Asam Urat Sering Kambuh, Risiko Serangan Jantung dan Strok Makin Tinggi

Kadar asam urat perlu dikelola dengan baik.

www.freepik.com.
Serangan jantung (ilustrasi). Selain dapat mengganggu kesehatan sendi, kekambuhan artritis gout yang berulang juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan strok.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artritis gout atau penyakit asam urat merupakan penyakit peradangan sendi yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi. Kondisi penyakit gout perlu dikelola dengan baik, karena kekambuhannya bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan strok.

"Ini merupakan jenis peradangan artritis yang paling umum," jelas asisten profesor di bidang reumatologi dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania, Dr Ethan Craig, seperti dilansir Huffington Post, Ahad (7/8/2022).

Artritis gout pada dasarnya disebabkan oleh reaksi imun terharap kristal monosodium urat yang ada di sendi. Kristal ini terbentuk ketika asam urat di dalam darah memiliki kadar yang tinggi.

Penderita artritis gout bisa mengalami kekambuhan ketika terpapar oleh pemicu yang membuat sistem imun mengendeteksi keberadaan kristal monosodium urat di sendi. Kekambuhan ini bisa memunculkan keluhan seperti sakit pada sendi, serta bengkak atau kemerahan pada jari kaki, lutut, dan pergelangan kaki.

Baca Juga

Kekambuhan artritis gout bisa sangat beragam pada tiap pasien. Kondisi ini bahkan bisa menjadi kronis atau berlangsung dalam jangka panjang dan memicu kerusakan pada sendi.

Selain dapat mengganggu kesehatan sendi, kekambuhan artritis gout yang berulang juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan strok. Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang melibatkan 62.574 partisipan dan telah dipublikasikan dalam jurnal JAMA.

Studi ini menemukan bahwa kekambuhan artritis gout kerap terjadi beberapa waktu sebelum pasien terkena serangan jantung atau strok. Kemungkinan kekambuhan artritis gout dalam kurun waktu 60 hari sebelum serangan adalah dua kali lipat, sedangkan kemungkinan kekambuhan dalam kurun waktu 61-120 hari sebelum serangan adalah 1,5 kali lipat.

Temuan ini menunjukkan bahwa ada peningkatan risiko serangan jantung atau strok sekitar empat bulan setelah kekambuhan artritis gout terjadi. "Orang-orang dengan gout memiliki kecenderungan untuk memiliki lebih banyak faktor risiko kardiovaskular," ungkap tim peneliti.

Tak hanya itu, tim peneliti juga menemukan bahwa gout dapat membuat penderitanya mengalami peradagan atau inflamasi yang berat. Inflamasi ini dapat bermanifestasi sebagai bengkak, kemerahan, hingga nyeri sendi yang berlangsung selama 1-2 pekan.

"Episode-episode (kekambuhan) ini, yang disebut sebagai gout flares, sering terjadi. Inflamasi juga merupakan faktor risiko untuk serangan jantung dan strok," ungkap tim peneliti.

Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular pada penderita gout
Sebagian besar komponen risiko artritis gout berkaitan dengan faktor genetik. Hal ini berbeda dengan pandangan masyarakat yang menganggap artritis gout atau penyakit asam urat hanya disebabkan oleh pilihan gaya hidup yang buruk.

Meski artritis gout lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik, ada beberapa upaya yang dinilai bisa membantu penderita artritis gout untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebagian di antaranya adalah menurunkan berat badan, menghindari konsumsi alkohol, dan menerapkan pola makan atau diet Mediterania untuk menurunkan kadar asam urat.

Kekambuhan akut artritis gout juga bisa diobati dengan obat antiinflamasi atau steroid. Sedangkan untuk pengobatan jangka panjang, penyakit ini bisa dikontrol lewat menjaga gaya hidup atau menggunakan obat-obatan.

Menurut American Heart Association, risiko serangan jantung dan strok juga dapat ditekan lewat menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi banyak buah, sayur, dan protein tanpa lemak, serta menghindari kebiasaan merokok. Risiko serangan jantung dan strok juga dapat diturunkan dengan menerapkan olahraga secara rutin.

Berjalan kaki 21 menit per hari diketahui dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 30 menit. Selain itu, kebiasaan berjalan kaki juga dapat membantu mengontrol tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.

 
Berita Terpopuler