Panduan Singkat Haji, Apa Saja yang Dilakukan Jamaah? 

Pada tahun ini, ibadah haji akan berlangsung pada 7-12 Juli 2022.

Republika
Ilustrasi Jamaah haji dan umroh pakai masker di masa pandemi covid-19
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JEDDAH -- Haji adalah ibadah tahunan ke kota suci Makkah yang dilakukan oleh jutaan Muslim di seluruh dunia. Ibadah haji biasanya dilaksanakan pada bulan ke-12 dalam kalender Islam yang disebut Dzulhijjah, tepatnya pada hari kedelapan sampai hari ke-13. 

Baca Juga

Pada tahun ini, ibadah haji akan berlangsung pada 7-12 Juli 2022. Jamaah yang mengikuti proses ibadah ini adalah umat Islam yang mampu secara finansial.

Tahun ini, satu juta peziarah akan berduyun-duyun ke kota suci Makkah. Sebanyak 85 persen dari mereka bepergian dari luar negeri untuk pertama kalinya setelah jeda dua tahun lantaran adanya pandemi Covid-19 dan pembatasan petugas yang mencegah mereka melakukan ibadah.

Untuk memastikan perjalanan yang lancar dan aman bagi para peziarah, pemerintah Saudi telah mengumumkan serangkaian persyaratan masuk. Di antaranya, jamaah yang ingin menunaikan ibadah haji harus berusia di bawah 65 tahun dan telah divaksinasi lengkap terhadap Covid-19 dengan booster. 

Dilansir dari Arabnews, mereka juga harus menunjukkan tes PCR negatif yang diambil 72 jam sebelum keberangkatan ke Kerajaan, dan prioritas akan diberikan kepada mereka yang belum pernah melakukan ibadah haji.

 

Panduan Haji 2022

Mengikuti Nabi Muhammad selama 14 abad, para  jamaah haji akan memulai perjalanan mereka dengan melaksanakan Ihram, yang merupakan tindakan suci gabungan Niyyah dan Talbiyah yang diperlukan untuk melakukan haji. Niyyah adalah niat untuk melakukan suatu ibadah, sedangkan Talbiyah adalah doa khusus yang diucapkan dalam permohonan untuk mencapai Ihram.

Setelah memasuki Makkah, jamaah kemudian melakukan tawaf selamat datang, mengelilingi Ka'bah tujuh kali berlawanan arah jarum jam, dimulai dari Hajar Aswad. Mereka kemudian menuju ke bukit Safa dan Marwah, di mana mereka melakukan sai, yaitu bolak-balik antara dua bukit tujuh kali. 

Setelah itu, jamaah kemudian melakukan perjalanan ke Mina, area seluas 20 kilometer persegi yang berada sekitar lima kilometer dari Masjidil Haram Makkah, pada hari kedelapan Dzulhijjah, juga dikenal sebagai Hari Tarwiyah, di mana mereka akan tinggal dan mengisi siang dan malam mereka dengan doa dan permohonan, istirahat dan minum air sebelum perjalanan panjang dan berbahaya mereka.

Pada hari kedua haji, jamaah kemudian melakukan perjalanan ke bukit Arafah, yang jauhnya mencapai 20 kilometer. Hari Arafah adalah hari di mana semua jamaah haji melakukan puncak ritual haji dengan melakukan wukuf di Arafah. 

 

 

Saat wukuf di Arafah, jamaah akan memperbanyak zikir, doa, istighfar, dan introspeksi diri. Hari Arafah dianggap sebagai hari paling kritis bagi para jamaah dan jutaan orang yang tidak melaksanakannya. Karena, hari ini lah yang dapat menghapus dosa-dosa sebelumnya dan yang akan datang, serta merupakan hari terbaik untuk beribadah dan berdoa. 

Setelah matahari terbenam, jamaah kemudian turun dari bukit Arafah dan pergi ke Muzdalifah untuk shalat Isya. Lalu, jamaah mengumpulkan kerikil yang tidak lebih besar dari ukuran ujung jari dan beristirahat sampai tengah malam atau fajar. Setelah itu, mereka akan melakukan perjalanan panjang kembali ke Mina untuk langkah terakhir haji, yaitu melempar jumrah Aqabah. 

Pada hari ketiga haji atau saat Idul Adha, jamaah akan melempari Jamarat Aqabah atau tiang besar, tempat Nabi Ibrahim melemparkan tujuh kerikil ke arah setan. Setelah melakukannya, jamaah laki-laki mencukur rambuat mereka atau tahallul. Sedangkan perempuan memotong rambut sepanjang ujung jari untuk memperingati akhir haji.

Selama tiga hari atau yang dikenal sebagai Hari Tasyrik, jamaah haji akan tinggal di Mina dan melakukan rajam dua tiang lainnya, yaitu Jamarat Wusta dan Jamarat Sughra.

Dengan persiapan bertahun-tahun menjelang pertemuan massal, otoritas Arab Saudi melakukan perencanaan besar setiap tahun untuk mengendalikan kerumunan, membagi sejumlah besar jamaah ke dalam beberapa kelompok dan menetapkan waktu dan rute khusus untuk menuju tempat melempar jumrah.

Ribuan sukarelawan, militer, penegak hukum, dan tenaga kesehatan akan berada di lapangan untuk membantu para jamaah. Mereka melakukan tugas suci untuk melayani para tamu Allah dalam perjalanan paling suci bagi seorang Muslim.

 

 

Dengan memanfaatkan teknologi, otoritas haji Saudi memasukkan ID pintar jamaah lagi tahun ini untuk membuat perjalanan jamaah lebih mudah dan untuk memastikan kedatangan mereka lebih cepat sampai ke lokasi dan tenda mereka, baik di Mina atau Arafah. Sebuah robot dengan layar sentuh juga tersedia untuk menjelaskan ibadah haji dalam 11 bahasa.

Kementerian Haji dan Umrah, bekerja sama dengan Otoritas Umum Wakaf meluncurkan 13 e-manual terperinci yang menawarkan saran kepada jamaah haji dari seluruh dunia tentang berbagai topik dalam 14 bahasa, termasuk Prancis, Turki, Persia, Urdu, Rusia, dan Amharik, yang kompatibel dengan semua sistem operasi telepon dan dapat dicapai dengan mengunjungi guide.haj.gov.sa.

 

Dalam sebuah video yang dibagikan di Twitter, Kementerian Haji dan Umrah menjelaskan, “E-manual panduan haji ini bersifat interaktif, dan mencakup arahan Syariat dan hukum Islam, prosedur, organisasi, dan kesehatan yang dibutuhkan jamaah selama perjalanan haji mereka.”

 
Berita Terpopuler