Ilmuwan Temukan Bukti Pertama Kali Manusia Menggunakan Api

Manusia purba menggunakan api untuk memasak.

www.pixabay.com
Api unggun (ilustrasi)
Rep: mgrol136 Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar sejuta tahun yang lalu, orang-orang menggunakan api yang berasal dari sumber alami seperti sambaran petir. Namun, sulit untuk menemukan bukti nyata penggunaan api yang dimulai oleh manusia sejak dulu. 

Baca Juga

Penggunaan baru kecerdasan buatan (AI) mencari bukti luka bakar terkontrol oleh manusia purba dijelaskan dalam publikasi yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences pada Juni 2022 oleh tim ilmuwan Israel dan rekan Kanada.

Mereka berkonsentrasi pada peralatan batu yang ditemukan di Evron Quarry,  situs arkeologi Israel di Laut Mediterania yang digali secara ekstensif pada tahun 1970-an. 

Penelitian baru mengungkapkan bahwa antara 1 dan 0,8 juta tahun yang lalu, manusia purba yang tinggal di situs ini memang menggunakan api yang dikendalikan untuk memasak makanan dan memproduksi alat.

Para peneliti menggunakan kecerdasan buatan untuk menemukan variasi struktur atom kecil pada batu prasejarah yang mereka temukan di Evron Quarry. Batu-batu ini mungkin telah digunakan di beberapa api unggun pertama yang pernah ditemukan.

Kisah penjinakan api

Para ilmuwan berusaha menemukan cara untuk menemukan bukti kebakaran di artefak yang tidak memiliki bekas luka bakar yang jelas. 

“Ini mengungkapkan adanya api di Paleolitik Bawah tidak memiliki tanda-tanda piro teknologi (api yang dikendalikan di zaman kuno). Dan menambahkan situs Paleolitik Bawah baru ke beberapa situs arkeologi dengan bukti yang mengaitkan homini artefak dan api yang dihasilkan,” ucap penulis, dilansir dari Earth Sky.

Ini menyiratkan bahwa menggunakan kecerdasan buatan sebagai alat dapat membantu kita menemukan lebih banyak tentang nenek moyang kita yang jauh. 

Tim peneliti ini berharap bahwa peneliti lain akan mengadopsi metodologi mereka dan melihat kedua lokasi, di mana manusia purba mungkin telah tinggal dan mungkin meninggalkan petunjuk lebih lanjut yang belum ditemukan untuk penguasaan api awal mereka.

 

AI dapat melihat hal-hal yang sebelumnya tidak dapat kita lihat sebelumnya

Untuk melihat apa yang sebelumnya tidak dapat dilihat oleh studi ilmiah sebelumnya, para peneliti ini menerapkan AI. Pada akhir 1970-an, para arkeolog menemukan sisa-sisa hewan di Evron Quarry bersama dengan kapak batu, bilah batu, dan bukti pembuatannya. Bukti visual yang jelas dari penggunaan api di lokasi tidak ditemukan oleh penggalian. 

“Tidak ada bukti visual fitur yang berhubungan dengan panas pada bahan ini, yaitu, tanah memerah, tutup pot, perubahan warna atau adanya kilau pada alat batu, melengkung, retak, susut, atau perubahan warna pada sisa-sisa fauna,” kata peneliti.

Para peneliti mengembangkan metode pembelajaran mendalam untuk digunakan AI untuk mengungkap bukti itu hari ini. Inisiatif ini berfokus pada mengidentifikasi bagaimana api berdampak pada sampel batu api yang telah dipanaskan hingga suhu ekstrem di lab. 

Artefak dari Tambang Evron kemudian dapat menunjukkan jejak api yang sama berkat AI

AI mampu membedakan antara potongan batu api kontemporer yang terbakar dan tidak terbakar dan bahkan menunjukkan suhu saat mereka terbakar.

Dengan demikian, para peneliti memperoleh "termometer" baru yang akurat. Mereka dapat melihat bahwa peralatan tersebut telah dipanaskan hingga suhu 1.112 derajat Fahrenheit di lokasi Tambang Evron (600 derajat Celcius). 

Ketika dievaluasi menggunakan metode yang lebih konvensional, tulang hewan menunjukkan tanda-tanda telah dimasak pada suhu dalam kisaran yang sama. Ada juga rusa, cervid, auroch, kuda nil, dua jenis belalai, dan suid di antara mereka.

Pembuat api atau pencari api?

Para ilmuwan mengakui bahwa mungkin ada hipotesis lain tentang bagaimana peralatan dan sisa-sisa hewan dimasak pada suhu setinggi itu. Misalnya, kebakaran hutan masih bisa menjadi biang keladinya. 

Namun, mereka mengatakan bahwa penemuan begitu banyak barang di satu tempat adalah penting karena ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bekerja dan memasak di sana sering karena cara artefak itu diatur ketika mereka pertama kali ditemukan pada tahun 1970-an.

Pada akhirnya pertanyaan mengenai kapan manusia menjinakkan api dapati terjawab oleh satu juta tahun yang lalu, hal ini mungkin akibat sambaran petir, manusia purba menggunakan api. 

 

Namun pertanyaan berikutnya mengenai kapan menemukan cara mengelolanya dapat terjawab oleh penyelidikan berbasis AI, yang diterbitkan pada Juni 2022, dimana ini menemukan bukti bahwa manusia pertama kali memanfaatkan api sejuta tahun yang lalu.

 
Berita Terpopuler