Serba-serbi MPASI Hingga Fase Oral yang Harus Bunda Tahu demi Cegah Stunting

RS AZRA menggelar penyuluhan kesehatan di Posyandu dukung penurunan angka stunting

RS AZRA
RS AZRA menggelar penyuluhan kesehatan di Posyandu dukung penurunan angka stunting.
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Rumah Sakit (RS) AZRA memberikan penyuluhan di Posyandu  RW 11 Bantarjati sebagai bentuk kepedulian terhadap warga sekitar. Penyuluhan mengambil tema MPASI, Manajemen Laktasi, dan Fase Oral.

Baca Juga

Diharapkan dengan adanya penyuluhan tersebut peserta yang hadir di Posyandu yang didominasi oleh kaum ibu bisa memberikan MPASI yang baik untuk anaknya. Selain itu mereka diharapkan mengetahui pentingnya ASI dan tahu kapan fase oral pada anak. Dengan demikian, tercapai tujuan dari penyuluhan, yaitu menyukseskan program nasional untuk menurunkan angka kejadian stunting wasting.

Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00-11.00 itu berjalan sukses dengan dihadiri 50 orang warga. Para peserta sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber.

Edukasi pertama yang diberikan, yaitu tentang Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang disampaikan ahli gizi RS AZRA, Khanza Riri Aristiani. Poin-poin yang disampaikan, yaitu penjelasan tentang MPASI, waktu atau usia yang tepat untuk diberikan MPASI, prinsip dasar MPASI, panduan pemberian MPASI, contoh makanan seimbang untuk bayi, dan cara mencegah anak susah makan.

“MPASI merupakan makanan yang diberikan untuk bayi di atas enam bulan sebagai makanan tambahan pendamping ASI untuk dapat memenuhi asupan bayi. Pemberian ASI tetap harus diberikan sampai usia dua tahun karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi yang mengandung segala kebaikan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi,” ujar Khanza.

Pemberian MPASI harus memperhatikan juga beberapa prinsip dasar. Beberapa prinsip dasar MPASI di antaranya:

1. Tepat waktu, artinya MPASI harus diberikan saat ASI eksklusif sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

2. Adekuat, artinya MPASI memiliki energi, protein, dan mikronutrien yang dapat memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi sesuai usianya. Berikan makanan yang memenuhi prinsip gizi seimbang (mengandung karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah). Gunakan berbagai varian bahan pangan lokal yang mudah didapatkan, karena tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi asupan gizi harian.

3. Aman, artinya MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan, bahan, dan peralatan yang bersih.

4. Diberikan dengan cara yang benar, artinya MPASI diberikan dengan memperhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang seorang anak. Pemberian MPASI tetap perlu jadwal yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan di antaranya, dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit. Hindari memaksa si kecil menghabiskan makanan serta jauhkan distraksi (mainan, TV, HP) saat makan. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan. Tawarkan selalu jenis makanan baru 10-15x (agar makanan dapat diterima).

 

Lalu bagaimana panduan pemberian MPASI? Khanza juga menjelaskan sedikit tentang hal tersebut. Menurut Khanza ada beberapa panduan pemberian MPASI yaitu:

1. Usia 0-6 bulan bayi hanya diberikan ASI tanpa tambahan makan apa pun baik air putih, madu, apalagi buah.

2. Usia 6 bulan 1 hari – 8 bulan bayi mulai diberikan MPASI. Bayi diperkenalkan dengan berbagai macam varian makan dengan tekstur makanan saring semi cair dan lumat tidak terlalu encer. Porsinya cukup 2-3 sdm sampai 125 ml. Dengan pemberian 2-3 kali makan utama dan 1-2 kali makan selingan (makanan selingan bisa berupa buah yang dihaluskan/ buah kerok seperti pisang, alpukat, buah naga). Pada usia 7 dan 8 bulan tekstur dinaikan bertahap menjadi lumat kental agak kasar dengan perbandingan 20 : 80 dan 50:50, dan seterusnya. Pada usia 8 bulan anak mulai tertarik dengan finger food yang dapat berupa buah potong/sayuran rebus.

3. Usia 9 – 11 bulan tekstur makanan ditingkatkan menjadi agak kasar (ditumbuk), cincang halus, dan naik bertahap menjadi cincang kasar. Bahan makanan sama dengan orang dewasa dengan rasa menyesuaikan untuk anak-anak. Frekuensi dan porsi dapat ditingkatkan menjadi 3-4 kali makan utama (dengan porsi 125 – 250ml) dan 1-2 kali makanan selingan (perkedel daging). Pada proses tumbuh gigi, tekstur makan dapat diturunkan menjadi lebih lembut atau bayi diberikan finger food dingin agar gusi bayi nyaman).

4. Usia >12 bulan makanan sudah dapat disamakan dengan makanan keluarga.

Selain materi tentang MPASI, ada juga penjelasan tentang Manajemen Laktasi yang disampaikan oleh konselor laktasi RS AZRA, Yulita Dian. Dia menekankan tentang pentingnya ASI eksklusif dan menyusui.

“ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman lainnya seperti susu formula, air mineral, air gula, madu, dan lainnya,” ujar Yulita.

Pada penyuluhan kali ini disampaikan beberapa poin penting manajemen laktasi. Di antaranya cara menyusui yang baik dan benar, cara menyangga payudara, cara membantu bayi untuk melekat yang benar untuk menyusui, macam-macam posisi menyusui, cara memerah ASI, cara menyimpan ASI, cara menggunakan ASI perah, dan penanganan puting lecet.

Materi terakhir yang disampaikan yaitu tentang Fase Oral oleh terapis terapi wicara RS AZRA, Nurlela. “Fase oral adalah tahap perkembangan area oral motor (daerah mulut dan pencernaan) yang akan memengaruhi perkembangan bicara dan makan. Berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan (oral gratification),” ungkap Nurlela.

Fase oral sangat penting karena fase ini memengaruhi kematangan kemampuan otot di daerah mulut. Hal ini nantinya akan memaksimalkan kemampuan anak untuk makan (mengunyah makanan padat dan menelan) serta berbicara. 

Menurut Nurlela ada beberapa tahapan perkembangan fase oral motor yaitu 0-4 bulan menghisap puting, 4-5 bulan menghisap sendok, proses menghisap lanjut, 6-9 bulan mengunyah secara vertikal, "menghisap" dengan gelas, gerakan sisi lidah yang terbatas. Pada 9-12 bulan meminum secara mandiri dengan gelas, 12-18 bulan gerakan sisi lidah, minum dengan sedotan, 18 – 24 bulan mengunyah dengan gerakan memutar, 24 bulan kemampuan mengunyah bagus.

Orang tua juga harus mempersiapkan Hal yang harus dilakukan saat fase oral bayi dimulai. Orang tua hendaknya memastikan tangan dan kaki bayi dalam keadaan bersih, mensterilkan mainan bayi, dan mengawasi bayi yang sedang mengeksplor benda – benda ke dalam mulutnya agar terhindar dari benda tajam atau tertelan. 

 
Berita Terpopuler