Apa Makna dan Pelajaran dari Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad?

Hijrah memerlukan pengorbanan besar bagi orang-orang beriman.

Pixabay
Ilustrasi Padang Pasir. Apa Makna dan Pelajaran dari Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad?
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Muharram yang akan segera datang, sangat identik dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini juga menandakan awal penanggalan hijriyah dalam agama Islam. 

Baca Juga

Kisah hijrah menjadi salah satu wawasan dasar umat Islam yang mengisahkan pengorbanan, perjuangan, ketaatan kepada Allah SWT hingga perwujudan mukjizat dari-Nya. Tapi pelajaran-pelajaran apa sebenarnya yang bisa diambil dari peristiwa hijrah? 

Dilansir dari About Islam, Ahad (24/7/2022), Syekh Ahmad Kutty, Dosen Senior dan Cendekiawan Islam di Institut Islam Toronto, Ontario, Kanada mengatakan secara bahasa hijrah memiliki berbagai nuansa makna seperti meninggalkan, meninggalkan, memboikot, berpindah dan lainnya. Sebagai istilah, ini digunakan untuk merujuk pada migrasi ke tempat yang lebih aman karena penganiayaan untuk mempraktikkan keyakinan. 

Namun, katanya, pada tataran spiritual, hijrah berarti menjauhi kejahatan dalam segala bentuk, dalam ketaatan kepada Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Seorang muhajir adalah orang yang menjauhi apa yang diharamkan Allah.”  (HR. Bukhari)

Sebagai istilah teknis, kata hijrah menunjukkan migrasi Nabi dari Makkah ke Madinah. Sebelum Hijrah ke Madinah, Muslim juga  beremigrasi ke Abyssinia dua kali untuk melarikan diri dari penganiayaan di Makkah.

Makna dan pelajaran dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW

1. Pengorbanan

Hijrah memerlukan pengorbanan besar bagi orang-orang beriman. Mereka harus meninggalkan rumah dan harta benda mereka dan bahkan kekayaan dan tabungan yang diperoleh dengan susah payah.

Mereka melakukannya untuk melarikan diri dari penganiayaan dan menjalani iman mereka dalam damai. Kita harus ingat sebelumnya mereka menderita penganiayaan dan bahkan hukuman mati tanpa pengadilan.

2. Pemberdayaan perempuan

Salah satu pelajaran hijrah yang paling tidak banyak diketahui adalah partisipasi perempuan. Perempuan dalam sejarah awal Islam bukanlah saksi yang pasif. 

Sebaliknya, mereka adalah peserta aktif bahkan juga memiliki andil besar. Dan tanpa peran ganda wanita ini, kita tidak akan memiliki pengetahuan tentang fase sejarah Islam ini karena sebagian besar laporan ini berasal dari 'Aisyah dan Ummu Salamah.

3. Ukhuwah Islamiyah

Setibanya di Madinah, Nabi ditantang untuk menyelesaikan masalah muhajirin yang datang ke Madinah dengan tangan kosong. Kemudian Nabi bisa mempersatukan muhajirin dan ansor sehingga terjalin persaudaraan. Dia melakukannya untuk memastikan bahwa para muhajirin diperlakukan seperti saudara sedarah sampai mereka mampu berdiri di atas kaki mereka sendiri.

4. Pembangunan institusi

Nabi SAW meletakkan dasar bagi lembaga-lembaga Islam dimulai dengan masjid. Ini kemudian menjadi model untuk kota-kota Islam masa depan di mana masjid berada di pusatnya dan permukiman serta pelayanan diorganisir di sekitar masjid. Masjid bukan hanya tempat ibadah; melainkan menjadi pusat pendidikan, dan pusat kegiatan;  sosial dan budaya dan lainnya.

5. Membangun masyarakat dengan sistem aturan dan prinsip keberagaman

Segera setelah Nabi menetap di Madinah, Rasulullah menulis sebuah konstitusi, yang sering disebut sebagai konstitusi tertulis pertama di dunia, yang meletakkan dasar bagi masyarakat pluralistik. Konstitusi memiliki ketentuan yang menyatakan bahwa semua warga negara baru akan menikmati hak dan kewajiban sebagai warga negara yang sama. Ini adalah model yang harus diikuti umat Islam untuk hidup sebagai warga masyarakat yang pluralistik.

 
Berita Terpopuler