Bolehkah Muslim Berhenti Berbuat Baik di Depan Umum?

Seringkali kita mungkin tidak dapat menjelaskan niat di balik perbuatan baik.

AP/Ricardo Mazalan
Bolehkah Muslim Berhenti Berbuat Baik di Depan Umum?
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui About Islam, terdapat seseorang yang bertanya terkait dengan tindakannya menahan perbuatan baik karena takut dilihat oleh orang lain. Dia juga tidak yakin perihal niatnya dan khawatir akan tipu daya setan.

Baca Juga

Dia bertanya apa yang harus dilakukan dalam situasi ini dan bagaimana dia bisa yakin sesuatu yang ia lakukan tulus. Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh Profesor Shahul Hameed. Dia menjawab, terkait dengan pertanyaan tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Ini berarti Anda tidak cukup melakukan perbuatan baik. Akan tetapi harus berhati-hati dengan apa yang mendorong Anda melakukannya.

Seringkali kita mungkin tidak dapat secara khusus menjelaskan niat di balik suatu tindakan sebelum memulainya. Tetapi pada saat yang sama, di belakang pikiran ini, ada beberapa niat yang samar-samar disadari.

Jika Muslim yang baik, niat di balik perbuatan kita kemungkinan besar baik, bahkan ketika hanya bertindak secara impulsif. Meskipun demikian, selalu disarankan sebelum memulai pekerjaan penting apa pun, kita perlu berhenti sejenak dan merenungkan tujuan di baliknya serta kemungkinan konsekuensi yang mengikutinya. Artinya, kita harus membiasakan untuk berpikir dan bertindak.

Dan sebagai Muslim, tugas kita adalah meningkatkan amal baik sehingga itu akan menempatkan kita dalam manfaat yang baik di akhirat. Perbuatan baik kita menghapus perbuatan buruk juga.

Ini adalah bagaimana kita dapat menghindari api neraka. Intinya adalah melakukan perbuatan baik melawan segala rintangan.

Sekarang pertanyaan, bolehkah menghentikan perbuatan baik karena takut dilihat orang? Di sini kita perlu mempertimbangkan tujuan dari perintah khusus mengenai tindakan yang diperbuat. Bahwa tidak cukup tindakan itu sendiri baik, tetapi pikiran pelaku sama pentingnya.

Pikiran pelaku yang mengendalikan tindakan harus bebas dari keegoisan atau keserakahan. Artinya, pikiran harus dijaga bebas dari ketidakmurnian tujuan jahat apa pun.

Penanya ragu atau cemas tentang pengaruh orang lain yang memperhatikan. Ini adalah risiko nyata, tidak diragukan lagi. Akan tetapi pada saat yang sama, kita harus mengakui fakta bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menciptakan kita lemah dan tidak sempurna.

Akan ada slip dan penyimpangan di pihak kita. Tentu saja, kita harus selalu berhati-hati untuk menghindarinya.

Kendati demikian, kita tidak bisa berhenti melakukan perbuatan baik karena alasan itu. Misalnya, jika Anda melihat seorang pria yang akan sembarangan melangkah di depan mobil yang melaju cepat, tugas Anda adalah segera menyelamatkannya, terlepas orang-orang melihat atau tidak.

Tentu saja ini adalah tipuan setan untuk membuat orang terlalu berhati-hati tentang perbuatan baiknya sehingga mereka melepaskan kesempatan indah untuk melakukan perbuatan baik. Setelah setiap perbuatan baik, kita harus berdoa kepada Allah Yang Maha Penyayang untuk menerimanya dan mengampuni segala kesalahan kita.

Yang penting tetap beramal dan terus berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menerima amal baik dan mengampuni kesalahan kita. Anda tidak perlu mencapai kemurnian 100 persen niat sebelum melakukan perbuatan baik. Selain itu, juga tidak mudah bagi manusia untuk mencapainya.

 
Berita Terpopuler