. 

Meski demikian, Direktur Bina Haji Kementerian Agama ini mengungkapkan, masih banyak KBIHU yang memiliki program sesuai dengan aturan. Untuk itu, dia menjelaskan, Kemenag berupaya menggandeng KBIHU sesuai dengan fungsi dan peran mereka yang juga diakui dalam UU No 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. 

Abu Hurairah dari KBIHU Al Muhajirin, Palembang, menyambut baik adanya pertemuan dengan pihak PPIH Arab Saudi. Menurut dia, pertemuan tersebut menampung aspirasi dari KBIHU terhadap pelayanan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. 

 
Berita Terpopuler