Fenomena 'Citayam Fashion Week', Sosiolog: Trennya tidak Bertahan Lama

Remaja yang berkumpul di Jl Sudirman mengekspresikan diri lewat Citayam Fashion Week.

Republika/Putra M. Akbar
Warga berswafoto dengan Remaja asal Citayam yang viral, Bonge (tengah) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Area sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas menjadi ruang publik favorit yang ramai didatangi oleh kalangan remaja dari daerah pinggiran Ibu Kota. Kedatangan mereka untuk menghabiskan waktu libur sekolah dengan bercengkrama bersama sahabat dan membuat konten media sosial. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Nasional, Nia Elvina, menyebut fenomena remaja yang berkumpul di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat sambil mengekspresikan diri lewat "Citayam Fashion Week" tidak akan bertahan lama. Dia mengategorikan fenomena ini sebagai budaya populer yang datang dan pergi.

"Saya kira fenomena ini merupakan cerminan dari budaya populer atau dengan kata lain budaya rendahan karena budaya muncul dan pergi, jadi tidak bertahan lama," jelas Nia melalui pesan singkat, Kamis (14/7/2022).

Lantaran masuk dalam budaya rendahan, Nia menyarankan agar para remaja itu diberikan alternatif pengembangan bakat atau minat di ranah yang lebih berkualitas. Hal ini karena tantangan generasi muda ke depannya akan lebih besar dari generasi sebelumnya.

Baca Juga

Menurut Nia, tantangan generasi muda ke depannya meliputi segala bidang, mulai dari sosial, ekonomi, hingga sains. Oleh karena itu, para remaja harus mempersiapkan diri dan lebih selektif dalam memilih kegiatan yang akan ditekuni.

"Riset akhir-akhir ini mengemukakan kemampuan di bidang sains generasi saat ini di dunia, termasuk Indonesia, lebih rendah dari generasi sebelumnya. Jadi generasi muda saat ini, harus lebih selektif dalam memilih event atau ajang tadi," tuturnya.

Mengenai Roy "Citayam" yang menolak beasiswa dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Nia mengatakan para remaja ini memang memerlukan edukasi yang berkelanjutan. Ia menyarankan agar berbagai pihak bersinergi untuk mengarahkan para remaja ini ke minat yang lebih baik.

"Mendidik itu butuh proses, jadi tidak bisa langsung serta merta. Disinergikan saja dengan Dinas Sosial program beasiswa atau penanganan mereka," katanya.

 
Berita Terpopuler