Rendahnya Konsumsi Kalsium Dorong Munculnya Masalah Kesehatan Tulang

Penyerapan kalsium meningkat jika dibarengi asupan magnesium dan vitamin K2 dan D3.

www.freepik.com.
Suplemen kalsium (Ilustrasi). Kebutuhan harian kalsium berbeda jumlahnya berdasarkan umur.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan tulang semakin penting seiring bertambahnya usia. Salah satu substansi yang sangat penting untuk kesehatan tulang ini adalah kalsium.

Mengutip studi tahun 2020, dokter spesialis bedah ortopedi dr Isa An Nagib menungkapkan bahwa asupan kalsium masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yaitu 254 mg per hari. Angka ini jauh di bawah kebutuhan kalsium harian 1.000 sampai 1.200 mg per hari.

Baca Juga

Fungsi kalsium pada tulang adalah untuk pembentukan struktur tulang menjadi padat dan kuat melalui proses kalsifikasi atau pemadatan tulang. "Kalsium merupakan 99 persen komposisi dalam tulang (pengisi tulang)," jelas dokter yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama di RS Siaga Raya, dalam acara Diskusi Kesehatan Imboost Bone, di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Menurut dr Isa, defisiensi kalsium selain ditandai dengan kondisi kadar kalsium rendah dalam darah, juga disertai dengan osteopenia, kondisi kadar cikal bakal kepadatan tulang yang rendah. Defisiensi kalsium dapat memicu terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis sehingga berisiko fraktur atau patah tulang.

Osteoporosis merupakan kondisi menurunnya kepadatan tulang di mana penyakit ini dikenal sebagai "silent disease". Penyakit ini tidak bergejala apa-apa, sehingga sering kali pasien datang ketika sudah dalam kondisi patah tulang.

Suplemen tulang
Dr Isa mengatakan, kebutuhan harian kalsium berbeda jumlahnya berdasarkan umur. Usia satu sampai tiga tahun hanya membutuhkan 700 mg kalsium per harinya, sedangkan di usia empat sampai delapan tahun akan meningkat menjadi 1.000 mg per hari.

Lalu, dosisnya 1.300 mg per hari pada usia sembilan sampai 18 tahun. Dosis 1.300 mg per hari ini juga diperlukan pada seorang perempuan saat hamil.

"Kita tidak bisa memastikan apakah dari makanan, susu, dan sebagainya bisa mendapatkan kalsium dengan kadar sebesar itu," katanya.

Oleh karena itu, dr Isa menyarankan untuk mengonsumsi suplemen tulang, sebagai tambahan dari karena dari makanan atau susu yang dikonsumsi. Menurutnya, suplemen berfungsi sebagai salah satu filling alias pengisi kepadatan tulang sehingga kondisi kesehatan tulang tidak cenderung tergerus terus.

Suplemen kalsium berperan melengkapi kebutuhan harian kalsium. Suplemen kalsium saja hanya diserap 10 sampai 15 persen kalsium ke tulang. Namun, bila ditambah magnesium, vitamin K2, dan D3 maka penyerapan kalsium meningkat jadi 30 sampai 40 persen.

Di sisi lain, mengonsumsi kalsium dan vitamin D3 juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Pada saat pandemi, orang banyak minum vitamin D3 dengan kandungan kalsium tinggi.

"Jika kalsium tersebut itu tidak masuk pada tempatnya, misalnya ke usus, itu akan berbahaya, bahkan kalsium juga bisa numpuk ke ginjal, kalau tidak ada yang mengarahkan," kata dr Isa.

Bila kalsium banyak ada di pembuluh darah, maka berpotensi membentuk plak. Kondisi itu membuat orang berisiko serangan jantung.

Agar konsumsi vitamin D3 dan kalsium bisa pas dan hanya masuk ke tulang, bukan beredar di darah, maka dibutuhkan tambahan vitamin K2. Selain vitamin K2, kandungan magnesium juga penting yang  berfungsinya sebagai pengontrol, agak mirip dengan vitamin D3.

"Magnesium itu fungsinya untuk membantu penyerapan kalsium, sehingga kadar kalsium di dalam tubuh menjadi cukup," tutur dr Isa.

Sementara itu, magnesium mengoptimalkan penyerapan kalsium. Vitamin K2 mengarahkan ke tempatnya.

 
Berita Terpopuler