Anak Sudah Lahir, Bagaimana Supaya Mulus Jalani Proses Transisi Menjadi Orang Tua?

Setiap transisi kehidupan butuh persiapan, termasuk ketika menjadi orang tua.

www.freepik.com
Bayi (ilustrasi). Orang tua perlu berkenalan kembali dengan dirinya sendiri begitu menjadi orang tua baru.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Setelah anak pertama lahir, pasangan suami istri punya "gelar" dan peran baru, yaitu menjadi ayah dan ibu. Dari sisi psikologis, perubahan drastis itu bisa saja membuat sebagian orang tidak siap sehingga perlu edukasi mengenai proses transisinya.
 
Ada kalanya seseorang kesulitan mengenal dirinya sendiri ketika menjadi orang tua. Psikolog Fathya Artha yang merupakan pendiri @ibupunyamimpi memaparkan memang ada beberapa poin penting perubahan peran individu dewasa hingga menjadi orang tua.

"Ketika kita menjadi orang tua, sebenarnya kita tidak meninggalkan identitas diri kita yang lama, namun kita menambah nilai baru atau memperkaya identitas diri," ungkap Fathya pada salah satu webinar yang digelar oleh aplikasi Tentang Anak.

Fathya mengulas, transisi kehidupan dewasa pada umumnya ialah lulus kuliah, bekerja, menikah, dan punya anak. Konstruksi sosial membuat peran menjadi orang tua seolah-olah menjadi tujuan akhir yang terjadi secara alamiah, padahal setiap transisi kehidupan butuh persiapan.

Baik ayah maupun ibu mengalami perubahan dan penyesuaian saat menjadi orang tua baru. Itu bisa mencakup rutinitas (termasuk jam tidur), gaya hidup, tanggung jawab, pertemanan, dan kehidupan sosial. Penyesuaian struktur otak pun membuat seseorang menjadi lebih empatik, serta ada lonjakan "hormon cinta" oksitosin, juga perubahan prioritas dan preferensi.

Dampak perubahan dalam diri orang tua bisa memicu rasa lelah, rasa terisolasi, kebingungan, dan lebih mudah merasa cemas. Pun perubahan dinamika hubungan dan kepuasan terhadap pernikahan, merasa jauh dengan diri sendiri, meningkatnya kemampuan berempati dan memaknai sesuatu dapat pula terjadi.

Fathya membagikan cara untuk bisa "berkenalan" kembali dengan diri setelah menjadi orang tua, yakni dengan menyelaraskan pola pikir bahwa menjadi orang tua bukan mengganggu identitas yang sudah ada. Orang tua juga didorong berlatih lagi supaya nyaman berbicara dengan diri sendiri.

Baca Juga

Kiat lain yaitu mengenali nilai apa yang kini penting untuk dirinya, membuat definisi "sukses" yang baru, atau bertemu dengan orang tua lain untuk berbagi cerita. Tidak kalah penting, seseorang perlu menyediakan waktu untuk diri sendiri dan pasangan.

"Karena sebenarnya menjadi orang tua merupakan proses panjang untuk belajar mengenal dan mencintai diri, perjalanan ke dalam diri yang perlu dilakukan setiap hari secara perlahan dan butuh latihan," kata Fathya.

Dokter spesialis anak Mesty Ariotedjo sepakat bahwa semua itu sangat penting. Mesty yang merupakan pendiri Tentang Anak percaya bahwa anak yang sehat dan bahagia berawal dari orang tua yang sehat dan bahagia pula, sehingga tercipta suasana yang kondusif di rumah untuk anak dapat tumbuh dengan optimal.

"Bagaimana orang tua tetap bisa mengenal peran barunya sebagai orang tua dan individu dewasa sehingga diharapkan ketika anak telah lahir, orang tua dapat lebih percaya diri dan bahagia dalam melewati berbagai fase pengasuhan," ujar Mesty.

 
Berita Terpopuler