Babak Berikutnya Citayam Fashion Week, Bakal Seperti Apa?

Citayam Fashion Week semula hanyalah ajang aktualisasi diri anak muda.

Republika/Meiliza Laveda
Aksi protes warga soal pendaftaran Citayam Fashion Week sebagai HAKI oleh Baim Wong, Senin (25/7/2022).
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Citayam Fashion Week identik dengan sosok anak muda bernama Eka Satria Putra alias Bonge dan Jasmine Laticia atau Jeje. Citayam Fashion Week (CFW) bermula saat sejumlah konten di media sosial TikTok menampilkan sosok sejumlah anak baru gede (ABG) yang nongkrong di Kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Pusat.

Keberadaan Citayam Fashion Week menjadi sarana para anak muda dari "SCBD" atau Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok untuk mengekspresikan diri mereka secara jujur melalui fashion. Selain gaya bicara mereka yang polos, penampilan mereka juga cukup menyita perhatian warganet dengan memakai pakaian jenama lokal dan unik.

"Para penguasa" Citayam Fashion Week itu mayoritas merupakan anak muda yang berasal dari daerah penyangga DKI Jakarta seperti Depok dan Bogor, Jawa Barat. Kemudahan akses transportasi dengan kereta menjadi faktor pendukung yang memudahkan para ikon Ciyatam Fashion Week seperti Bonge, Jeje, dan Roy cs ini menginjakkan kaki di Ibu Kota.

Hal tersebut seolah mengukuhkan DKI Jakarta sebagai pusat referensi, rujukan perilaku, rujukan produk, rujukan pemikiran bagi generasi muda di luar daerah. Tak hanya para remaja dari daerah penyangga DKI Jakarta, akhir-akhir ini, kalangan rich people hingga pesohor Tanah Air seperti model Paula Verhoeven juga mulai menginvasi Citayam Fashion Week.

Setiap fenomena baru yang muncul ke publik, termasuk ingar bingar remaja bergaya unik ala Citayam Fashion Week, memunculkan dua sisi, yakni positif dan negatif. Ya, tumpukan sampah, kemacetan lalu lintas hingga para remaja yang tertidur di trotoar jalan dekat Stasiun BNI City, Sudirman, Jakarta Pusat, menjadi sisi negatif yang timbul dari fenomena Citayam Fashion Week.

Menyikapi fenomena Citayam Fashion Week, akademisi dari Universitas Pasundan (Unpas) Dr H Deden Ramdan menuturkan pada dasarnya banyak hal potensial yang bisa dioptimalkan oleh pemerintah dengan hadirnya fenomena Citayam Fashion Week. Potensi tersebut, menurut Deden, bisa menjadi hal yang positif bagi roda ekonomi sekitar, seperti street food hingga jenama (merek) lokal yang muncul karena dipakai oleh para ikon-ikon Citayam Fashion Week melalui metode endorse.

"Kalau kita lihat, sekarang itu ikon-ikon Citayam Fashion Week ini muncul dengan pakaian buatan desainer lokal. Mereka sengaja di-endorse oleh brand lokal. Dan ini bagus, brand memanfaatkan mereka untuk memasarkan produk ke publik," kata dia.

Tak hanya itu, jika melihat sejarah, menurut Deden, kemunculan Citayam Fashion Week ini hampir mirip dengan salah satu kiblat fashion dunia, yakni Harajuku Style, di Jepang. Awalnya dianggap aneh dan nyeleneh, tapi lama kelamaan publik menerima.

Warga berswafoto dengan remaja asal Citayam yang viral, Bonge (tengah), di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Area sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas menjadi ruang publik favorit yang ramai didatangi oleh kalangan remaja dari daerah pinggiran Ibu Kota. - (Republika/Putra M. Akbar)

Bukan hal yang mustahil, gaung Citayam Fashion Week bisa seperti Harajuku Style, Jepang, jika pihak terkait bisa memberikan perlakuan yang tepat. "Jika Citayam Fashion Week ini tidak dikelola, di-treatment dengan baik oleh pihak terkait seperti pemerintah, maka saya menilai ini akan menjadi fenomena sesaat, lama kelamaan akan dilupakan oleh publik," kata Deden yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III Universitas Pasundan.

Deden juga menilai para remaja SCBD tersebut penuh dengan potensi kreativitas dan ide cemerlang kekinian yang bisa berdampak positif. Secara umum, dia memandang bahwa fenomena ini sebagai hal yang positif dan dirinya berharap Citayam Fashion Week dapat menjadi komunitas yang dikenal secara positif tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia Internasional.

Deden juga mengimbau para remaja untuk tetap mematuhi aturan yang ada seperti membubarkan diri sebelum larut malam, termasuk memasuki protokol kesehatan karena Covid-19 masih ada.Untuk melakukan pengurangan dampak negatif, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.

Pemerintah daerah DKI Jakarta bekerja sama dengan pemda daerah penyangga Ibu Kota, seperti Depok dan Bogor, diharapkan mengedepankan metode persuasif dan merangkul mereka dengan cara berdialog untuk menekan dampak negatif dari Citayam Fashion Week.

