Erick Minta Perguruan Tinggi Siapkan Pengembangan Pendidikan Sesuai Kebutuhan Masa Depan

Di tahun 2024, Indonesia memerlukan 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi.

Republika/Wihdan Hidayat
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap perguruan tinggi negeri atau swasta bisa menyiapkan pengembangan pendidikan sesuai kebutuhan di masa depan.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap perguruan tinggi negeri atau swasta bisa menyiapkan pengembangan pendidikan sesuai kebutuhan di masa depan. Karena menurutnya, pada 2024 Indonesia memerlukan 17 juta tenaga kerja yang tech-savvy atau melek teknologi.

Erick menyampaikan, kebutuhan talenta di masa depan yang sangat dibutuhkan di antaranya data scientist dan analyst, artificial intelligence expert, software dan game developer, analis big data, block chain developer, market research, digital marketing, biotechnology, dan digital content.

Erick juga mengungkapkan, ada 19 jenis pekerjaan yang berpotensi hilang pada 2030. Hal ini menyusul gencarnya digitalisasi hampir pada semua sektor, yang tidak hanya menghadirkan peluang tetapi juga efeknya.

"Dengan digitalisasi akan banyak pekerjaan yang hilang, jenis usaha juga berubah. Studi di tiga negara Amerika, Jerman dan Australia menyatakan, semua negara itu akan banyak hilang pekerjaan dibandingkan yang tumbuh. Di Amerika saja akan hilang 6,1 juta," ujar Erick Thohir saat mengisi kuliah umum di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) baru-baru ini.

Kesembilan jenis pekerjaan yang berpotensi hilang di 2030 adalah, tenaga jasa penyiapan makanan, tenaga administrasi perkantoran, tenaga jasa transportasi, tenaga produksi manufaktur non-auto, construction and extraction, tradisional farming, fishing and forestry, sales and related field, social media manager, dan jasa pengamanan.

Ia menambahkan, sekarang era pertumbuhan ekonomi berdasarkan kapabilitas dari pada sumber daya manusia (SDM). Jadi bukan hanya infrastruktur yang dibangun, melainkan manusianya juga supaya punya kemampuan.

"Tadi saya bicara dengan Pak Rektor, saya bicara dengan banyak Rektor dan saya sering diundang tidak hanya di perguruan tinggi dan juga pesantren. Kita tidak pernah duduk yang namanya link and match kita, menyambungkan siapa yang lulus siapa yang akan mendapat pekerjaan ke depan, padahal dengan digitalisasi akan banyak pekerjaan yang hilang, jenis usaha berubah," kata Erick menambahkan.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler