Tewasnya Abe Jadi Catatan di Segelintir Kasus Kekerasan Politik Jepang

Serangan kepada Shinzo Abe dianggap mencoreng demokrasi di Jepang.

AP/Eugene Hoshiko
Seorang karyawan membagikan edisi tambahan surat kabar Yomiuri Shimbun yang melaporkan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak, Jumat, 8 Juli 2022, di Tokyo. Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak dalam pidato kampanye Jumat di Jepang barat dan diterbangkan ke rumah sakit terdekat tetapi dia tidak bernapas dan jantungnya berhenti, kata para pejabat.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Kamran Dikarma, Lintar Satria

Kematian mantan perdana menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, mengejutkan warganya. Suasana duka sungguh terasa di Jepang pada Jumat (8/7/2022). Kesedihan membanjiri negara tersebut, yang terakhir menyaksikan seorang perdana menteri dibunuh hampir 90 tahun yang lalu, merefleksikan betapa jarangnya kekerasan politik terjadi.

"Saya sangat terkejut," kata Gubernur Tokyo Yurike Koike dalam sebuah konferensi pers rutin sebelum kematian Abe diumumkan. Koike tampak menahan air matanya dalam kesempatan tersebut. "Apapun alasannya, tindakan yang begitu keji tidak dapat dimaafkan. Ini hinaan terhadap demokrasi."

Koki Tanaka (26 tahun), seorang pekerja teknik informasi di Tokyo, menyuarakan pendapat serupa. "Saya tercengang bahwa hal seperti ini dapat terjadi di Jepang."

Ketika pembunuhan massal terjadi, seperti saat 19 orang tewas dibunuh di sebuah fasilitas untuk orang dengan gangguan jiwa pada 2016, hal itu biasanya dilakukan dengan pisau. Serangan terhadap politikus juga bukan sesuatu yang biasa terjadi. Hanya segelintir kejadian yang tercatat dalam setengah abad terakhir.

Kejadian yang paling mencuat adalah pada 2007 di mana wali kota Nagasaki ditembak mati oleh seorang anggota geng, yang kemudian memicu semakin diketatkannya kebijakan senjata api. Pembunuhan seorang mantan perdana menteri terakhir terjadi pada tahun 1936.

Pria yang ditangkap sebagai tersangka penembak Abe adalah mantan anggota militer Jepang yang menembakkan senjata api rakitan sendiri, menurut laporan-laporan media. Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, adik dari Abe, menolak berkomentar atas laporan-laporan tersebut.

Reaksi terhadap penembakan itu membanjir media sosial. Pada Jumat petang topik terpopuler di Twitter Jepang adalah "Abe-san", seperti dikutip dari Reuters.

"Saya terus gemetar. Ini adalah akhir dari Jepang yang damai," kata seorang pengguna Twitter Nonochi.

"Ada banyak politikus yang saya ingin lihat pergi, namun pembunuhan tidak dapat dimengerti. Ini adalah awal dari berakhirnya demokrasi."

Kepolisian sudah melakukan penggeledahan ke kediaman pelaku. Di sana polisi menemukan alat yang diduga sebagai bahan peledak, seperti dikutip dari BBC. NHK melaporkan, tim penjinak bom sedang bersiap-siap mengeluarkan bahan-bahan peledak tersebut dari kediaman pelaku.

Insiden penembakan terhadap Abe terjadi sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Dia ditembak dari arah belakang. Menurut keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian dan video yang viral di media sosial, pelaku melepaskan dua kali tembakan.

TBS Television melaporkan, Abe tertembak di bagian dada sebelah kiri dan tampaknya juga di leher. Abe tersungkur setelah penembakan dan dievakuasi ke rumah sakit dengan menggunakan helikopter atau ambulans udara dalam keadaan kritis.

Menurut seorang dokter yang menanganinya, Abe kehabisan darah akibat dua luka dalam yang dialaminya. Dia sudah tak menunjukkan tanda-tanda vital ketika tiba di rumah sakit. Abe akhirnya dilaporkan meninggal sekitar pukul 17.03 waktu setempat.

Sementara itu, pelaku penembakan segera disergap personel polisi sesaat setelah melepaskan tembakan ke arah Abe. Pelaku teridentifikasi bernama Tetsuya Yamagami, pria berusia 41 tahun. Polisi turut mengamankan senjata seperti shotgun rakitan yang digunakan Yamagami.

Menurut laporan Fuji TV, Yamagami adalah penduduk Nara. Dia mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang yang juga dikenal sebagai Angkatan Laut Jepang. Fuji TV mengonfirmasi, senjata yang digunakan Yamagami adalah rakitan.

NHK, dalam laporannya mengungkapkan, kepada tim penyidik Yamagami mengakui, dia tidak senang dengan Abe. Saat melakukan aksinya, Yamagami memang berniat membunuh mantan perdana menteri Jepang dua periode, yakni pada 2012-2020.