 

 

 

 

Alternatif lokasi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengusulkan tujuh opsi lokasi alternatif untuk pelaksanaan Citayam Fashion Week sebagai pengganti lokasi di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Lokasi alternatif itu diajukan agar tidak mengganggu lalu lintas dan fasilitas publik.

Baca Juga

"Fashion show bukan tidak boleh, tapi cari waktu yang tidak mengganggu belajar-mengajar, kemudian masalah tempatnya, kami juga sama-sama berunding," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Senin (25/7/2022).

Adapun ketujuh lokasi itu di antaranya Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas) yang cukup luas dan ada tribun untuk penonton duduk. Kemudian, opsi kedua di Taman Lapangan Banteng, selanjutnya di Taman Ismail Marzuki (TIM), Senayan, Kemayoran, pusat perbelanjaan Sarinah, dan Kota Tua.

"Senayan, itu kan luas, bisa ditanya nanti ke Setneg. Mau lebih luas lagi di Kemayoran, nanti kami tanya di Setneg juga, itu kan luas. Lalu di Sarinah yang dulu dibangun Bung Karno, sekarang direnovasi jadi tambah keren," ucap Riza.

Anak-anak melakukan peragaan busana di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (25/7/2022). Peragaan busana bertajuk Citayam Fashion Week kini semakin ramai dilakukan oleh berbagai kalangan mulai dari artis, content creator hingga remaja yang datang dari ibu kota maupun luar kota. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Sedangkan Kota Tua, lanjut dia, saat ini sedang tahap revitalisasi yang diperkirakan selesai pada September 2022. "Jadi, saya tahu yang hadir di situ juga sebagian yang biasa hadir di pelataran Kota Tua, karena di situ sedang direnovasi pindah ke sini, nanti bisa kembali lagi ke situ," kata Riza.

Sebelumnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jakarta Watch menyatakan peragaan busana yang menggunakan trotoar dan penyeberangan jalan di Dukuh Atas melanggar Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

 

Hak paten

Pesona Citayam Fashion Week saat ini menarik minat berbagai pihak. Belum lama ini, perusahaan milik pesohor Baim Wong dan istrinya Paula Verhoeven, yakni PT Tiger Wong, mendaftarkan merek Citayam Fashion Week (CFW) ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Citayam Fashion Week yang diajukan PT Tiger Wong diterima pada 20 Juli 2022 dengan nomor permohonan JID2022052181. Citayam Fashion Week, dalam permohonan perusahaan Baim Wong, disebut sebagai hiburan dalam peragaan busana hingga podcast.

Artis Gisella Anastasia (kedua kiri) melakukan peragaan busana di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (25/7/2022). Peragaan busana bertajuk Citayam Fashion Week kini semakin ramai dilakukan oleh berbagai kalangan mulai dari artis, content creator hingga remaja yang datang dari ibu kota maupun luar kota. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Selain PT Tiger Wong, seseorang yang bernama Indigo Aditya Nugrho mendaftarkan Citayam Fashion Week ke Kemenkumham dan permohonan itu tertera dengan nomor JID2022052496. Melalui akun media sosialnya, Baim Wong memberi penjelasan. Ayah dua orang anak itu memastikan pendaftaran ini semata-mata agar Citayam Fashion Week menjadi ajang yang legal.

"Citayam Fashion Week ini bukan milik saya. Ini milik mereka semua, ini milik Indonesia. Saya hanyalah orang yang punya visi menjadikan Citayam Fashion Week sebagai ajang untuk membuat tren ini menjadi wadah yang legal dan nggak musiman. Dan yang paling penting bisa memajukan fesyen Indonesia di mata dunia," tulis Baim Wong melalui Instagram pribadinya, seperti dilihat Antara, Senin (25/7/2022).

Ditentang

Langkah Baim Wong yang mendaftarkan merek Citayam Fashion Week (CFW) ke Kementerian Hukum dan HAM banyak ditentang warganet hingga tokoh publik. Salah satunya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan pesan menohok untuk Baim Wong yang mengakuisisi Citayam Fashion Week.

"Dear Baim Wong dkk. Nasehat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuhkembangnya harus natural dan organik pula. Sekalinya diformalkan dan dimewahkan, apalagi oleh orang luar, malah akan hilang tujuan dan maksudnya. Dan biasanya gerakannya malah akan mati muda," ujar Ridwan Kamil.

"Biarkan ini jadi cerita, bahwa fashion jalanan tetap adanya di jalanan. Bukan di Sarinah, bukan di podcast, bukan pula harus menginternasional. Biarkan tetap Slebew bukan Haute Couture. Anda dan istri sudah hebat punya kerja2 luar biasa. Lanjutkan. Tapi bukan untuk inisiatif yang ini. Saran saya, pendaftaran HAKI ke Kemenkumham dicabut saja. Terima kasih jika bisa memahaminya," kata pria yang akrab disapa Kang Emil dalam akun Instagram-nya.

Terlepas dari berbagai hal yang ditimbulkan oleh fenomena Citayam Fashion Week, sudah sepatutnya berbagai pihak terkait bisa turun serta mencurahkan ide atau gagasan. Hal ini dilakukan agar fenomena tersebut bisa tetap eksis dan berdampak luas secara positif bagi Indonesia.

 
Berita Terpopuler