Bukan di Dada, Gejala Gagal Jantung Malah Muncul di Pergelangan Kaki, Seperti Apa?

Kemunculan Covid-19 dinilai dapat mendorong peningkatan kasus gagal jantung.

www.freepik.com
Kaki (ilustrasi). Tanda gagal jantung dapat terlihat pada pergelangan kaki.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagal jantung merupakan kondisi di mana jantung tidak bisa memompa secara efisien, sehingga cairan bisa keluar dari pembuluh darah menuju jaringan di sekitarnya. Salah satu tanda dari gagal jantung ternyata bisa diamati di area sekitar pergelangan kaki.

Tanda ini bisa terlihat setelah seseorang melepaskan kaus kaki yang mereka kenakan. Bila bekas kaus kaki ini tertinggal di kaki, itu bisa menjadi pertanda adanya edema perifer.

Edema perifer merupakan istilah medis untuk retensi cairan pada kaki, yang bisa membuat kaki membengkak. Bila dalam kondisi ini seseorang menggunakan kaus kaki, maka kaus kaki tersebut biasanya akan meninggalkan tanda yang jelas pada kaki.

Memang tidak semua kondisi edema perifer berkaitan dengan masalah kardiovaskular. Akan tetapi, sebagian kasus edema perifer bisa menjadi pertanda adanya masalah pada jantung, khususnya gagal jantung kongestif, di mana jantung terlalu lemah untuk memompa darah secara efisien.

"Masalah dengan edema yang terus-menerus berlangsung bisa jadi pertanda bahwa jantung Anda tidak berfungsi seperti seharusnya," ungkap Advanced Cardiovascular Specialists, seperti dilansir Express, Selasa (19/7/2022).

Selain edema perifer, gagal jantung juga bisa memunculkan beberapa gejala lain. Sebagian di antaranya adalah batuk yang menetap, mengi, kembung, penurunan nafsu makan, kenaikan atau penurunan berat badan, kebingungan, jantung berdenyut cepat, dan jantung berdebar.

Di masa pandemi ini, kemunculan Covid-19 dinilai dapat mendorong terjadinya peningkatan kasus gagal jantung. Alasannya, Covid-19 memiliki kemampuan untuk memengaruhi sistem kardiovaskular.

"Mereka yang pernah mengalami Covid-19 ringan memiliki peningkatan risiko gagal jantung sebesar 72 persen," jelas sebuah laporan yang dipublikasikan dalam British Medical Journal.

Baca Juga

Peningkatan risiko gagal jantung terkait Covid-19 bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang faktor usia, ras, hingga jenis kelamin. Peningkatan risiko ini juga bisa terjadi tanpa memandang faktor risiko kardiovaskular lain yang mungkin dimiliki oleh seseorang, seperti hiperlipidemia, hipertensi, diabetes, obesitas, atau penyakit ginjal kronis.

"Risiko ini bahkan bisa muncul pada orang (penyintas Covid-19) yang berisiko rendah terhadap penyakit kardiovaskular," ungkap tim peneliti.

Berkaitan dengan hal ini, banyak ahli memprediksi bahwa pandemi Cocid-19 akan mendorong munculnya gelombang kasus kardiovaskular dalam beberapa tahun ke depan. Karena itulah, beragam upaya pencegahan Covid-19 masih perlu diaplikasikan secara disiplin.

 
Berita Terpopuler