Baca Juga

 

Jepang memiliki beberapa undang-undang (UU) pengendalian senjata paling ketat di dunia. Angka kematian akibat senjata api di negara berpenduduk 125 juta jiwa itu selalu dalam angka tunggal.

Terdapat proses yang panjang dan rumit bagi warga Jepang yang ingin memiliki senjata api secara legal. Selain harus mendapatkan rekomendasi dari asosiasi penembakan, warga juga harus menjalani pemeriksaan polisi yang ketat.

Pelarangan kepemilikan senjata api Jepang tidak mengizinkan penduduk sipil untuk memiliki pistol, dan para pemburu yang memiliki izin hanya dibolehkan untuk memiliki pistol riffle. Para pemilik senjata api harus mengikuti sejumlah kelas, lulus ujian tertulis dan menjalani evaluasi psikologi dan pengecekan latar belakang. Jika ada penembakan terjadi, biasanya itu melibatkan anggota geng yakuza yang menggunakan senjata ilegal.

Sebelum Abe dinyatakan meninggal, PM Fumio Kishida mengutuk aksi tersebut. Ia mengatakan, tindakan pelaku adalah barbar dan tidak bisa ditoleransi. "Serangan ini adalah tindakan brutal yang terjadi saat pemilu, sebuah fondasi demokrasi. Ini tidak bisa dimaafkan," kata Kishida, dikutip dari BBC, Jumat (8/7/2022).

Shinzo Abe meninggal di usia 67 tahun. Aksi penyerangan terhadap pemimpin politik atau pejabat publik sangat jarang terjadi di Jepang. "Tidak ada yang seperti ini selama lebih dari 50 hingga 60 tahun," kata Corey Wallace, asisten profesor di Universitas Kanagawa yang berfokus pada politik Jepang.

Sepengetahuannya, insiden yang mirip seperti penyerangan terhadap Abe terakhir kali terjadi pada 1960. Kala itu, pemimpin Partai Sosialis Jepang atau Japan Socialist Party, Inejiro Asanuma, ditikam menggunakan senjata tajam oleh pemuda sayap kanan. Kejadian itu sangat mengejutkan publik Negeri Matahari.

Menurut Wallace, politisi Jepang memang terbiasa dengan gaya kampanye pribadi dan jarak dekat, persis seperti ketika Abe tertembak. "(Gaya kampanye) ini benar-benar bisa berubah," ucapnya.

Mantan perdana menteri Inggris yang baru saja mengundurkan diri, Boris Johnson, menyampaikan belasungkawa atas insiden yang menimpa Shinzo Abe. "Kabar yang sangat menyedihkan tentang Shinzo Abe. Kepemimpinan Globalnya melalui masa-masa yang belum dipetakan akan dikenang banyak orang. Pikiran saya bersama keluarga dan teman-temannya serta rakyat Jepang," tulis Johnson lewat akun Twitter resminya.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengaku terkejut atas kabarnya tewasnya Abe. "Saya terkejut dan sedih tanpa kata-kata atas kematian tragis salah satu teman tercinta saya, Shinzo Abe. Dia adalah seorang negarawan global, seorang pemimpin luar biasa, dan seorang administrator mengagumkan. Ia mendedikasikan hidupnya untuk membuat Jepang dan dunia menjadi tempat lebih baik," kata Modi lewat akun Twitter resminya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pembunuhan Abe secara brutal adalah kabar yang mengerikan. "Saya menyampaikan belasungkawa terdalam untuk keluarganya dan rakyat Jepang pada masa yang sukar ini. Aksi keji kejahatan keji ini tak mempunyai alasan," tulis Zelensky di akun Twitter resminya.

Sama seperti Zelensky, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pun mengaku syok atas kabar meninggalnya Abe akibat penembakan. "Dia adalah pemimpin pertama yang saya temui saat saya menjadi perdana menteri. Dia sangat berkomitmen terhadap perannya, tapi juga sangat baik dan murah hati. Pikiran saya bersama istrinya dan rakyat Jepang," ucapnya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan turut menyampaikan ungkapan duka atas meninggalnya Abe. "Turki berdiri bersama Jepang di hari yang kelam ini," kata juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, lewat akun Twitter resminya, dikutip dari Reuters.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi juga menyampaikan belasungkawa atas kematian Abe. "Atas nama pemerintah dan rakyat Republik Indonesia saya sampaikan duka cita pada rakyat dan pemerintah Jepang pada masa suram ini," kata Retno dalam konferensi pers Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022).

"Dedikasinya dalam pengabdian pada negaranya akan selalu diingat sebagai contoh bagi semua," tambahnya.

Kronologi penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe. - (Tim infografis Republika)






 

 
Berita Terpopuler