Sang Ibu Idap Skizofrenia, Nicolas Cage Ungkap Pengaruhnya pada Kepribadiannya

Ibu Nicolas Cage bolak-balik dirawat di rumah sakit jiwa akibat skizofrenia.

EPA
Aktor Nicolas Cage. Tumbuh besar dengan ibu yang idap skizofrenia, Cage mengembangkan kepribadian superfrenetic.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nicolas Cage merupakan salah satu aktor senior yang telah menerima berbagai penghargaan, termasuk Academy Awards dan Golden Globe. Di balik kesuksesannya, pemeran film komedi aksi The Unbearable Weight of Massive Talent itu rupanya harus berjuang dengan masalah kesehatan mental selama masa pertumbuhannya.

Cage mengungkapkan bahwa ibunya mengidap skizofrenia. Sejak kecil, ia telah menyaksikan sang bunda bolak-balik masuk ke bangsal rumah sakit jiwa.

"Ibu sering berada dalam kondisi kekambuhan yang bertahan selama bertahan bertahun-tahun," kata Cage.

Baca Juga

Tumbuh besar dengan seorang ibu yang mengidap skizofrenia, Cage mengaku menjadi seorang superfrenetic. Ini mengacu pada kepribadian individu yang terlalu enerjik, serba cepat, dan aktif berkegiatan yang didorong oleh kecemasan. Kemampuannya sebagai aktor sangat membantu Cage menyalurkan perasaan dan hasratnya.

"Bagi saya, akting adalah cara mengambil energi destruktif dan melakukan sesuatu yang produktif dengannya, dan dengan cara itu cukup menyelamatkan hidup. Alih-alih menyalurkannya kepada diri sendiri atau orang, saya meluapkan ekspresi marah atau sedih ke dalam film dan menciptakan karakter," kata Cage, seperti dilansir  laman Express, Rabu (27/7/2022).

Berbicara tentang ibunya, Cage mengatakan bahwa sang ibu yang telah meninggal pada Juni 2021 itu pernah dirawat di rumah selama bertahun-tahun dan menjalani berbagai terapi. Menurut Cage, ibunya kerap mengatakan hal yang paling menakjubkan sekaligus menakutkan.

"Saya ingat ibu menakut-nakuti saya dengan lilin pada pesta ulang tahun. Saya mencoba melarikan diri, tetapi dia akan membuat saya kembali. Semua hal itu berdampak padaku, tapi itu sangat indah," kata Cage.

Setelah dewasa, Cage berusaha agar ibunya tak sering kambuh. Dia tak ingin ibunya kembali masuk rumah sakit jiwa.

"Dia tidak pernah ingin menyakiti siapa pun. Bagian tersulit adalah melihat seseorang yang saya cintai menderita," tutur aktor kelahiran 7 Januari 1964 itu.

Skizofrenia digambarkan oleh National Institute of Mental Health (NIH) sebagai penyakit mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Penyebab pasti dari kondisi ini tidak diketahui, tetapi sebagian besar peneliti percaya bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh kombinasi faktor genetik atau lingkungan.

Selain itu, diperkirakan bahwa beberapa orang lebih rentan untuk mengembangkan skizofrenia. Situasi tertentu dapat memicu kondisi seperti peristiwa kehidupan yang penuh tekanan atau penyalahgunaan obat.

Meskipun setiap penderita skizofrenia terpengaruh secara berbeda, gejalanya dapat menyulitkan mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Karenanya penting untuk mengenali gejala, mencari bantuan medis, dan memilih metode pengobatan yang tersedia sedini mungkin.

Gejala skizofrenia

NIH menjelaskan bahwa orang dengan skizofrenia biasanya didiagnosis antara usia 16 hingga 30 tahun, setelah episode pertama psikosis. Namun, penelitian menunjukkan bahwa perubahan bertahap dalam pemikiran, suasana hati, dan fungsi sosial sering muncul sebelum episode pertama ini.

Psikosis dapat didefinisikan sebagai individu yang tidak mampu membedakan pikiran dan imajinasi mereka sendiri dari kenyataan. Gejala lain yang mungkin ditunjukkan pengidap skizofrenia meliputi halusinasi (mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada di luar pikiran), delusi (keyakinan yang tidak biasa yang tidak didasarkan pada kenyataan), pikiran kacau berdasarkan halusinasi atau delusi, kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, tidak peduli dengan higiene diri sendiri, serta ingin menghindari orang lain, termasuk teman-temannya.

Sekilas, beberapa gejalanya mungkin tampak mirip dengan gangguan identitas disosiatif alias gangguan kepribadian ganda. Namun, itu adalah dua kondisi yang terpisah. Individu yang menderita gangguan identitas disosiatif memiliki dua atau lebih identitas berbeda yang hadir dan secara bergantian dapat mengendalikan mereka.

Setelah didiagnosis, individu dengan skizofrenia bisa diberi pengobatan dan dukungan. Jenis perawatan yang paling umum ialah kombinasi obat dan terapi yang disesuaikan untuk setiap individu. Dalam kebanyakan kasus, pengidap skizofrenia mendapatkan obat antipsikotik dan terapi perilaku kognitif (CBT).

 
Berita Terpopuler